Jambi Alami Deflasi 0,13 Persen pada Juni 2024
4 min readJAMBIDAILY EKONOMI – Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan Inflasi Provinsi Jambi pada Bulan Juni 2024 mengalami deflasi sebesar -0,13 persen (mtm).
Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi nasional yang mengalami deflasi sebesar -0,08 persen (mtm).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Robby Fathir Nashary, Kamis (11/7/2024) menjelaskan, secara tahunan Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,74 persen (ytd) dan 3,34 persen (yoy).
Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 1,07 persen (ytd) dan 2,51 persen (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, secara bulanan deflasi Provinsi Jambi Juni 2024 utamanya disumbang oleh Daging Ayam Ras (andil -0,17 persen), Bawang Merah (andil -0,16 persen), Beras (andil -0,06 persen), Ikan Serai (andil -0,04 persen) dan Kangkung (andil -0,02 persen).
“Penurunan harga Daging Ayam Ras, didorong oleh normalisasi harga sejalan dengan normalisasi permintaan paska berlalunya serangkaian hari libur panjang dan Hari Besar Keagamaan,” kata Robby.
Selain itu lanjut Robby, menurunnya harga komodiatas ini juga didorong oleh menurunnya harga jagung pakan di tengah periode puncak panen komoditas jagung di Provinsi Jambi yaitu pada Bulan Juni-Juli.
Kemudian penurunan harga Beras dan Bawang Merah didorong oleh stabilisasi pasokan di tengah mulai masuknya periode panen raya Padi dan Bawang Merah di Provinsi Jambi.
Lebih lanjut stabilisasi pasokan juga terjadi seiring dengan meredanya banjir dan tanah longsor di Provinsi Jambi yang terjadi pada beberapa bulan sebelumnya.
Selanjutnya penurunan harga Ikan Serai diindikasi oleh stabilisasi jumlah pasokan paska bencana banjir yang sempat menghambat distribusi komoditas.
Sedangkan penurunan harga Kangkung diindikasi oleh peningkatan pasokan di tengah kondisi cuaca yang kondusif.
“Di sisi lain, deflasi bulanan yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga Cabai Merah, Ketimun, Kentang, Pempek, dan Kopi Bubuk. Peningkatan harga Cabai Merah, Ketimun, Kentang, dan Kopi Bubuk sejalan dengan tren meningkatnya permintaan masyarakat dan keterbatasan stok komoditas di tengah momentum HBKN Idul Adha 1445 H,” jelas Robby.
Adapun peningkatan harga Pempek diindikasi seiring dengan peningkatan permintaan sebagai oleh-oleh dan bahan pangan pada periode HBKN Idul Adha 1445 H.
Berikut rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi:
Bulanan: -0,04 persen (mtm)
Tahun Berjalan: 1,42 peraen (ytd)
Tahunan: 2,89 persen (yoy)
Daging Ayam Ras menjadi komoditas penyumbang deflasi terbesar di Kota Jambi dengan andil -0,17 persen.
Diikuti Bawang Merah (andil -0,15 persen), Kangkung (andil-0,03 persen), Angkatan Udara (andil -0,02 persen) dan Udang Basah (andil -0,02 persen).
Di sisi lain, deflasi lebih rendah tertahan oleh kenaikan harga Cabai Merah (andil 0,16 persen), Pempek (andil 0,04 persen), Kopi Bubuk (andil 0,04 persen), Ketimun (andil 0,03 persen), Cabai Rawit (andil 0,03 persen).
Kabupaten Bungo:
Bulanan: -0,14 persen (mtm)
Tahun Berjalan: 2,12 persen (ytd)
Tahunan: 3,25 persen (yoy)
Di Kabupaten Bungo, Daging Ayam Ras merupakan komoditas penyumbang deflasi terbesar dengan andil -0,14 persen. Diikuti dengan Bawang Merah (andil -0,07 persen), tomat (andil -0,07 persen), Beras (andil -0,05 persen) dan Bayam (andil -0,04 persen).
Namun demikian, deflasi lebih rendah tertahan oleh peningkatan harga Kentang (andil 0,04 persen), Petai (andil 0,04 persen), Udang Basah (andil 0,04 persen), Cabai Merah (andil 0,03 persen) dan Wortel (andil 0,03 persen).
Kabupaten Kerinci:
Bulanan: -0,45 persen (mtm)
Tahun Berjalan: 2,69 persen (ytd)
Tahunan: 4,89 persen (yoy)
Di Kabupaten Kerinci, Bawang Merah merupakan komoditas penyumbang deflasi terbesar dengan dengan andil -0,25 persen.
Diikuti dengan Daging Ayam Ras (andil -0,19 persen), Beras (andil -0,19 persen), Ikan Serai (andil -0,18 persen) dan Bawang Putih (andil -0,03 persen).
Namun demikian deflasi lebih rendah tertahan oleh kenaikan harga Cabai Merah (andil 0,13 persen), Terong (andil 0,09 persen), Kentang (0,06 persen), Ketimun (andil 0,06 persen) dan Minyak Goreng (andil 0,03 persen).
Ke depan, Provinsi Jambi diperkirakan akan mengalami inflasi sehubungan dengan belum pulih dan stabilnya pasokan sejumlah komoditas pangan strategis seperti Cabai Merah dan Kentang serta pengaruh peningkatan aktivitas masyarakat di periode pendaftaran sekolah.
Lebih lanjut, inflasi diperkirakan juga akan sedikit meningkat dengan diindikasi peningkatan harga pada komoditas inti seperti Emas Perhiasan serta komoditas Administered Price seiring dengan tren penyesuaian sejumlah tarif daerah pada Semester II-2024.
Dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi terus melanjutkan sinergi dengan Pemerintah Daerah melalui TPID dan Satgas Pangan serta melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi. (*)