JAMBIDAILY.COM – Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, menjadi saksi penting pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Periode 2025–2030, yang dirangkaikan dengan Seminar Nasional dan Rapat Kerja. Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh nasional, akademisi, praktisi, dan birokrat, serta para ahli ekonomi Islam terkemuka, termasuk Adiwarman A. Karim, yang dikenal sebagai salah satu pionir ekonomi syariah di Indonesia. Kegiatan berlangsung dengan sukses dan lancer.
Berdasarkan Surat Keputusan DPP IAEI Nomor: 001/SK/DPP-IAEI/XI/2025, susunan pengurus baru periode 2025–2030 adalah:
- Ketua Umum: Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA
- Ketua Harian: Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, QIP, CRGP, AMRP
- Sekretaris Jenderal: Sutan Emir Hidayat, SP, MBH, PhD
- Bendahara Umum: Dr. Herry Gunardi
Rangkaian acara dimulai dengan sambutan Ketua Umum IAEI, prosesi pelantikan, serta pidato pengarahan dari tokoh-tokoh nasional:
- Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Penasihat IAEI,
- Presiden Republik Indonesia
- Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ketua Umum IAEI.
Seminar Nasional bertema “Sinergi untuk Mewujudkan Indonesia Menjadi Pusat Ekonomi Islam Dunia” menghadirkan para prominent scholars:
- Dr. (HC) Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T. — “Membangun ekosistem ekonomi Islam berarti membangun fondasi ekonomi nasional yang kokoh dan berkelanjutan.”
- Agus Harimurti Yudhoyono — “Infrastruktur dan pembangunan kewilayahan harus menjadi tulang punggung keadilan ekonomi masyarakat.”
- Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra — “Regulasi yang kuat adalah kunci agar ekonomi Islam Indonesia mampu bersaing di tingkat global.”
- Prof. Dr. Rachmat Pambudy — “Master Plan Ekonomi Islam Indonesia adalah peta jalan menuju Indonesia Emas 2045.”
- Prof. Brian Yuliarto, Ph.D — “SDM unggul adalah modal utama. Sinergi pendidikan tinggi dengan industri akan melahirkan generasi ekonomi Islam yang berdaya saing.”
Kehadiran Tokoh Ekonomi Islam
Selain tokoh-tokoh nasional, acara ini juga dihadiri oleh Adiwarman A. Karim, pakar ekonomi syariah yang menekankan pentingnya inovasi dalam industri keuangan Islam. Dalam diskusinya, ia menyampaikan: “Ekonomi Islam harus adaptif terhadap perkembangan teknologi. Digitalisasi adalah pintu masuk untuk memperluas jangkauan dan memperkuat daya saing global.”
Peran Strategis IAEI
Sejak berdiri pada 2–3 Maret 2004, IAEI telah berkembang menjadi organisasi profesi strategis dengan lebih dari 300 jaringan di dalam dan luar negeri. Organisasi ini menghimpun akademisi, praktisi, dan birokrasi, serta berkomitmen mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam perekonomian nasional.
Visi besar IAEI adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global pada 2029, dengan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Pelantikan dan seminar kali ini menjadi tonggak penting dalam merumuskan arah strategis organisasi, memperkuat jejaring internasional, serta menyiapkan sumber daya manusia unggul. Pelantikan dan seminar nasional IAEI 2025 di Jakarta menjadi momentum bersejarah. Dengan kepemimpinan baru, dukungan tokoh nasional, serta komitmen kuat dari seluruh wilayah, IAEI meneguhkan langkah menuju Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia pada 2029.
Sebelumnya pada pertemuan di di rumah dinas Menteri Agama Nasaruddin Umar pada Minggu 9 November 2025m Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) melakukan Rapat Pleno Tim Formatur untuk melakukan transformasi struktural di bawah kepemimpinan baru. Rapat Pleno Tim Formatur ini dipimpin Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Rapat mengagendakan penyusunan perubahan struktural IAEI secara signifikan. Salah satu poin krusial yang dibahas adalah peluang menjajaki masuknya sejumlah tokoh kunci ekonomi nasional, termasuk Menteri Keuangan Purbaya dan Direktur Danantara Rosan Roeslani, ke dalam struktur kepengurusan.
