23 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Hukum Tindakan Berlebihan dalam Beragama

2 min read

Ilustrasi. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam beragama. (CNN Indonesia/Safir Makki)

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – Pada bulan Ramadan 2020, CNNIndonesia.com menghadirkan program kultum Gapai Kemuliaan. Kali ini, kultum akan berbicara soal tindakan-tindakan berlebihan dalam Islam.

Penceramah:
Cendekiawan Islam, Komaruddin Hidayat

Ass. Wr. Wb
Kali ini saya ingin mengutip satu ayat yang berkenaan dengan tindakan berlebihan atau ekstrem. Tindakan berlebihan yang melebihi proporsi sewajarnya.

Rupanya ini [tindakan berlebihan] terjadi sejak pra-Islam. Sebagian juga dilakukan oleh umat Islam sendiri.

Agama itu bisa diibaratkan obat. Saat kita berobat, maka ada proporsinya, tidak boleh berlebihan. Kalau berlebihan, justru tidak mengobati, tapi mendatangkan penyakit.

Di bulan puasa, misalnya. Dahulu kala, sebelum ada jam weker dan peralatan memasak belum memadai, orang-orang memukul beduk tengah malam untuk membangunkan sahur. Tapi, kan, sekarang sudah ada jam weker, microwave, dan lain-lain. Tapi di beberapa daerah, masih banyak yang memukul beduk jam 12-1 malam. Ini, kan, mengganggu orang-orang yang sedang tidur.

Tindakan seperti itu adalah bagian dari tindakan yang berlebihan.

Dalam masyarakat, saya juga sering mendengarkan ceramah yang mudah sekali mengkafirkan orang yang berbeda. Padahal, kafir, kan, banyak ragamnya. Ini juga merupakan bagian dari tindakan berlebihan.

Padahal, Rasulullah SAW sendiri diutus untuk menemui orang-orang kafir. Untuk apa? Untuk mengajak mereka ke ajaran Allah. Tapi kalau belum apa-apa kafir sudah dimusuhi, kapan akan terbuka dialog dengan mereka?

QA Al Maidah ayat 77

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓا۟ أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا۟ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا۟ كَثِيرًا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ

Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan, janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.”

Jadi, kadang kita tersesat, kita salah, kemudian kita mengajak orang lain berbuat salah. ini akibatnya tidak bagus.

Maka dari itu, dalam agama juga diperlukan ilmu dan sikap bijak. Jangan lupa juga bahwa Allah SWT memberikan rahmat-Nya dengan berbagi kasih sayang dan mengajarkan ilmu.

Wass. Wr. Wb. (asr)/cnnindonesia.com

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 2 = 1