22 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

L E M A R I (Sketsa) III

8 min read

Animasi Karya Lala

Karya: Hendry Nursal

Para Pelaku:

Manusia, Kemeja, Jeans, Celana, Dalaman, Pakaian Lengkap dan Jas

 

HEMBUSAN DINGIN TERASA LEMBUT MENYAPA KULIT DITENGAH MALAM DALAM SEBUAH RUMAH SEDERHANA NAMUN TERASA BEGITU BESAR KARENA TANPA SATUPUN PROPERTI KECUALI LEMARI,  TERDENGAR SUARA MUSIK SIARAN RADIO DAN SESEKALI PINTU LEMARI BERBUNYI YANG DIBUKA TUTUP BERULANG-ULANG KALI.

PAKAIAN DI DALAM LEMARI KELUAR SATU PERSATU DENGAN MENUNJUKAN KEEGOAN MASING-MASING, TAK INGIN MENYATU. BAJU, CELANA PENDEK, KEMEJA, JEANS, JAS HINGGA PAKAIAN DALAM

MEREKA SALING MENGEJEK, SALING MENTERTAWAKAN, TANPA PEDULI PERASAAN, MENYERANG DAN MENYAKITI YANG DIANGGAP PALING JELEK

Kemeja : Wah kamu takkan lengkap tanpa aku

Jeans : Apakah kamu lengkap dengan hanya seperti itu, lihat dibawah mu terbuka. Hanya bercelana pendek, bulu kaki udah mirip hutan belantara

Celana : (Datang tiba-tiba) Ada yang menyebut-nyebut nama saya?

Jeans : Dia memakai kamu, tidak cocok lah, tidak sopan, tidak berbudaya. Saya yang lebih cocok, lebih pantas, lebih sopan

Kemeja : Kesopanan, budaya,? Kau sendiri itu dada dipamerin, itu ketiak rimbun juga. Jangan merasa paling benar, apalagi pembenaran. Semua tergantung kaca mata yang menilai

Celana : Mungkin dia dari kamar kecil, wajar saja memakai saya

Jeans : Nah kau (Menunjuk celana pendek) apa-apaan ini

Celana : Kok engkau malah menyerang saya,? Kita ini sama-sama celana, bedanya kamu Panjang saya pendek, urusan bahan saya juga ada yang seperti kamu

Kemeja : Duhh, ada aroma-aroma persekongkolan nih, Koaliasi sesama celana, merasa sama fungsinya, barisan sakit hati, atau telah menyatukan diri sebagai sesama paling benar

Jeans : (bernada keras) Hati-hati kalau bicara bung, sembarangan dan seakan kau paling pintar.

Kemeja : (tersenyum) tadi bahas kesopanan, budaya. Barusan apakah anda menunjukan sikap itu, dimana etikanya? tak perlu menutupi kelemahan mu dengan ego agar mendapat pengakuan. Anda bukan hidup di setiap waktu, di setiap tempat, di setiap sudut-sudut kehidupan.

Jeans : Lantas?

Kemeja : Kalau seperti itu, artinya anda jangan merasa paling menguasai semua hal. Setiap kita punya ruang berbeda, lalu merasa memahami semua ruang? Oh tidak, anda salah besar

(Jas melintas dengan penuh kesombongan)

Jas : Apa ini ribut-ribut? Diskusi kaum miskin ya?

(Kemeja dan Jeans, menjadi tertawa melihat Jas)

Jas : Kenapa kalian tertawa, saya paling mahal, paling mewah, paling berkelas

Kemeja : Nanti dulu, berkelas kalau pada tempatnya, ya di Gedung-gedung besar, pertemuan besar, pernikahan dan sebagainya. Tapi kalau ke sawah pakai kamu sambil mencangkul tetap saja aneh, apa kata dunia? (tertawa)

Jas : Itu pemikiran yang terlalu sempit….

Jeans : Waspada dengan bicara mu bung

Jas : Kenapa? Saya tadi mendengar kau menyebut kesopanan, budaya. Saya Terhormat, sopan, benar dan saya adalah budaya di tempat asal ku, bahkan penggunaan populer di abad 16-17. Hanya kaum bangsawan yang bisa mengakses dan mengenakan aku

Kemeja : Dari mana letak budayanya? Kemunculan jas berawal di tempat asal mu yaitu negara-negara Eropa. Orang Eropa mengenakan jas untuk keperluan melindungi tubuh dari udara dingin

Jas : Engkau harus paham, Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.

