EKBISJURNAL PUBLIK

Daur Ulang Plastik Sebagai Solusi Strategis Konstruksi Murah dan Ramah Lingkungan

×

Daur Ulang Plastik Sebagai Solusi Strategis Konstruksi Murah dan Ramah Lingkungan

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ir. Martayadi Tajuddin, MM*)

MASALAH limbah plastik menjadi fenomena global yang tak bisa dipandang sebelah mata. Di Provinsi Jambi, tantangan ini makin kompleks.

Data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi (2024) menunjukkan, setiap tahun sekitar 200 ribu ton limbah plastik dihasilkan, namun tingkat daur ulang masih di bawah 10 persen.

Akibatnya, sampah plastik menumpuk di lingkungan, bisa mencemari sungai dan merusak ekosistem, sekaligus menjadi beban bagi pengelolaan sampah daerah.

Sementara itu, kebutuhan akan material konstruksi yang murah dan berkualitas terus meningkat, terutama dalam rangka memenuhi target pembangunan perumahan rakyat dan infrastruktur.

Harga material seperti pasir dan semen kian merangkak naik karena keterbatasan sumber daya dan logistik. Kondisi ini membuka peluang besar bagi inovasi teknologi daur ulang plastik sebagai bahan konstruksi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis. Teknologi ini, yang mengubah limbah plastik menjadi material seperti paving block, panel fasad, dan agregat beton, bukan sekadar solusi lingkungan tapi juga efisiensi biaya konstruksi.

Penelitian di Indonesia, termasuk studi oleh Surya dkk. (2022), telah membuktikan bahwa paving block dari plastik daur ulang memiliki kekuatan tekan yang memadai untuk kondisi tropis, sekaligus tahan terhadap erosi air dan suhu tinggi. Ini adalah sinergi ideal antara keberlanjutan dan kebutuhan pembangunan.

Namun, adopsi teknologi ini di Jambi masih tersendat. Regulasi yang memadai belum sepenuhnya hadir, dan infrastruktur pengolahan limbah plastik masih minim. Kurangnya koordinasi antara dinas, akademisi, dan sektor swasta menjadi kendala nyata yang harus diatasi.

Di sinilah sektor swasta, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dapat mengambil peran strategis. Dengan berinvestasi dalam fasilitas pengolahan dan riset bersama, perusahaan bisa membantu menciptakan ekosistem inovasi sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.

Tidak hanya di Jambi, beberapa daerah lain sudah membuktikan efektivitas kolaborasi ini. Di Sumatera Barat, program bersama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta telah mengembangkan paving block berbasis plastik daur ulang yang sukses diaplikasikan di Padang, mengurangi limbah sekaligus memperkuat ekonomi lokal (Surya et al., 2022).

Di Kalimantan Timur, sinergi serupa menghasilkan ribuan meter persegi panel dan paving block yang kini dipakai dalam pembangunan infrastruktur publik, dengan dukungan insentif fiskal dari pemerintah daerah (Achidah et al., 2024).

Dari pengalaman ini, jelas bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan akademisi adalah kunci sukses dalam menerapkan teknologi daur ulang plastik untuk konstruksi. Jambi, dengan potensi limbah plastik dan kebutuhan pembangunan yang besar, memiliki peluang emas untuk mengambil langkah serupa.

Pemerintah harus segera menginisiasi regulasi yang memfasilitasi penggunaan material ramah lingkungan ini, sekaligus memberikan insentif yang menarik bagi investor. Sektor swasta pun harus menyadari bahwa investasi di bidang ini bukan hanya soal memenuhi kewajiban CSR, melainkan juga menciptakan nilai tambah dan keberlanjutan jangka panjang.

Pendekatan ini sejalan dengan konsep Circular Economy yang diusung secara global, di mana limbah bukan dianggap sebagai beban, melainkan sumber daya yang harus diolah dan digunakan kembali untuk menjaga keberlanjutan (Ellen MacArthur Foundation, 2020). Dalam konteks Jambi, teknologi daur ulang plastik dapat menjadi bagian dari solusi praktis untuk mengatasi dua masalah besar sekaligus: pencemaran lingkungan dan keterbatasan material konstruksi.

Menyongsong Hari Perumahan Nasional (Harpenas), momentum ini harus dijadikan panggilan bagi seluruh pemangku kepentingan di Jambi untuk mengubah paradigma pembangunan. Dari sekadar bergantung pada bahan konvensional yang mahal dan lingkungan yang terancam, menuju sistem pembangunan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan. Rumah yang layak, ramah lingkungan, dan terjangkau bukan lagi mimpi jika kita mampu menyatukan visi dan aksi.

Jika Jambi gagal memanfaatkan teknologi ini, bukan hanya kerugian ekonomi yang akan kita tanggung, tetapi juga kerusakan lingkungan yang akan semakin parah. Sebaliknya, dengan keberanian dan kolaborasi, Jambi bisa menjadi pionir di Sumatera dalam pembangunan yang menghargai lingkungan dan menjunjung nilai keberlanjutan.

Daftar Pustaka :

1. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi. (2024). Data Pengelolaan Sampah dan Limbah Plastik.
2. Surya, A., dkk. (2022). Pemanfaatan Plastik PET sebagai Agregat Halus dalam Paving Block. Jurnal Ecosystem, Universitas Bosowa.
3. Achidah, F., dkk. (2024). Pengembangan Material Komposit Plastik Daur Ulang untuk Konstruksi. Jurnal Komposit, Universitas Balikpapan.
4. Ellen MacArthur Foundation. (2020).Circular Economy in Construction.
5. Katadata. (2024). Tumpukan Sampah Plastik Capai 12,87 Juta Ton per Tahun.

(*) Penulis adalah Akademisi dan Pengamat Kebijakan Publik Berkelanjutan