16 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Taman Budaya Jambi Pamerkan 114 Karya Seni Rupa Digelaran PALAMJAMBE 2021

2 min read

JAMBI WONDERFUL – 81 perupa asal Palembang provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu dalam agenda ‘PALAMJAMBE’ akan berjumpa pada 25 s.d 31 Oktober 2021 di Gedung Pertemuan/Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jambi.

“Kegiatan pameran seni rupa ini diharapkan dapat memberi ruang informasi dan apresiasi khusus bagi pelaku, pemerhati dan penikmat seni sehingga pada akhirnya bermuara pada lahirnya kandidat-kandidat perupa kreatif dan produktif yang tetap memegang teguh nilai-nilai lokalitas daerah,” Terang Nyimas Kholida, Plt Kepala Taman Budaya Jambi, beberapa waktu yang lalu kepada jambidaily.com.

Pameran akan dibuka secara resmi pada tanggal 25 Oktober 2021 pukul 19.30 wib. Adapun Karya yang akan dipamerkan berjumlah 114 karya dari 81 orang perupa, yaitu 4 orang berasal dari Bengkulu, 8 orang berasal dari Palembang, 12 orang berasal dari Lampung, 57 orang berasal dari Jambi.

Pada masa pandemi, seni mungkin bukan jadi prioritas bagi orang-orang yang tidak bekerja di ranah seni. Tapi mereka yang berkecimpung di ranah tersebut punya pendapatnya sendiri karena seni merupakan stimulus bagi kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena praktik berkesenian bisa membantu mengatasi permasalahan yang saat ini tengah dihadapi.

Seni merupakan medium kreatif yang sangat fleksibel dan mampu merespons berbagai situasi serta menginspirasi dalam menciptakan alternatif kreatif dalam mencari solusi permasalahan yang ditemui.

Pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi seniman untuk membingkai apa yang terlihat dan memaknainya, sekaligus menguji media dan teknik serta konsep dan acuan karya yang dihasilkannya. Pandemi, bukanlah alasan untuk menjadikan seniman tiarap tapi harus terus bergerak karena salah satu bagian dari seni adalah mendukung kehidupan itu sendiri.

“Oleh sebab itu, pameran kali ini tidak mengangkat tema seperti biasanya. Hal ini dilakukan agar seniman memiliki kebebasan untuk membingkai kehidupan dalam karya serta mengajak audiens untuk menyelami lebih dalam semesta kehidupan yang ada dibalik karya yang dihasilkannya,” Tandas Nyimas kholida. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

56 − 46 =