JAMBIDAILY.COM- Pemerintah mempercepat proses pemulihan pascabencana dan mulai memasuki fase awal recovery dengan terus mengintensifkan penanganan bencana banjir serta tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar).
Seluruh stakeholders yang terlibut juga terus memadukan upaya pencarian dan pertolongan, distribusi logistik, pembukaan akses wilayah, hingga percepatan pemulihan awal. l
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa seluruh langkah tersebut dilakukan secara paralel untuk memastikan keselamatan masyarakat sekaligus mempercepat pemulihan kehidupan warga terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, berdasarkan hasil pemutakhiran data hingga Kamis (18/12/2025), terdapat penambahan korban meninggal dunia sebanyak sembilan jiwa. Penambahan tersebut berasal dari Aceh Utara (3 jiwa), Aceh Timur (2 jiwa), Tapanuli Selatan (1 jiwa), Langkat (1 jiwa), Agam (1 jiwa), dan Padang Pariaman (1 jiwa).
“Kami menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center yang disediakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI di Banda Aceh, Kamis (18/12/2025).l
Dengan penambahan itu, lanjutnya, jumlah korban meninggal dunia bertambah dari 1.059 jiwa pada 17 Desember 2025 menjadi 1.068 jiwa.
Sementara itu, jumlah korban hilang per 18 Desember 2025 tercatat sebanyak 190 orang, berkurang dari 192 orang pada hari sebelumnya. Penurunan itu merupakan hasil dari operasi pencarian dan pertolongan yang terus dilakukan secara intensif di berbagai lokasi terdampak.
Jumlah pengungsi juga menunjukkan tren menurun. Hingga hari ini, tercatat 537.185 jiwa masih berada di titik-titik pengungsian, berkurang dari 577.600 jiwa pada 17 Desember 2025. Penurunan jumlah pengungsi ini sejalan dengan membaiknya kondisi di sejumlah wilayah serta terbukanya kembali akses distribusi bantuan.
BNPB mencatat masih terdapat 27 kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat, dengan satu daerah tambahan yang memperpanjang masa tanggap darurat. Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, fase tanggap darurat tahap kedua tidak hanya difokuskan pada pencarian dan pertolongan, tetapi juga diarahkan untuk mengoptimalkan fase pemulihan awal atau early recovery.
“Selain pencarian, distribusi logistik, pembukaan akses jalan, komunikasi, dan energi, kita mulai mengoptimalkan fase pemulihan awal. Target utama kita adalah secepat mungkin memulai pembangunan hunian sementara dan hunian tetap di lokasi-lokasi yang aman,” jelas Abdul.
Hunian sementara akan dibangun di seluruh kabupaten/kota terdampak sesuai dengan usulan dan kebutuhan pemerintah daerah, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan mitigasi bencana.
Perkembangan Penanganan di Provinsi Aceh
Hingga Kamis (18/12/2025) pukul 14.00 WIB, di Provinsi Aceh telah dilaksanakan 11 sorti pengiriman logistik melalui jalur udara dengan total muatan 22,4 ton dari target 21 sorti. Pemerintah berharap seluruh target sorti dapat terpenuhi guna memperkuat pasokan bantuan di wilayah terdampak.
Kemajuan signifikan juga tercatat pada pembukaan akses jalan. Jalur KKA yang menghubungkan Aceh Utara–Bener Meriah–Takengon kini sudah dapat dilalui. Terbukanya jalur ini memperlancar pergerakan orang, barang, logistik, serta mobilisasi alat berat yang sangat dibutuhkan untuk percepatan pemulihan, khususnya di Bener Meriah dan Takengon.
Di sektor infrastruktur, pembangunan Jembatan Bailey Teupin Reudeup (Awe Geutah) sebagai jalur alternatif Bireuen–Lhokseumawe telah memasuki tahap finalisasi. Uji lintasan dan uji kendaraan ditargetkan dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Selain itu, progres Jembatan Kutablang pada jalur utama Bireuen–Lhokseumawe telah mencapai 60 persen dan akan segera disambung dengan segmen Jembatan Bailey. Sementara itu, perbaikan jembatan Jeumpa/Cot Bada di Kota Bireuen telah mencapai 80 persen.
Terkait pembangunan hunian sementara, sejumlah daerah telah menunjukkan progres. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah mengusulkan lokasi dan saat ini sedang dilakukan pengecekan kesesuaian lahan.
Aceh Barat menyiapkan lima titik lahan hunian sementara, Bener Meriah telah mengidentifikasi satu lokasi, dan Kabupaten Pidie membangun 12 unit hunian menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang ditargetkan selesai dalam dua hingga tiga minggu.
Untuk meminimalkan risiko banjir susulan, pemerintah juga terus mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). BNPB bersama BMKG dan TNI Angkatan Udara mengoperasikan dua pesawat dari Lanud Iskandar Muda serta satu pesawat Karavan dari Bandara Kualanamu, Sumatra Utara, yang turut menjangkau wilayah Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur.
Langkah terpadu itu menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak hanya menangani dampak darurat bencana, tetapi juga memastikan pemulihan masyarakat berjalan aman, cepat, dan berkelanjutan. ***















