JAMBIDAILY.COM – Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menghadiri sesi retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada Minggu (26/10/2025).
Dalam pernyataannya, Kepala Negara menegaskan bahwa persatuan dan sentralitas ASEAN merupakan fondasi utama dalam menjaga stabilitas dan kemandirian kawasan di tengah meningkatnya ketegangan global.
“Dunia saat ini terpecah belah. Persaingan semakin tajam, kepercayaan memudar, dan tatanan global kehilangan keseimbangan. Dalam lingkungan seperti ini, ASEAN harus tetap bersatu. Persatuan dan sentralitas bukan sekadar kata-kata kunci. Tanpanya, kita berisiko dipecah belah oleh kekuatan yang lebih besar,” ujar Presiden Prabowo, dilansir infopublik.id. Selasa 28 Oktober 2025.
Presiden RI menekankan bahwa kekuatan ASEAN tidak terletak pada konfrontasi, melainkan pada kemampuan membangun keterlibatan yang konstruktif dan inklusif. Melalui pendekatan ini, ASEAN dinilai mampu mengatasi berbagai tantangan di masa lalu dan menjadi teladan dalam diplomasi kawasan.
“Itulah cara ASEAN yang dipandu oleh dialog, kesabaran, dan saling menghormati. Melalui pendekatan inilah kita telah mengatasi tantangan di masa lalu, dan melalui semangat yang sama kita harus terus bergerak maju,” lanjutnya.
Dalam konteks keamanan maritim, Presiden Prabowo menyoroti pentingnya suara kolektif ASEAN dalam menegakkan prinsip hukum laut internasional. Ia menekankan bahwa seluruh negara anggota harus berkomitmen untuk menegakkan Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) 1982 dan mempercepat penyusunan kode etik maritim yang efektif dan substantif pada tahun mendatang.
“Kita harus terus bersuara satu untuk menegakkan UNCLOS 1982 dan mengupayakan penyelesaian awal kode etik yang efektif serta substantif tahun depan,” katanya.
Menutup pernyataannya, Presiden Prabowo mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan global. Ia menegaskan bahwa persatuan ASEAN bukan sekadar slogan, melainkan jalan menuju masa depan yang damai dan sejahtera.
“Jika kita terpecah belah, kita kehilangan kredibilitas. Jika kita bersatu, kita tidak bisa diabaikan. Indonesia siap menapaki jalan ini bersama demi perdamaian, demi kesejahteraan, dan demi rakyat kita,” tegas Kepala Negara. ***
ifp.id/BPMI Setpres/


