Ketua PWI Kota Jambi, Sesalkan Tindakan Kades Bertam Mengusir dan Menahan Kartu Wartawan
2 min readJAMBIDAILY PERISTIWA – Tindakan yang tidak mengenakan dialami wartawan ketika berniat akan mengkonfirmasi soal lahan Perumahan di Desa Bertam Kecamatan Jaluko Kabupaten Muarojambi, provinsi Jambi (Minggu, 24/01/2021).
Hendry Nursal, Ketua PWI Pokja kota Jambi bereaksi atas tindakan yang dianggap sudah melewati batas kewajaran seorang pejabat publik kepada wartawan “Saya coba menghubungi rekan wartawan yang mengalami peristiwa tersebut, dari penjelasannya sang kades tidak terima dikonfirmasi lalu marah-marah dan menahan kartu pers. Ini maksudnya apa,?” Tegas Hendry (Senin, 25/01/2021).
Menurut Hendry itu tidak pantas dilakukan seorang pejabat publik, jika memang merasa tidak benar pertanyaan wartawan tentu bisa disanggah.
“Wartawan sudah sewajarnya mengkonfirmasi untuk kebenaran pemberitaan dan jelas untuk kepentingan publik, jika tidak benar ya..disanggah, mengapa harus sampai mengusir sampai menahan kartu pers. Bagi saya ini kelewat batas, contoh yang sangat kita sesalkan,” Ungkap Hendry.
Dilansir dinamikajambi.com (Senin, 25/01/2021) Pembangunan perumahan bernuansa villa berbahan kayu, di Desa Bertam Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi mengantongi masalah. Saat di singgung soal dugaan penyerobotan lahan Pondok Pesantren, Kades Bertam usir wartawan dari rumahnya pada Minggu (24/01/2021).
Sebelumnya diketahui, bahwa lahan yang di beli PT Jalan Emas Persada untuk pembangunan perumahan di Desa Bertam tersebut, adalah milik Kepala Desa (Kades) Bertam, Muhammad Gulam.
Hal ini pun, disampaikan langsung oleh Arif Marketing Jalan Emas Persada PT yang mengerjakan perumahan tersebut, saat ditemui Dinamikajambi.com baru-baru ini.
Sementara itu, saat di konfirmasi langsung ke Kades Bertam, Muhammad Gulam malah mengamuk di rumahnya, mengancam hingga usir wartawan.
Bahkan, sejak disinggung soal lahan yang di duga serobot lahan pesantren itu Ia di buat berang. Bukannya memberi keterangan, sang Kades malah mengamuk dan marah-marah pada wartawan ini.
“Eh bapak kamu, kamu jangan model itu. Kamu tau dak, orang ni belum selesai. Betul, tapi bukan masalah tanah. Sok sok an, kamu mempertanyakan soal itu,” sebutnya sambil marah-marah,” Ujarnya.
Dikonfirmasi jambidaily.com, wartawan tersebut membenarkan peristiwa yang dialaminya “Ya gitulah, saat dikonfirmasi dia marah-marah, ditanya yang akan kami konfirmasi itu langsung marah-marah, habis marah-marah kami diusir, KTA di Tahan. Dan dia ngancam mau mempermasalah kan ini katanya,” Ujanya kepada jambidaily.com.
Bagi Hendry, wartawan sudah melaksanakan tugasnya sesuai Etik berlaku dengan cara mengkonfirmasi terlebih dahulu atas dugaan yang diterimanya sebelum menjadi sebuah pemberitaan.
“Wartawan sudah menjalankan etiknya, dia datang untuk mengkonfirmasi sebelum karya jurnalistik tersebut disampaikan ke publik. Saya terkadang jadi bingung dengan peristiwa ini, sekali lagi saya menyesalkan adanya tindakan menahan kartu pers,” Tandasnya.
(*/Redaksi)