Jeans : ya….tapi tidak hanya seperti ini, kamu juga kolot (bernada keras)

Jas : (tersenyum) ini yang harus dibenarkan etikanya, Linton menyebut Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu. Apakah berkata keras, kebiasaan yang diwariskan pada mu?

Kemeja : Apa bedanya dengan sikap sombong mu?

Jas : namun……(suara langkah kaki manusia)

 

KEMEJA, JEANS, JAS DAN CELANA BERGEGAS MENGHENTIKAN PEMBICARAAN MEREKA DAN PERGI. SANG PEMILIK DATANG DAN MELIHAT ISI LEMARI, MENGAMBIL KEMEJA UNTUK DIKENAKAN KEMUDIAN PERGI

MELIHAT SANG PEMILIK TELAH PERGI, KEMEJA, JEANS, JAS DAN CELANA TERGESA-GESA KELUAR DARI LEMARI

Celana : Hampir saja, kita terlihat

Jas : Sampai dimana tadi pembicaraan kita,?

Celana : Sudahlah, apalagi yang harus diperdebatkan? Kita ini semua budaya di tempat asal kita, tapi akan asing di tempat lain. Kita harus berbaur, sehingga kita akan terlihat lebih menarik di masa robot dan lahirnya generasi kini.

Kemeja : Tapi bukan berarti kita menghancurkan satu sama lainnya

Celana : Tidak ada yang menghancurkan, ayolah buka sedikit kejernihan pikiran dan hati kalian. Kita ada posisinya sendiri, tugas kita berjuang mendapat tempat bagi generasi kini.

Jeans : (menunjuk Jas) Kau terlalu sombong! dengan membawa-bawa budaya, merasa lebih pintar, kau bukan budaya disini, kami punya sendiri

Kemeja : Saya sependapat dengan Jeans

Jas : Apa bedanya dengan kalian,? Apakah kalian tau bahwa awalnya kulit binatang dan kulit pepohonan sebagai bahan pakaian? Kalian juga bukan.

Celana : Sudah sudah, Pak presiden kita dari yang pertama hingga saat ini semua fotonya terpajang di dinding perkantoran, sekolah dan lainnya itu pakai Jas? Akan kita sebut apa? Kita harus bisa melek terhadap kemajuan zaman. Budaya sendiri kita jaga dengan baik, kita rawat, kita lestarikan dan wariskan dengan cara-cara yang berbudaya. Coba kalian disatukan, saya rasa akan terlihat lebih gagah dan itu akan memiliki nilai spesial bagi yang melihatnya.

 

MENDENGAR SARAN TERSEBUT MAKA KEMEJA, JAS DAN JEANS MASUK KE DALAM LEMARI DIIKUTI CELANA

SEBELUM CELANA MASUK KE DALAM LEMARI, DIA DIKEJUTKAN DENGAN JEANS, KEMEJA, JAS DAN DASI MENYATU KELUAR DARI DALAM LEMARI

Celana : Bagaimana, benar kata ku? Kalian terlihat gagah saat menyatu, saling menguatkan, saling melengkapi. Kita hidup berdampingan dan beriring jalan.

Lengkap : Kau benar, kami tidak perlu saling menghancurkan, merawat kesombongan, mencari pembenaran dengan cara mengedepankan ego demi pengakuan

Celana : Dan tak perlu marah-marah (tertawa) lihat kalian saja masih butuh dasi agar benar-benar komplit. Bahkan kita tak bisa melupakan celana dalam juga kutang pada perempuan, walaupun tak terlihat tapi ingat perannya juga sangat besar. Tidak ada artinya kita tanpa yang lain, tidak ada yang bisa tunggal kecuali Tuhan.

Lengkap : Kini saya paham, kita memiliki peran berbeda meskipun berada dalam lemari yang sama, derajat kita berbeda disusunannya. Kalaupun harga celana dalam ada yang lebih mahal dari Jeans, baju, kemeja tetap saja tidak menempatkannya di rak tertinggi.

