JAMBIDAILY. COM— Di balik suksesnya pembentukan 205 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Merangin, terselip kekecewaan dari para Tenaga Pendamping Profesional (TPP) yang merasa tidak dilibatkan dalam agenda puncak apresiasi bertajuk Merangin 205 Kopdes + Kelurahan yang digelar Senin (21/7/2025).
Para pendamping menyebut, nama mereka sama sekali tidak tercantum dalam daftar undangan resmi kegiatan, meskipun selama berbulan-bulan merekalah yang bekerja di lapangan untuk memastikan pembentukan Kopdes berjalan sesuai target.
“Jangan cuma tenaga kami yang dimanfaatkan, tapi saat keberhasilan kami dilupakan,” ujar salah satu pendamping desa yang enggan disebutkan namanya, Minggu (20/7/2025).
Menurut mereka, sejak awal proses—dari pra-musyawarah desa, musyawarah desa khusus (musedesus), hingga penyusunan dokumen ke notaris—semuanya difasilitasi oleh TPP. “Kami kerja siang malam. Banyak kawan yang pulang larut hanya supaya target 31 Mei kemarin bisa tercapai. Tapi di saat acara penghargaan digelar, kami tak dianggap,” ungkap pendamping lainnya.
Ketiadaan undangan, bahkan untuk TAPM (Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat) tingkat kabupaten, dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap kerja nyata yang telah mereka lakukan di lapangan.
“Setidaknya TAPM kabupaten diundanglah. Itu simbol pengakuan atas kerja kolektif. Tapi ini sama sekali tidak. Seolah semua yang dilakukan TPP dihapus dari sejarah program,” sambung mereka.
Para pendamping mengaku tak butuh sanjungan, namun berharap ada penghormatan terhadap proses dan pelaku yang bekerja dalam diam.
“Kami bukan ASN, kami juga bukan bagian dari birokrasi desa. Tapi kami ada di tengah masyarakat, mendampingi dari nol. Ketika hasilnya dirayakan tapi pelakunya dilupakan, itu menyakitkan,” ujar seorang TAPM.
Hingga berita ini dirilis, belum ada keterangan resmi dari panitia penyelenggara terkait tidak diundangnya unsur TPP dalam kegiatan apresiasi tersebut.(nzr)













