15 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Warga Heboh Buaya Terjebak di Dalam Parit Dekat Pemukiman

2 min read

JAMBIDAILY TANJABTIM – Warga RT 19 Dusun Keman Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), dihebohkan dengan penemuan buaya sepanjang 4,5 meter yang terjebak di parit primer, Rabu (2/9) pagi.

Buaya tersebut pertama kali ditemukan oleh Ramlan dan Jirin warga setempat, sekitar pukul 05.00 WIB. Menurut Kepala Desa Catur Rahayu, Suprianto, buaya itu ditemukan dari jejak anjing milik Jirin.

“Anjing itu menggonggong sambil mengejar buaya tersebut, sehingga pak Ramlan dan Pak Jirin mendatangi lokasi anjing tersebut. Buaya itu tidak bisa kemana-mana lagi, karena sudah terjebak di parit kecil,” katanya.

Kemudian, Ramlan dan Jirin memberitahukan kepada warga lainnya. Selanjutnya melaporkan kepada pihak BKSDA Provinsi Jambi. Sambil menunggu datangnya petugas BKSDA, warga setempat mengamankan terlebih dahulu buaya tersebut dengan cara mengikat mulut dan kakinya.

“Setidaknya kita melakukan penanganan awal, karena banyak warga yang datang untuk melihat, apalagi anak-anak. Takutnya nanti bisa membahayakan bagi anak-anak,” jelasnya.

Sebenarnya, tambah Kades, buaya di desanya kerap menampakkan diri, sehingga warga sekitar sering resah. Terakhir pada tahun 2005 silam, sebanyak 5 orang yang sudah di mangsa buaya, yakni Tiga orang selamat dan Dua orang meninggal dunia.

“Dua orang yang meninggal, Satu dapat ditemukan dan Satu orang lagi tidak ditemukan. Kejadian orang yang diterkam, itu berturut-turut terjadi setiap tahun waktu itu menjelang bulan puasa,” tuturnya.

“Kalau hewan-hewan ternak warga juga sering di makan buaya itu, seperti kambing dan anjing,” tambahnya.

Sementara, pihak BKSDA Provinsi Jambi, Sartono saat diwawancarai usai mengevakuasi buaya tersebut menerangkan, bahwa kemungkinan buaya ini masuk ke pemukiman warga karena mencari tempat bertelur. Karena lokasi ditemukan buaya itu jauh dari sungai besar.

“Perkiraannya buaya ini mencari tempat bertelur yang aman. Karena buaya ini mencari wilayah yang parit-parit kecil, sebab telur-telur itu perlu juga mendapat siraman air supaya lembap,” terangnya.

Selanjutnya, buaya katak atau muara yang berjenis kelamin betina ini akan dibawa ke Tempat Penitipan Satwa (TPS) di Provinsi Jambi untuk pemeriksaan kesehatan. Jadi nanti Dokter akan melihat kondisi buaya itu dulu, apakah sehat atau tidak, dan apakah boleh dirilis atau tidak.

“Terkait dengan lokasi mana akan dilepasliarkan, tergantung dari keputusan Kepala BKSDA Provinsi Jambi. Tentunya wilayah yang benar-benar habitat buaya dan dari masyarakat,” ujarnya.

Penulis : Hendri Rosta

Editor   : Hendry Noesae

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

56 − = 47