Celana : Ya, lemari ini pemisah antara si jelek dan si bagus, si pintar dan si bodoh. Pakaian terhormat akan berbeda letak susunannya dengan celana dalam mu, walaupun masih dalam satu lemari. Mengapa seperti itu? karena pengakuan. Intinya jangan melupakan pakaian lama dan hanya mementingkan pakaian baru begitupun sebaliknya, biar kita tidak terjebak pada pemikiran-pemikiran usang. Bukankah kita sendiri yang mengisi lemari itu,? atau mau mencampakkan dengan begitu saja, padahal sebelumnya kita nikmati. Kita berikan tempat dan telah mengambil hatinya, kemudian kita biarkan begitu saja. Sekarang saatnya kita kembali pada susunan di lemari itu.

Lengkap : Tidak, tidak saya sudah enggan masuk kesana. Karena akan Kembali dipisahkan, berada disusunan yang berbeda, mengapa di rak berlainan padahal derajat kita sama?

Celana : Tidak ada yang berbeda, hanya saja kita memiliki peran masing-masing. Susunan itu sesuai perannya, bukan pemisahan, bukan mengecilkan apalagi mengucilkan.

Dalaman: Ada yang menyebut-nyebut nama saya?

Celana : Oh ya, itu saya

Dalaman: Kenapa dengan saya, ada yang salah kah?

Lengkap : (seolah mencium aroma kurang sedap)

Dalaman: Kenapa?

Lengkap : Saya kira aroma dari mana, rupanya dari kamu, bau apek

Dalaman: Iya bau, tapi aku menutupi paling sensitif di tubuh kalian. Sekarang kau mengejek ku karena bau, kalian tampak di luar, di puji, sementara aku harus bertugas dengan keras menjaga anu mu biar tak terlihat, biar tak berdebu, biar tak salah parkir. Mending ketemu yang wangi, kadang asem, jarang mandi, berkeringat dan habis buang air kecil masih bersisa.

Lengkap : (tertawa) lah itu memang tugas mu, kenapa mengeluh

Dalaman: Mengeluh? Saya tidak mengeluh. Terpenting saya tak gila pujian seperti kalian, sombong, membanggakan diri sendiri, merasa paling berjuang. Duh, apa kabar saya? Tak kenal Lelah, mesti terus bertugas bahkan ketika kalian tidur. Jadi jangan merasa udah paling hebat engkau.

Celana : sudah, sudah…..

Dalaman: Tunggu, saat tidak bertugas pun mendapat perlakuan berbeda. Diletakkan pada rak berbeda kadang paling bawah, kami dipakai setiap saat kalian hanya disituasi tertentu. Padahal kelemahan kalian itu ada peran kami menutupinya. Kami diajarkan fleksibel serta lebih toleran terhadap perubahan, tidak seperti kalian skeptis dan individualis. Kalian bisa menjadi besar, hebat, ada sumbangsih kami. Kini dengan bangganya kalian merasa paling hebat, kalian ini sebenarnya mengingatkan atau punya misi menghancurkan?

Lengkap : jaga bicara mu (membentak)

Dalaman: Ini yang katanya hebat, sopan, berbudaya? Tapi etika Nol besar, rasa menghargai dangkal, rasa saling menghormati tipis. Ingat mengajar dan menghajar itu memiliki perbedaan. Kalian terlalu sibuk menuntut hak untuk diakui tapi lupa dengan kewajiban kalian untuk menghargai hak yang lain.

Celana : sudahlah, kita semua punya peran masing-masing, kita jangan memaksakan kehendak, tidak ada artinya kita tanpa yang lain. Kita harus saling menghargai, saling bahu membahu, saling asah asih dan asuh. Yang menilai di luar kita, kalau menilai sendiri itu Onani (terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa, mereka bergegas memasuki lemari)

SANG PEMILIK DATANG DENGAN PENUH AMARAH, LALU MENGELUARKAN SEMUA ISI LEMARI, MELEMPARI SEMUA PAKAIAN KELUAR

 

(Black Out)

(TAMAT)

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 − 16 =