JAMBIDAILY.COM – Sineas muda Jambi Reza Fender Rizky yang saat ini sebagai jurnalis aktif di Kota Jambi merasa tergelitik atas fenomena sosial dan ancaman ekploitasi anak.
Melalui karyanya sebagai Produser sekaligus penulis naskah, Reza Fender mencoba memproduksi film LANA dengan membawa pesan-pesan kritis sosial dan pesan moral.
Selain kritik sosial, edukasi dalam film ini sang sineas mengeksplore kekayaan dan keindahan alam kota Jambi dengan latar belakang spot-spot kawasan wisata Kota Jambi, seperti Tugu Keris Siginjai, Danau Sipin, dan Hutan Kota.
Proses syuting dijadwalkan dimulai pada hari ini Senin, 25 Agustus 2025, dengan melibatkan 30 talen.
Dilansir dari mediapartner jambidaily.com (bicarajambi.com), inilah sinopsis film berdurasi 60 menit tersebut.
Film ini berkisah tentang Lana, seorang remaja yang baru lulus sekolah dan tengah mencari jati diri. Ia tinggal bersama keluarganya: ayahnya Rudi, seorang Ketua RT baru, ibunya Bu Lesti, adik perempuannya Nadya, serta pamannya Al Fatih, seorang jurnalis di RAMS TV.
Perjalanan Lana dan pamannya membawa mereka pada kenyataan pahit: banyak anak-anak yang dipaksa mengamen dan mengemis di lokasi wisata seperti Tugu Keris Siginjai, Danau Sipin, dan Hutan Kota Jambi.
Sebagian dari mereka menjadi korban eksploitasi oleh orang tua atau preman. Film ini menyampaikan kritik sosial melalui beberapa pesan moral utama:
Pentingnya menjaga keluarga dan lingkungan sekitar
Ajakan untuk tidak memberi uang kepada pengamen dan pengemis anak
Kritik terhadap praktik judi online dan buang sampah sembarangan
Seruan untuk melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi
Meski bersifat fiktif, cerita film “LANA” berdasarkan fenomena nyata yang terjadi di Kota Jambi, menjadikannya sangat relevan secara sosial dan kultural. ***
sumber: bicarajambi.com













