Oleh : Dr. Noviardi Ferzi *
KINERJA saham perbankan nasional, khususnya bank-bank BUMN atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), sangat erat kaitannya dengan arus dana pemerintah.
Setiap kali pemerintah memperbesar penempatan dananya di bank Himbara, pasar modal langsung merespons positif. Likuiditas bank bertambah, kapasitas ekspansi kredit meningkat, dan potensi laba melonjak. Fenomena ini dapat dijelaskan baik melalui teori keuangan maupun temuan empiris terkini.
Secara teori, kebijakan penempatan dana pemerintah dapat dipandang sebagai signal positif bagi pasar. Dalam kerangka signaling theory, pengumuman dukungan dana negara memberi pesan ke investor bahwa pemerintah memperkuat stabilitas dan likuiditas bank, sehingga risiko sistemik menurun dan prospek keuntungan meningkat. Hal ini sejalan dengan expectation theory, di mana ekspektasi investor terhadap prospek masa depan langsung tercermin pada pergerakan harga saham.
Dari perspektif liquidity theory, dana pemerintah yang ditempatkan pada bank akan memperbesar kapasitas likuiditas, menurunkan cost of fund, dan meningkatkan margin bunga bersih (NIM). Teori event study juga menunjukkan bahwa pengumuman kebijakan penting, seperti penempatan dana triliunan rupiah di bank, akan menghasilkan abnormal returns pada saham sektor perbankan.
Pengalaman empiris di Indonesia memperkuat teori ini. Ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan rencana pemindahan dana pemerintah Rp 200 triliun dari Bank Indonesia ke bank Himbara pada September 2025, pasar saham merespons cepat.
Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) naik 6,83 persen ke Rp 4.380 per saham dengan nilai transaksi Rp 308,47 miliar. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menguat 4,90 persen ke Rp 4.070 per saham, sementara Bank Mandiri (BMRI) terkerek 2,95 persen ke Rp 4.530. Bahkan Bank Tabungan Negara (BBTN), yang kapitalisasinya lebih kecil, melonjak 6,67 persen ke Rp 1.360 per saham (DetikFinance, 2025; Katadata, 2025).
Fenomena ini konsisten dengan berbagai riset akademis. Studi Financial Innovation (2024) menunjukkan bahwa intervensi kebijakan moneter yang menambah likuiditas perbankan berpengaruh positif terhadap saham bank di pasar modal global. Bales dan Burghof (2022) juga menemukan bahwa respon cepat pemerintah dalam menyediakan dukungan likuiditas berpengaruh signifikan pada kenaikan return saham perbankan di 36 negara.
Dalam konteks Indonesia, penelitian Akhmadi, Prahananto, dan Wati (2022) mengenai penempatan dana pemerintah di Bank Jateng membuktikan bahwa skema ini efektif mendukung UMKM dan memperkuat peran bank mitra dalam pemulihan ekonomi nasional.
Dari sini terlihat jelas bahwa strategi jitu menarik dana pemerintah ke bank Himbara harus ditempuh dengan tiga langkah. Pertama, bank Himbara harus memosisikan diri sebagai mitra utama pemerintah dalam menyalurkan pembiayaan prioritas, seperti hilirisasi industri, pangan, infrastruktur, dan UMKM. Kedua, pemerintah perlu mengonsentrasikan dana idle APBN dan BUMN di Himbara agar menjadi bantalan modal, menurunkan biaya dana, dan memperlebar NIM. Ketiga, strategi komunikasi publik harus diperkuat, karena pengumuman transparan terbukti memberi dampak positif pada persepsi investor.
Dengan likuiditas besar yang datang dari penempatan dana pemerintah, risiko sistemik menurun, rasio kecukupan modal meningkat, dan peluang ekspansi kredit meluas. Pasar membaca semua itu sebagai prospek kenaikan laba, yang ujungnya tercermin pada kenaikan harga saham. Investor paham betul, di negara berkembang seperti Indonesia, “big money follows government.”
Dengan sinergi yang tepat antara direksi Himbara, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia, saham bank pelat merah bukan hanya terjaga, melainkan berpotensi terus meroket.
Daftar Pustaka
Akhmadi, Prahananto, & Wati. (2022). Dampak Kebijakan Penempatan Dana Pemerintah pada Bank Jateng terhadap UMKM. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 37(2), 145–160.
Bales, S., & Burghof, H. (2022). Pandemic waves, government response, and bank stock returns: Evidence from 36 countries. Journal of International Financial Markets, Institutions & Money, 78, 101552. https://doi.org/10.1016/j.intfin.2022.101552
DetikFinance. (2025, September). Menkeu Purbaya buat saham Himbara menari hari ini. Diakses dari https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-8106781/menkeu-purbaya-buat-saham-himbara-menari-hari-ini
Katadata. (2025, September). IHSG sesi I naik 0,86%, saham bank Himbara ceria. Diakses dari https://katadata.co.id/finansial/bursa/68c2656dd8c8b/ihsg-sesi-i-naik-0-86-saham-bank-himbara-bbri-bmri-dan-bbtn-ceria
Li, X., Xu, Y., & Zhang, T. (2024). The impact of monetary policy interventions on banking sector stocks: An empirical investigation of the COVID-19 crisis. Financial Innovation, 10(1), 37. https://doi.org/10.1186/s40854-024-00677-2
Saputra, L., Nikensari, S. I., & Pratama, A. (2023). Faktor-faktor yang mempengaruhi dana pihak ketiga bank umum di Indonesia (KBMI III & IV). Jurnal Ekonomi dan Perbankan Indonesia, 22(1), 45–60.













