17 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Taman Budaya Jambi Persembahkan ‘Bakulouk Rameh’ Karya Pengolahan SKO Art

4 min read

Sko Art (Sabtu, 02/07/2022) Foto: Hendry Noesae

JAMBIDAILY SENI, BudayaBakulouk Rameh berarti berkuluk emas, dimaksudkan sebagai mahkota yang dikenakan anak batino suku Kerinci saat kenduri sko. Bakulouk Rameh bermakna keistimewaan dan keanggunan seorang putai (putri suku kerinci).

SKO Art menghadirkan karya pengolahan Bakulouk Rameh dalam bentuk lantunan nada dan irama di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi (Sabtu, 02/07/2022).

Karya ini terinspirasi dari perempuan suku kerinci yang sangat diistimewakan dalam adat, keluarga dan masyarakat. Dan juga terinspirasi dari lantunan syair pengriring tari iyo-iyo yang di tarikan oleh anak batino suku kerinci

“dan karya ini dilandasi oleh unsur musikal musik pengiring tari iyo-iyo dan lantunan syairnya yang menggambarkan keistimewaan perempuan suku kerinci yang diolah dalam bentuk ensambel dengan mengembangkan pola ritme dan ritmis,” Jelas Muhammad Ikhsan selaku Komposer.

Sebelumnya Sko Art saat sesi uji pergelaran pada Jum’at (01/07/2022) malam di gedung teater arena, Taman Budaya Jambi dihadapan para kurator dan seniman Jambi yang diundang khusus memberikan kritik, saran, ataupun perbaikan agar karya pengolahan tidak bergeser dari maknanya.

Tampak hadir 3 dari 5 orang dewan kurator Jafar Rassuh, Didin Siroz dan EM Yogiswara. Selain itu ada Kepala dan pejabat teras Taman Budaya Jambi, Prof Mahdi Bahar (Guru Besar Sendratasik Universitas Jambi), Indra Gunawan (Ketua Prodi Sendratasik Universitas Jambi), Andy Gomez, Zul Gomes, Zulkarnain, Ali Surakhman, Masvil Tomi, Oky Akbar, Titas Suwanda, Sean Popo Hardi, Putra Agung, Dian Anggraini dan seniman Jambi lainnya.

Setelah pengajuan proposal jika lolos, dilaksanakan uji pergelaran lalu pergelaran kepada umum. Teknis tersebut menjadi aturan bagi setiap komunitas yang akan menghadirkan karya berupa Eksperimentasi, Pengolahan dan Apresiasi untuk mendapat fasilitas penuh dari Taman Budaya Jambi.

‘Bakulouk Rameh’ Karya Pengolahan SKO Art asal kota Sungaipenuh memenuhi persyaratan tema “Sesuai kesepakan kami, bahwa tahun 2022 semua karya eksperimentasi, pengolahan dan Apresiasi yang akan difasilitasi Taman Budaya Jambi wajib bertema Upacara. Maka ‘Bakulouk Rameh‘ memenuhi tema, karena berakar dari Kenduri Sko ialah salah satu tradisi yang kita miliki di provinsi Jambi asal kabupaten Kerinci,” Terang Eri Argawan, kepala Taman Budaya Jambi.

(Eri Argawan (Sabtu, 02/07/2022) Foto: Hendry Noesae)

Paket karya pengolahan yang dilaksanakan Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudyaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK).

Sko Art saat sesi uji pergelaran pada Jum’at (01/07/2022) malam, mendapat saran perbaikan dari berbagai sisi, baik secara internal karya maupun eksternal bentuk pemanggungan “Kami mengucapkan terima kasih, semua masukan saran bahkan kritik dari bapak/ibu, abang/kakak untuk karya pengolahan yang kami hadirkan. Kami akan perbaiki sebelum disajikan besok malam (Sabtu, 02/07/2022-red),” Ungkap Muhammad Ikhsan.

Pemusik
Alto: Rizka Berlianda
Sopran: Vera
Seruling: Prengky Danra
Kulintang: Refal
Violin: Ari Nugraha
Cello: Anggi
Contra Bass: Dirham
Piano: Katarina
Komposer: Muhammad Ikhsan

Konsep yang diajukan Sko Art sebagaimana diterima jambidaily.com, Adat di suku kerinci adalah adat yang diadatkan melingkupi segi kehidupan manusia seperti kehidupan sosial dan hukum. Adat suku Kerinci sangat terikat dengan aturan agama islam. Adat dan norma islam berjalan saling beriringan dalam memelihara kehidupan sosial masyarakat.

Seperti tercermin pada pepatah “adeak basendei syarak, syarak basendei kitabullah, adeak ngan mamake. syarak ngan mangato” makna dari pepatah diatas adalah Setiap aktivitas hidup kita harus berdasarkan atas tuntunan dan syariat islam (al-qur’an) (sumber: buku titian hiduk)

Dalam adat Kerinci, perempuan memiliki peranan penting pada luhak dan kalbu. Sosok perempuan sangat di istimewakan di dalam adatnya. Perempuan suku Kerinci di ibaratkan dengan seorang putri raja, dan harta paling berharga bagi luhak dan kalbu nya karena mereka mempunyai ‘hak’ untuk menentukan kesiapan penyelenggaran kenduri sko (kenduri penyucian benda pusaka dan penobatan gelar adat kepada anak laki laki suku kerinci).

(Sko Art (Sabtu, 02/07/2022) Foto: Hendry Noesae)

‘Bapiok gdeang,batungkou jareang’ ialah sebutan untuk anak perempuan yang berarti perempuan suku kerinci mesti siap dalam berbagai hal yang akan dihadapi nya di dalam adat istiadat. (kurniawati, wawancara 10 april 2022 di kota sungai penuh).

Dalam kenduri sko anak betino (perempuan) menghadirkan tari iyo-iyo.Tari iyo-iyo dihadirkan sebagai tari penyambutan para tokoh adat yang di beri gelar adat pada kenduri sko. Menariknya, pada tarian ini terdapat syair yang dinyanyikan sebagai pengiring tari tersebut. Lantunan syair itu berisi puji-pujian terhadap anak betino (perempuan suku kerinci).

Berikut ialah potongan syair di dalam tari iyo-iyo: ‘iyo iyo ilok tarai kayo sado rinai’, ‘iyo iyo lemah pinggang butangke bungea’. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

60 + = 62