JAMBIDAILY.COM – Pertamina terus menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).
Seperti yang dilakukan Pertamina Patra Niaga Sumbagsel mendorong publikasi keberhasilan Program CSR Pertamina untuk UMKM Berlian Progo di Yogyakarta dengan memboyong 55 wartawan dari Sumsel, Lampung, Babel, Bengkulu dan Jambi dalam rangkaian Media Gathering 2025, Rabu 05 Oktober 2025.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menyampaikan apresiasi kepada kelompok UMKM Berlian Progo yang telah menerima dengan baik dan aktif mengembangkan potensi lokal melalui kegiatan usaha produktif.
Pertamina berharap, keberhasilan kelompok binaan ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat di daerah lain.
“Kami berharap teman-teman media dapat membantu mempublikasikan program-program CSR Pertamina agar masyarakat tahu bahwa banyak program besar yang nyata manfaatnya,” ujar pria yang dikenal dekat dengan awak media tersebut.
Pertamina juga berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan UMKM dan komunitas binaan melalui pelatihan, pendampingan, serta dukungan sarana produksi.
Program seperti ini diharapkan mampu memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Humas dan Marketing UMKM Berlian Progo,Ester, menceritakan, awalnya, pada tahun 2020 kami bertemu dengan pihak Pertamina.
Saat itu sebenarnya kami sudah sering berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan bersama ibu-ibu di lingkungan ini.
Ketika pihak Pertamina datang, mereka menawarkan suatu program CSR yang awalnya kami ragukan, apakah bisa ? apakah kami yang hanya ibu rumah tangga ini mampu menjalankannya? Namun, pihak Pertamina meyakinkan kami bahwa kami bisa.
Dari situ, akhirnya lahirlah kerja sama yang kemudian berkembang menjadi kegiatan produktif seperti sekarang.
Program yang ditawarkan ini berfokus pada potensi lokal yang mungkin selama ini dianggap tidak bernilai. Misalnya, tempe koro — tempe yang dibuat dari kacang koro, bukan kedelai.
Banyak orang pada awalnya meragukan, karena masyarakat sudah terbiasa dengan tempe kedelai.
Tapi kami melihat peluang di situ, karena kacang koro justru punya keunggulan dan manfaat tersendiri.
Pertamina melalui program CSR-nya memberikan berbagai pelatihan kepada kami , mulai dari cara membuat tempe, mengolah bahan, hingga penggunaan alat-alat produksi.
Mereka juga memberikan bantuan peralatan agar kami bisa benar-benar mempraktikkan apa yang sudah diajarkan.
Peserta yang bergabung awalnya ada sekitar 20 orang, namun yang bertahan dan konsisten hingga kini berjumlah 12 orang.
Kami sadar bahwa hasil tidak bisa didapat secara instan.
Proses di awal memang berat. Kami harus meyakinkan diri sendiri dan juga teman-teman ibu-ibu lain bahwa usaha ini punya masa depan. Saat itu, sebagian besar dari kami hanya memiliki usaha rumah tangga kecil. Maka, butuh waktu dan kesabaran untuk belajar dari nol.
Setelah bisa membuat tempe, kami mulai menjualnya ke warung-warung sekitar.
Namun, tantangannya cukup besar karena tempe koro belum dikenal masyarakat. Banyak yang ragu untuk membeli. Dari situ kami belajar berinovasi, bagaimana agar produk kami lebih menarik dan bisa diterima pasar.
Akhirnya lahirlah ide untuk membuat kripik tempe. Awalnya hasilnya belum sempurna kripik tempenya keras, kurang cocok untuk sebagian orang.
Tapi setelah terus mencoba dan berinovasi, kami akhirnya menemukan resep yang pas, dengan rasa yang enak dan tekstur yang renyah.
Kami juga belajar membuat kemasan yang lebih menarik, semua berkat bantuan fasilitas dari Pertamina yang sangat mendukung UMKM binaannya.
Tidak berhenti di situ, kami mengembangkan produk lain seperti tempe bacem frozen dan cookies cokelat tempe, yang ternyata sangat disukai anak-anak muda. Dari proses pembuatan itu pun lahir produk turunan lain, seperti susu kedelai, yang kami hasilkan dari bahan sisa olahan.
Untuk bahan baku, kami memanfaatkan potensi lokal di sekitar bantaran Sungai Progo, lahan tersebut ditanami tanaman koro pedang.
Tanaman ini unik, bentuknya panjang seperti pedang, dan ternyata memiliki nilai jual yang baik. Kacangnya berwarna putih bersih setelah dikupas, dan kualitasnya kami seleksi dengan ketat.
Alhamdulillah, berkat kerja keras bersama dan dukungan dari Pertamina, kini Berlian Progo semakin maju. Kami tidak hanya membuat produk, tetapi juga belajar manajemen usaha, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Ini memasuki tahun kelima kami didukung pertamina,” pungkasnya.













