RAGAM

Dari Lereng Serampas ke Panggung Nasional: Kisah Dodi yang Menanam Mimpi

×

Dari Lereng Serampas ke Panggung Nasional: Kisah Dodi yang Menanam Mimpi

Sebarkan artikel ini

Jejak seorang pemuda desa yang percaya bahwa mimpi tak pernah memilih tempat lahirnya.

JAMBIDAILY.COM — Di antara kabut tipis yang turun di lereng Serampas, ada seorang pemuda yang berani percaya bahwa mimpi dari desa pun layak terbang tinggi.
Namanya Dodi Kussapriadi, atau yang lebih akrab disebut Dodi Serampas. Dari tanah yang sunyi dan jauh dari hiruk pikuk kota, ia menanam harapan kecil yang kelak mengangkat nama daerah hingga ke panggung nasional.

Ketika Kopi Menjadi Doa yang Menguap ke Langit

Segala kisah besar sering berawal dari sesuatu yang sederhana. Bagi Dodi, itu adalah kopi, komoditas yang tumbuh dari tanah yang sama yang membesarkannya.

Saat ia dipercaya memimpin BUMDes Kopi Serampas, ia melihat lebih dari sekadar biji-bijian hitam yang mengisi karung-karung panen.
Ia melihat wajah-wajah petani, tangan yang kapalan, dan harapan yang lama terpendam.

Di bawah kepemimpinannya, BUMDes tidak hanya berjalan, tetapi hidup kembali.
Mutu pengolahan meningkat, nilai jual naik, dan para petani merasakan bahwa kerja keras mereka kini dihargai lebih layak.
Seolah setiap cangkir kopi Serampas yang terhidang membawa pesan tersendiri:
bahwa desa kecil di pegunungan Merangin ini punya peluang untuk bangkit dan didengar.

Dari kecintaan itulah lahir Pansi Coffee bukan sekadar brand, melainkan cerita tentang tanah kelahiran yang dibungkus dalam aroma dan rasa. Pansi Coffee melangkah jauh, menjangkau tangan-tangan yang belum pernah tahu tentang Serampas, namun kini jatuh cinta padanya.

Ketika Desa Menjadi Destinasi

Namun perjalanan Dodi tidak berhenti pada kopi. Ada panggilan lain yang ingin dijawabnya: pariwisata.

Ketika ia terlibat dalam pengembangan Farenza Garden, ia membawa serta keyakinan yang sama bahwa sesuatu yang tumbuh dari desa pun bisa memukau dunia luar.

Dengan kreativitas, kedisiplinan, dan pengabdian, Farenza Garden berubah dari lahan biasa menjadi destinasi wisata yang diperhitungkan.
Setiap sudutnya seolah dirawat oleh tangan yang memahami bahwa keindahan bukan hanya untuk dilihat, tetapi juga untuk dirasakan.

Cahaya Itu Datang di Tahun 2025

Tahun 2025 menjadi tonggak tak terlupakan.
Farenza Garden melangkah ke panggung Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards 2025 dan keluar sebagai pemenang.

Dalam gemerlap acara nasional itu, nama Serampas, Jangkat, dan Merangin bergema.
Destinasi yang lahir dari kerja keras pemuda desa kini berdiri sejajar dengan ikon wisata terbaik Indonesia.

Di balik pencapaian tersebut, ada seorang Dodi yang pernah bertanya dalam hatinya:
“Bisakah mimpi dari desa kecil ini didengar oleh negeri?”
Dan malam itu, negeri menjawab dengan tepuk tangan: bisa.

Untuk Para Pemuda yang Masih Ragu

“Kisah Dodi adalah bukti bahwa perubahan besar bisa bermula dari tempat kecil dan dari hati yang tulus,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Dari BUMDes Kopi Serampas, dari Pansi Coffee, hingga keberhasilan Farenza Garden di tingkat nasional, perjalanan Dodi adalah kisah tentang:

cinta pada kampung halaman,

keberanian bermimpi,

ketekunan saat jalan belum jelas,

dan keyakinan bahwa potensi desa tidak kalah dengan kota.

Semoga kisah ini menjadi nyala bagi para pemuda Merangin dan seluruh desa di Indonesia:
bahwa mimpi tidak pernah memilih tempat lahirnya,
tetapi selalu memilih siapa yang berani memeliharanya.(nzr)