Menteri Agama menekankan bahwa tujuan utama dan legal standing IAEI perlu diperkuat serta diperluas visinya secara fundamental. “IAEI harus menjadi kontributor ekonomi Islam bukan hanya di Indonesia, namun juga di kancah dunia internasional terkhususnya terkait dengan bidang pendidikan dan kemanusiaan,” tegas Menag di Jakarta,
Arah perubahan ini akan menjadikan IAEI sebagai wadah baru yang berfokus tidak hanya pada aspek ekonomi semata. Lebih jauh, IAEI didorong untuk mengusung nilai-nilai kemanusiaan yang berbasis pada sistem ekonomi Islam yang berkeadilan. Untuk mencapai visi besar tersebut, Menag menekankan perlunya adaptasi yang cepat serta kolaborasi yang optimal dari seluruh jajaran pengurus. “Kita harus bisa menjadi ‘super team’ yang solid,” ujarnya. Menag menyebut bahwa perpaduan antara teknokrat, birokrat, dan akademisi di dalam tubuh IAEI diyakini dapat meningkatkan kualitas individu pengurus sekaligus output organisasi ke depannya.
Ketua IAEI Wilayah Jambi Hadiri Pelantikan DPP IAEI
Ketua IAEI Wilayah Jambi, Dr. Rafidah, MEI, turut hadir dalam pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IAEI periode 2025–2030 di Jakarta. Rafidah yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi serta Bendahara Umum Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (AFEBIS) Nasional, dipercaya sebagai Anggota Komite Pengembangan dan Penguatan Wilayah dan Komisariat.
Dalam keterangannya kepada Jambi Daily, Rafidah menegaskan komitmen daerah untuk mendukung visi besar IAEI. “Kami di Jambi siap mendukung penuh visi besar IAEI. Sebagai akademisi dan penggerak organisasi, kami berkomitmen melahirkan SDM unggul yang mampu membawa ekonomi Islam Indonesia ke panggung dunia,” ujarnya.
Tidak hanya aktif di tingkat nasional, IAEI Wilayah Jambi baru-baru ini juga berkontribusi dalam Konferensi Internasional Ekonomi Islam yang diselenggarakan di UIN Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi. Acara tersebut menghadirkan akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara, dengan fokus pada penguatan peran ekonomi Islam dalam menjawab tantangan global.
Dalam forum internasional itu, Dr. Rafidah tampil sebagai salah satu pembicara utama. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk memperkuat ekosistem ekonomi Islam. Menurutnya, Jambi sebagai daerah dengan potensi besar di sektor ekonomi berbasis syariah dapat menjadi laboratorium pengembangan model ekonomi Islam yang inklusif dan berkeadilan.
Konferensi internasional tersebut juga menjadi ajang pertukaran gagasan antara akademisi lokal dan global. Delegasi dari Malaysia, Thailand dan Oman turut hadir, membahas isu-isu strategis seperti digitalisasi keuangan syariah, penguatan regulasi, serta integrasi ekonomi Islam dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Kehadiran IAEI Wilayah Jambi dalam forum ini memperlihatkan peran aktif daerah dalam mendukung visi nasional menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia pada 2029.
Sebagai Ketua IAEI Wilayah Jambi, Dr. Rafidah menegaskan bahwa kontribusi daerah tidak hanya sebatas menghadiri pelantikan pengurus pusat, tetapi juga aktif dalam menginisiasi kegiatan akademik berskala internasional. Hal ini sejalan dengan visi IAEI untuk memperkuat jejaring global dan melahirkan sumber daya manusia unggul.
“Konferensi internasional di UIN STS Jambi menjadi bukti nyata bahwa daerah juga mampu berperan strategis dalam mengangkat ekonomi Islam ke level global. Kami ingin menunjukkan bahwa Jambi siap menjadi bagian dari gerakan besar menuju Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia,” kata Rafidah. Selain itu, kegiatan tersebut juga memperkuat posisi UIN STS Jambi sebagai pusat kajian ekonomi Islam di Sumatra. Dengan dukungan IAEI Wilayah Jambi, kampus ini diharapkan mampu melahirkan riset-riset unggulan yang dapat menjadi rujukan internasional.
Kehadiran Dr. Rafidah dalam pelantikan DPP IAEI di Jakarta sekaligus partisipasi aktif dalam konferensi internasional di Jambi menunjukkan konsistensi peran daerah dalam mendukung agenda besar organisasi. Dengan kepemimpinan baru di tingkat pusat dan dukungan kuat dari wilayah, IAEI meneguhkan langkah menuju cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia pada 2029.***













