KESEHATAN & OLAHRAGA

Nasib Siti Mariam, Berobat Karena Mata Kabur Justru Pulang Dalam Kondisi Buta

×

Nasib Siti Mariam, Berobat Karena Mata Kabur Justru Pulang Dalam Kondisi Buta

Sebarkan artikel ini

JAMBIDAILY.COM– Siti Mariam (26), warga Desa Rantau Alai, Kecamatan Batang Mesumai, Merangin, Jambi, mengalami nasib tragis setelah berobat untuk mengatasi gangguan penglihatan. Alih-alih membaik, kedua matanya justru tidak lagi dapat melihat usai mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Raudah, Pematang Kandis, Bangko.

Peristiwa ini terjadi pada Senin (03/11/2025). Siti Mariam awalnya memeriksakan mata kanan yang kabur ke Puskesmas Kederasan Panjang, Kecamatan Batang Mesumai. Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan kelainan sehingga Puskesmas memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit Raudah untuk ditangani dokter spesialis mata.

“Awalnya saya periksa karena mata kanan kabur. Setelah dicek di Puskesmas, saya dirujuk karena butuh dokter spesialis. Mata kiri saya saat itu masih normal,” ujar Siti Mariam kepada media ini.

Setibanya di RS Raudah, ia langsung diperiksa oleh dokter spesialis mata, dr. Djrizal. Setelah pemeriksaan singkat, ia diberi obat tetes mata yang harus digunakan saat itu juga.

Namun tak lama setelah menggunakan obat tersebut, tepatnya ketika baru tiba di area parkir rumah sakit, penglihatannya mendadak gelap total.

“Baru sampai parkir, tiba-tiba kedua mata saya gelap. Mata kiri yang tadinya sehat juga tidak bisa melihat apa pun, apalagi mata kanan,” ungkapnya.

Kebutaan itu kini sudah dialami selama dua minggu. Keluarga mengaku telah mencoba menemui dokter kembali saat kejadian, namun dokter sudah tidak berada di tempat.

Kakak kandung korban, Hendri, mengaku sangat terpukul atas kondisi yang dialami adiknya.

“Kami membawa adik saya untuk berobat, bukan untuk pulang dalam keadaan buta. Dia masih melihat ketika berangkat, sekarang kedua matanya gelap total,” kata Hendri.

Ia menegaskan bahwa keluarga tidak menuntut apa pun selain kejelasan.

“Kami tidak menuduh siapa-siapa. Kami hanya ingin tahu apa penyebabnya. Kalau prosedurnya sudah benar, tolong jelaskan. Jangan sampai keluarga menunggu tanpa kepastian,” ujarnya.


Tanggapan Direktur Rumah Sakit Raudah

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Direktur Rumah Sakit Raudah, dr. Amelia, MARS, membenarkan bahwa pada 3 November lalu Siti Mariam memang datang berobat dengan keluhan penglihatan kabur.

“Benar, pada tanggal 3 kemarin ada pasien yang berobat mengeluhkan matanya kabur. Dari hasil diagnosis, kondisinya memang cukup berat. Kemarin kami juga sudah bertemu pihak keluarga untuk memberi penjelasan lebih lanjut,” ungkap dr. Amelia.

Terkait dugaan kebutaan setelah penggunaan obat tetes mata, dr. Amelia memastikan bahwa prosedur medis yang dilakukan sudah sesuai standar.

“Terkait penggunaan obat mata, itu sudah sesuai SOP. Karena hasil pemeriksaan pertama tidak sesuai dengan gambaran klinis, dokter harus melakukan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan itu memerlukan obat tetes bernama Vitriatil, fungsinya untuk membuka pupil agar bagian dalam mata dapat terlihat jelas,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa detail diagnosis tidak dapat dipublikasikan karena merupakan bagian dari rekam medis pasien.

Ketika ditanya soal tanggung jawab rumah sakit, dr. Amelia menyebut bahwa sejak awal dokter sudah menyarankan agar pasien dirujuk.

“Pertanggungjawaban tentu sudah kami lakukan sejak hari pertama. Dokter sudah menyarankan rujukan karena dari diagnosis awal kami tidak bisa menangani lebih jauh. Hari ini kami juga sepakat bertemu kembali dengan keluarga dan dokter agar penjelasan lebih lengkap dapat diberikan,” tutupnya.(Nzr)