JAMBIDAILY.COM – Di bawah terik matahari Camp Wihdat, Amman, antrean panjang mulai terbentuk. Anak-anak kecil menggenggam tangan ibu mereka, menunggu giliran menerima bingkisan.
Dari kejauhan, wajah-wajah lelah itu berubah berbinar ketika relawan asal Indonesia menyodorkan paket makanan.
Hari itu, Rabu (20/8/2025), menjadi hari pertama Delegasi Aksi Peduli Palestina Laznas PPPA Daarul Qur’an bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang menyalurkan amanah donasi Rakyat Indonesia.
Sebanyak 250 food box dan hot meal dibagikan kepada para pengungsi Palestina yang sudah bertahun-tahun hidup di tenda-tenda sederhana.
“Bagi kita, mungkin hanya sekotak makanan. Tapi bagi mereka, ini adalah pengingat bahwa ada saudara jauh di Indonesia yang peduli,” kata Ustadz Muhammad Anwar Sani, Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara.
Misi ini bukan perjalanan singkat. Delegasi berangkat sejak Selasa (19/8) dan terlebih dahulu berkoordinasi dengan KBRI untuk Palestina dan Yordania. Dari Jakarta hingga Amman, semangat mereka sama, menyampaikan uluran tangan dari rakyat Indonesia bagi Palestina.
Keesokan harinya, Kamis (21/8), langkah kemanusiaan berlanjut ke Camp Jabal Nadhif. Sebanyak 250 paket tambahan kembali dibagikan. Anak-anak kembali riang, bahkan ada yang tak sabar membuka kotak makanan dan menikmatinya di bawah bayangan pohon.
Tak berhenti di situ, tim juga menyiapkan 768 paket pangan yang akan dikirim ke Gaza melalui jalur udara dengan dukungan Uni Emirat Arab dan Kerajaan Yordania. Di sela penyaluran, delegasi menyempatkan diri mengunjungi King Hussein Cancer Center, memberikan santunan bagi anak-anak Palestina penderita kanker.
Bagi para relawan, perjalanan ini bukan sekadar distribusi logistik. Mereka menyaksikan langsung bagaimana pengungsi bertahan hidup dengan segala keterbatasan. Selimut lusuh, ruang sempit, dan keterbatasan akses kesehatan menjadi realitas sehari-hari.
Namun di balik itu, ada senyum-senyum yang tak ternilai. “Senyum anak-anak yang memeluk bingkisan mereka adalah bukti nyata bahwa cinta tidak mengenal jarak,” ujar Anwar Sani, yang juga Rektor Institut Daarul Qur’an.
Di akhir misi, total bantuan yang disalurkan mencapai 500 food box, 100 selimut, 100 santunan, dan 768 paket pangan untuk Gaza. Angka itu mungkin terdengar teknis, tetapi di lapangan setiap kotak bantuan adalah harapan.
Dari Wihdat hingga Jabal Nadhif, kepedulian masyarakat Indonesia menembus batas negara. Bagi para pengungsi Palestina, Indonesia bukan sekadar nama jauh di peta, melainkan sahabat yang hadir di tengah kesunyian mereka.
“Langkah kecil ini semoga menjadi energi besar untuk menguatkan persaudaraan lintas batas,” pungkas Anwar Sani. ***
ril/cpt/ Editor : Hery Rawas













