Oleh: Prof. Dr. Mukhtar Latif, MPd (Guru Besar UIN STS Jambi)
A. Pendahuluan: Kecerdasan DNA Biologis
Perkembangan teknologi penyimpanan data berbasis DNA biologis menghadirkan paradigma baru dalam pengelolaan arsip dan memori institusional jangka panjang.
Perguruan tinggi sebagai institusi peradaban dan wadah persemaian ilmu pengetahuan dan teknologi, menghadapi tantangan serius berupa rapuhnya arsip digital konvensional, hilangnya memori kebijakan, serta diskontinuitas nilai akibat pergantian kepemimpinan dan perubahan teknologi digital (Shattock, 2022).
Narasi ini mengkaji secara konseptual dan operasional pemanfaatan DNA biologis maupun dalam bentuk DNA sintetis, sebagai arsip adminiatrasi digital strategis bagi tata kelola perguruan tinggi masa depan, yang meliputi administrasi, birokrasi, pembiayaan, kepemimpinan, dan pengelolaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dengan pendekatan kajian literatur mutakhir. Narasi juga menegaskan bahwa DNA biologis bukan instrumen operasional harian, melainkan fondasi institutional memory universitas kampus lintas generasi jangka panjang, dapat melintasi ratusan ribu tahun kedepan dan menjadi dokumen sejarah yang berarti baki generasi di depan.
B. Perguruan tinggi: Pilar dan Penjaga Nilai
Perguruan tinggi merupakan institusi yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga sebagai penjaga nilai, pengetahuan, dan tradisi akademik lintas generasi (Ramirez & Meyer, 2023).
Namun, tata kelola universitas modern menghadapi persoalan serius berupa organizational amnesia, yaitu hilangnya memori institusional akibat pergantian pimpinan, reformasi birokrasi, serta perubahan sistem teknologi (Shattock, 2022).
Sistem arsip digital konvensional sangat bergantung pada infrastruktur energi, kompatibilitas perangkat lunak, dan siklus pembaruan teknologi. Kondisi ini membuat arsip strategis universitas rentan terhadap degradasi, kehilangan, dan manipulasi (Bearman & Trant, 2022).
Oleh karena itu, dibutuhkan paradigma baru penyimpanan arsip yang bersifat jangka sangat panjang, stabil, dan independen dari teknologi temporer.
C. Sejarah DNA: Dari Informasi Biologis ke Arsip Digital
DNA pertama kali dipahami sebagai pembawa informasi kehidupan melalui penemuan struktur heliks ganda oleh Watson dan Crick pada tahun 1953. Sejak itu, DNA diakui sebagai sistem penyimpanan informasi alami paling efektif dan efisien dalam sejarah kehidupan.
Namun, pemanfaatan DNA sebagai media penyimpanan informasi digital non-biologis baru berkembang pesat pada awal abad ke-21 (Ceze et al., 2021).
Eksperimen penyimpanan data digital dalam DNA mulai intensif sejak 2010-an dan mencapai terobosan penting ketika sistem random access DNA storage berhasil dikembangkan (Organick et al., 2020).
Sejak fase ini, DNA tidak lagi dipandang sebagai eksperimen laboratorium semata, melainkan sebagai kandidat serius arsip digital jangka sangat panjang.
D. DNA Biologis sebagai Media Arsip Digital
DNA sintetis memiliki keunggulan utama berupa kepadatan data sangat tinggi, stabilitas ekstrem, serta ketahanan lintas generasi tanpa memerlukan energi untuk mempertahankan data (Erlich & Zielinski, 2021). Dalam kondisi penyimpanan terkendali, DNA sintetis diperkirakan mampu bertahan ratusan hingga ribuan tahun (Koch et al., 2022).
Karakteristik ini menjadikan DNA biologis sangat relevan sebagai media ultimate archive bagi dokumen strategis universitas yang bersifat konstitutif dan bernilai peradaban.
E. Administrasi Perguruan Tinggi Berbasis DNA
Dalam konteks administrasi, DNA biologis digunakan sebagai deep archive untuk dokumen fundamental seperti statuta universitas, akta pendirian, keputusan senat akademik, dan kebijakan akademik inti (Termanini, 2020). Penyimpanan dokumen administratif strategis dalam DNA biologis memperkuat keaslian dan integritas arsip lintas periode kepemimpinan (Bearman & Trant, 2022).
