LINI masa teman-teman pers di Kerinci sejak Jumat 05 September 2025 dipenuhi ungkapan duka atas kepergian Sukatri Bin Harun, seorang wartawan senior dan juga sebagai Ketua Forum Wartawan Mingguan (Forwami) Kerinci.
Saya sendiri mendapat informasi pertama kali dari Pempred radarnesia.com, Wiliatno terkonfirmasi pada Jumat pagi pukul 06.34 WIB “Abang belum dapat kabar bang? bang sukatri wafat pas mau berobat ke padang. Saya dapat info melihat lini masa teman-teman wartawan kerinci,”tutur Wili dengan nada menahan sedih.
Memang sejak beberapa bulan terakhir ini Almarhum sering berobat ke salah satu Rumah Sakit di Padang dan saling berkabar melalui pesan WhatsApps.
“Bang tolong bantu publish berita dari imigrasi kerinci. Mohon doa bang saya lagi mencoba berobat di RS di Padang,”itulah komunikasi Almarhum pada 5 Agustus 2025 yang merupakan karya terakhirnya di jambidaily.com berita “Perkuat Pengawasan, Menimipas Kukuhkan Satgas Patroli Imigrasi”.
Sebagai salah satu wartawan jambidaily.com, Almarhum sangat mencintai pekerjaannya sebagai wartawan. Ditengah kesibukan berobatpun masih sempat mengirimkan draf berita untuk dimuat.
Sebagai wartawan jambidaily.com sejak 2021, Sukatri bukan sekadar wartawan. Ia adalah sahabat, adik, sekaligus mitra kerja yang baik dan bersahaja.
Begitupun kesan teman-teman pers kerinci, almarhum sebagai mentor bagi rekan-rekan jurnalis muda. Kepribadiannya yang bersahaja dan ramah membuat siapa pun merasa nyaman saat berbincang dengannya.
“Beliau orang yang sangat ramah, rendah hati, dan selalu mendukung sesama wartawan. Banyak kenangan yang ditinggalkan almarhum, terutama saat bersama-sama menjalankan tugas jurnalistik,” kenang Hariza Emiyati, Pimpinan Redaksi Koran Sakti.
Rekan sejawat lainnya dari Merdekapost.com, Heri Zaldi menyatakan rasa duka, doa dan kenangan bersama Sukatri. “Aku bersaksi engkau orang baik, bang. Semoga engkau meninggal dalam husnul khotimah.”
Zulfahmi, seorang sahabat sekaligus rekan wartawan, menulis di akun pribadinya, “Innalillahi wa innailaihi roji’un, turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya sahabat kami Sukatri. Semoga amal ibadah beliau diterima dan ditempatkan di surga Allah.”
Kehilangan juga dirasakan para mitra kerja Pemkab Kerinci, Pemkot Sungai Penuh, dan lainnya.
Sebagai jurnalis, Sukatri dikenal gigih, berkomitmen, dan teguh memegang idealisme. Ia mengabdikan diri pada media mingguan serta aktif di berbagai organisasi wartawan.
Sebagai Ketua Forum Wartawan Mingguan (Forwami), ia menjadi jembatan komunikasi antarjurnalis daerah, sekaligus sosok yang selalu menenangkan ketika terjadi gesekan di lapangan.
Rekan-rekan sering menyebutnya “abang” atau “Ketua”, sebuah panggilan yang bukan hanya soal usianya memasuki 54 tahun, tapi juga penghormatan pada peran Sukatri sebagai pembimbing bagi generasi muda pers di Kerinci dan Sungai Penuh.
Meski diketahui tengah berjuang melawan sakit, kabar wafatnya Sukatri tetap mengejutkan banyak pihak. Ia dikenal masih sering ikut dalam kegiatan jurnalistik meski kondisi fisiknya menurun. Dedikasinya membuat banyak orang kagum.
“Demo, liputan, diskusi… beliau selalu hadir, meski kadang tubuhnya tampak lelah. Sukatri tidak pernah setengah hati ketika menyangkut dunia pers,” ujar Wandi Adi, Ketua Aliansi Wartawan Kerinci Mudik (AWKM).
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang saudara dan sahabat kita bang Sukatri. Selamat jalan senior,” tulis Aldi Agnopiandi, Ketua LSM Semut Merah.
Diceritakan Bang Yusri Harun pada Kamis 04 September 2025 pagi, Almarhum berangkat ke Padang. Namun ditengah perjalanan tepatnya di daerah Muaro Labu Kabupaten Solok sekira kondisi Almarhum melemah.
“Sempat mendapat perawatan medis di Muaro Labuh dan sekira pukul 08.00 WIB adik kita kembali kehadirat Allah SWT. Dan akhirnya Almarhum dibawah kembali ke Sungai penuh. Dan telah dikebumikan pada Jumat pukul 09.900 WIB pagi tadi.”
Sukatri lahir pada 16 Juli 1971. Ia tumbuh besar di Sungai Penuh, daerah yang kemudian menjadi ladang pengabdian jurnalistiknya.
Semasa hidup, Sukatri bukan hanya menulis berita, tetapi juga menularkan semangat kejujuran, kebersahajaan, dan pengabdian. Ia tak pernah merasa lebih tinggi dari siapa pun. Justru, ia selalu mendorong jurnalis muda untuk berani, belajar, dan terus menulis.
Jejak pengabdian Sukatri akan terus dikenang. Bukan hanya karena berita-berita yang pernah ia tulis, tetapi juga karena nilai-nilai hidup yang ia wariskan: kesederhanaan, ketulusan, dan dedikasi.
Bagi dunia pers Kerinci dan Sungai Penuh, kepergian Sukatri meninggalkan ruang kosong yang sulit tergantikan. Namun, semangat dan teladan hidupnya akan selalu menjadi cahaya bagi rekan sejawat yang ditinggalkan.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat jalan adindaku Sukatri, saya bersaksi engkau sahabat yang baik…atas nama keluarga besar Jambidaily.com kami merasakan dukacita yang mendalam.”
Thehok, Jumat 05 September 2025, Hery FR













