Oleh :Nazarman
JAMBI DAILY. COM– Kursi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Merangin tengah menjadi sorotan publik. Siapa yang akan dipercaya Bupati untuk memimpin dinas strategis dengan anggaran jumbo itu?
Sejumlah nama mulai mengemuka. Setidaknya ada tiga pejabat internal yang dinilai memenuhi syarat, baik dari sisi teknis maupun pengalaman birokrasi.
Pertama, Aria Koswara, saat ini menjabat Plt Kepala Bidang Bina Marga. Aria dikenal menguasai teknis jalan dan jembatan, infrastruktur yang paling banyak menyedot anggaran APBD. Meski masih berstatus pelaksana tugas, Aria dinilai punya potensi karena rekam jejaknya panjang di bidang lapangan.
Kedua, Sawali, pejabat definitif yang kini menjabat Kabid Sumber Daya Air. Pengalaman Sawali mengelola irigasi, pengendalian banjir, dan sumber air baku membuatnya punya keunggulan di sektor vital yang kerap menjadi prioritas pemerintah pusat.
Ketiga, Sibas, saat ini menjabat Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP). Berbeda dengan dua nama sebelumnya, Sibas lebih menonjol pada aspek administrasi dan tata kelola pengadaan barang dan jasa. Pemahamannya soal regulasi tender membuat sebagian pihak menilai ia bisa menjadi pilihan alternatif, mengingat PUPR kerap disorot karena rawan konflik pengadaan.
Namun, di luar nama-nama internal itu, beredar pula isu bahwa kursi Kadis PUPR Merangin akan diisi oleh pejabat dari luar daerah. Figur yang disebut-sebut adalah mantan Kepala Dinas PU Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Meski masih sebatas kabar angin, spekulasi ini memunculkan tanda tanya besar: apakah Bupati akan lebih percaya figur impor ketimbang pejabat internal?
Ketiganya memiliki kesamaan: berlatar belakang teknis. Tapi, siapa yang paling layak? Jawabannya bukan sekadar soal keahlian teknis. Publik menanti sosok yang punya integritas, kemampuan manajerial, serta keberanian menjaga transparansi di tengah derasnya intervensi politik dan kepentingan proyek.
Kini bola berada di tangan Bupati. Apakah kursi panas Kadis PUPR akan jatuh ke pejabat lokal yang paham seluk-beluk dinas, atau justru ke figur luar dengan segala konsekuensinya?. ***











