Petani di Jambi Sulit Dapatkan Pupuk Subsidi ?? Ini Solusinya
3 min readJAMBIDAILY EKONOMI-Ditengah kondisi pandemic Covid-19 dan masih sulitnya mendapatkan pupuk Subsidi membuat para petani di Jambi makin terpuruk.
Hanya saja ada solusi lainnya yang dapat dilakukan petani agar tanaman tumbuh subur dengan biaya relatif murah.
Petani dapat membuat pupuk organic dengan menggunakan bahan baku kotoran hewan seperti sapi, kambing, dan ayam.
Pupuk organik yang dikenal dengan nama KOHE itu dapat dibuat dengan mudah dengan hasil pertanian yang bakal melimpah.
Seperti dikutip dari laman mimbar-rakyat.co grup siberindo.co, Seorang konsultan pertanian, Sulistio Ipac, mencoba untuk memberikan tips cara pembuatan pupuk organik dengan bahan baku kotoran hewan (kohe) ternak seperti sapi, kambing, dan ayam.
Melalui akun youtubenya yang berjudul Lodra Patra Ipac, ia memaparkan tehnik komposing dengan bahan organik,yang diyakini juga bisa meningkatkan kesuburan atau unsur tanah.
“Hari ini saya akan mencoba membuat kompos organik, dengan bahan baku kohe kambing, dan kohe ayam, dicampur dengan dedaunan, yang saat ini dipersiapkan adalah daun bambu, dan dengan formula dekomposternya atau formula pengurai yang dibuat sendiri,” jelasnya.
Yang pertama, lanjut Tio, yaitu dengan menebar daun bambu kering yang memiliki banyak kandungan mineral, zat aktif, silica organic,klorofil, fosfat, kalium, dan polica sacarida.
“Kandungan mineral esensial seperti itu sangat bermanfaat untuk membedah struktur tanah dan nutrisi tanaman,serta memperbaiki sifat fisik kimia dan biologis tanah,” ujarnya.
Selanjutnya daun bambu kering itu dicampur dengan kohe, kemudian diaduk rata disemprot dengan cairan dekomposter bio hayati, dan juga dibuat secara mandiri.
“Jadi prinsipnya adalah memanfaatkan kearipan lokal. Setelah itu dipadatkan dan ditutup rapat dengan menggunakan terpal, tehnik ini disebut unaerob, dibiarkan selama 7 – 10 hari. Setelah itu dibongkar dan diurai agar apabila masih ada gas buang yang tersisa, bisa menguap terlebih dahulu seperti metan dan amoniak,” ujar pemuda yang kini telah membina 10 kelompok petani yang tersebar di Kabupaten Kuningan.
Kemudian bisa langsung diaplikasikan ke dalam lahan pertanian. Menurutnya cara ini sangat efektif untuk memperbaiki top soil tanah (lapisan tanah paling atas), sehingga mampu mengaktivasi bio reaktor di dalam tanah yang pada akhirnya menjadikan tanah sebagai pabrik hara bagi tanaman.
“Hindari penggunaan langsung kotoran hewan pada tanah, hal ini bisa menyebabkan tanaman keracunan gas buang, menyebabkan tumbuhnya jamur patogen dan bakteri gram negatif yang bisa menyebabkan pembusukan tanaman, juga perakaran,” pesannya.
Video yang berdurasi sekitar 9 menit itu, rupanya menjadi rekomendasi para petani Kuningan.
Salahsatunya Petani Muda Desa Cidahu Kecamatan Pasawahan, Akhdiat merasa amat terbantu dengan adanya video itu. “Ini bisa menjadi solusi petani dikala pupuk sedang sulit, karena kita bisa bikin sendiri,”ujarnya saat ditemui di areal pertaniannya, Sabtu (2/1/2020).
Ahkdiat pun mengungkapkan hal itu bisa menjadi solusi yang mutakhir bagi para petani dan peternak. “Ya bisa kolaborasi antara petani dan peternak,”pungkasnya.
Editor : Hery FR
Sumber : Siberindo.co