- DNA Biologis dan Birokrasi Universitas
Birokrasi perguruan tinggi memerlukan stabilitas regulasi dan legitimasi kebijakan jangka panjang. DNA biologis berfungsi sebagai jangkar kebijakan (policy anchor) yang menjaga kesinambungan tata kelola dan mengurangi konflik interpretasi regulasi internal (Kehm & Stensaker, 2021; Middlehurst et al., 2023). - Pembiayaan Perguruan Tinggi dan DNA Biologis
Universitas modern mengelola dana abadi, hibah internasional, dan filantropi jangka panjang. DNA biologis dapat digunakan untuk menyimpan perjanjian pembiayaan strategis dan mandat penggunaan dana lintas generasi, sehingga menjaga integritas memori keuangan institusi (Clarke & Rowley, 2022; Kitchin, 2023). - DNA Biologis dan Kepemimpinan Universitas
Kepemimpinan universitas bersifat etis dan peradaban. DNA biologis memungkinkan penyimpanan visi pendiri, nilai dasar universitas, dan kode etik kepemimpinan sebagai rujukan lintas generasi (Baktir, 2023; Floridi, 2024). Dengan demikian, kepemimpinan universitas terikat pada kesinambungan nilai (ethical continuity).
F. DNA Biologis dan Penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Dalam kerangka Tri Dharma, DNA biologis berfungsi sebagai arsip nilai dan arah jangka panjang. Pada pendidikan, DNA menyimpan filosofi kurikulum inti (Knight, 2024). Pada penelitian, DNA menyimpan peta jalan riset dan etika akademik (Eve, 2024). Pada pengabdian masyarakat, DNA menyimpan mandat sosial universitas (Middlehurst et al., 2023).
- Jenis DNA untuk Big Archive Perguruan Tinggi
Jenis DNA yang dapat diberdayakan secara etis dan legal meliputi DNA sintetis, DNA terenkapsulasi, DNA-of-Things, dan DNA cold storage. DNA manusia hidup tidak boleh digunakan karena melanggar prinsip bioetika dan privasi (Floridi, 2024). - Kampus dan Riset Arsip DNA
Hingga saat ini belum ada perguruan tinggi yang menggunakan DNA biologis sebagai arsip administrasi resmi. Namun, universitas seperti MIT, Harvard University, ETH Zurich, dan University of Washington telah memimpin riset dan pilot project DNA data storage (Ceze et al., 2021; Koch et al., 2022).
G. Kesimpulan
DNA biologis merupakan fondasi baru memori institusional perguruan tinggi. Dengan memposisikannya sebagai arsip strategis, universitas dapat menjaga kesinambungan administrasi, birokrasi, pembiayaan, kepemimpinan, dan Tri Dharma lintas generasi.
Dalam jangka panjang, DNA biologis memperkuat peran perguruan tinggi sebagai penjaga ilmu dan peradaban manusia.
Referensi;
- Baktir, S. (2023). Governance, ethics and leadership in higher education. Springer.
- Bearman, D., & Trant, J. (2022). Digital memory and archives in the 21st century. Routledge.
- Clarke, M., & Rowley, J. (2022). Strategic management in higher education. Palgrave Macmillan.
- Estede, M., Van der Wende, M., & Huisman, J. (2025). Future universities and system transformation. Springer.
- Eve, M. P. (2024). Open knowledge institutions. MIT Press.
Floridi, L. (2024). The ethics of information. Oxford University Press. - Kantohe, K. (2024). Digital sovereignty and institutional data. Routledge.
- Kehm, B. M., & Stensaker, B. (2021). University governance and reform. Springer.
Kitchin, R. (2023). Data lives. Policy Press. - Knight, J. (2024). Internationalization of higher education. Routledge.
Middlehurst, R., - Woodfield, S., & Beerkens, E. (2023). Global governance of higher education. Routledge.
- Ramirez, F. O., & Meyer, J. W. (2023). Globalization and higher education. Stanford University Press.
- Shattock, M. (2022). Managing successful universities (2nd ed.). Open University Press.
- Termanini, A. (2020). University archives and institutional memory. Chandos Publishing.
- Werning, M. (2023). Philosophy of information and memory. De Gruyter.
B. Jurnal Ilmiah (Pendukung Teknis DNA) - Ceze, L., Nivala, J., & Strauss, K. (2021). DNA-based data storage. Nature Reviews Genetics.
- Erlich, Y., & Zielinski, D. (2021). DNA fountain. Science.
- Koch, J., et al. (2022). DNA-of-things. Nature Biotechnology.
- Organick, L., et al. (2020). Random access DNA storage. Nature Biotechnology.















