Wakil Presiden Resmikan Retina dan Glaukoma Center
4 min readJAMBIDAILY SERANG – Retina dan Glaukoma Center yang menjadi bagian dari Rumah Sakit Mata Achmad Wardi di Jalan Raya Taktakan Km 1, Kota Serang, Provinsi Banten, Rabu (21/10) diresmikan penggunaannya Wakil Presiden RI, Dr. KH. Ma’ruf Amin. Rumah sakit yang terlebih dulu diresmikan dan pusat layanan retina dan glaukoma yang baru diresmikan, dibangun dengan pendanaan berbasis berbasis wakaf, atas kerja sama Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Dompet Dhuafa.
Ma’ruf Amin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Badan Wakaf Indonesia dan Dompet Dhuafa. “Ini adalah bukti bahwa pengembangan ekonomi Syariah dengan istrumen wakaf mampu untuk membangun rumah sakit dan perlengkapannya yang sangat baik untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” kata Ma’ruf Amin ketika peresmian Retina dan Glaukomo Center rumah sakit tersebut.
Acara peresmian pusat layanan retina dan glaukoma yang dilaksanakan secara langsung dan lewat aplikasi zoom, dihadiri antara Menteri Agama Jeneral Purn Fahrul Razi, SIP, SH, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, SE, M.Sc, PhD, Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof Dr. Ir. H Mohammad Nuh, DEA, Penasihat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Pusat Prof. DR. Dr Nila F Moeloek, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi, dan Wali Kota Serang H Syafrudin, S.Sos, MSi, dan pimpinan beberapa bank Syariah.
Kebutuhan pengobatan mata di Indonesia, kata Ma’ruf Amin tergolong tinggi dibanding negara-negara lain. Pengobatan yang diperlukan umumnya operasi mata karena katarak, kemudian retina dan glaukoma. Wali Kota Serang Syafrudin mengakui di kota Serang sendiri terdapat banyak penderita katarak mulai anak-anak sampai orang tua. “Terima kasih, di kota ini sudah ada rumah sakit mata, dengan peralatannya yang canggih. Saya kira rumah sakit ini tidak hanya digunakan oleh warga Serang, tetapi juga warga sekitarnya, seperti Pandeglang dan Tangerang,” tutur Syafrudin.
Karena manfaatnya wakaf sangat luar biasa dalam membantu kesejahteraan masyarakat, Menteri Agama Fahrul Razi dalam sambutannya menekankan perlunya mencari terobosan-terobosan dalam mengisi gerakan wakaf yang sudah mendapat dukungan dari Bank Indonesia, dan bank-bank lainnya yang berbasis Syariah.
“Kami mendukung perwakafan,” kata Menteri Agama yang kemudian mengusulkan perlunya pengembangan strategis untuk memajukan perwakafan, terutama literasi wakaf. Banyak orang mengira wakaf hanya dilakukan dengan tanah saja. Padahal wakaf bisa dilakukan dengan uang tunai. Dan tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas layanan wakaf.
Sejalan dengan pemikiran menteri agama dan wakil presiden Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya mengatakan, pengembangan ekonomi Syariah perlu ditingkatkan, karena sudah terbukti manfaatnya, dibantu dengan instrumen-instrumen di perbankan syariah.
Di masa pandemi virus corona (Covid-19), menurut Sri Mulyani, gerakan wakaf sangat diperlukan untuk membantu ekonomi masyarakat, selain pemerintah secara khusus telah menyiapkan dana APBN untuk membantu berbagai sektor dalam meningkatkan kesejahteraan dan ekonominya. Seperti instrumen pendanaan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) serta pembiayaan dari BNI Syariah ternyata mampu untuk membangun pusat layanan retina dan glaucoma di rumah sakit mata di sini.
Keselamatan Dunia Akherat
Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof Dr. Ir. H Mohammad Nuh, DEA dalam sambutannya mengatakan, gerakan mengajak masyarakat berwakaf ini sama dengan gerakan menyelamatkan manusia semasa hidup di dunia hingga kehidupan setelah mati. Orang yang berwakaf, ketika meninggal akan mendapat passive income yang terus-menerus mengalir. Berwakaf melalui CWLS tidak akan hilang. Dana wakaf akan bermanfaat juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk membangun rumah sakit berbasis wakaf.
Mohammad Nuh memberi contoh, ada ibu-ibu yang sudah tidak bisa melihat karena katarak, sudah tidak bisa melihat anak-anak, apalagi membaca huruf Alqur’an. Tetapi setelah dibantu diobati dengan fasilitas layanan rumah sakit berbasis wakaf, ibu-ibu tersebut bisa kembali melihat segalanya dengan terang, bisa mengaji, dan membaca Alqur’an sampai akhir hayat. “Insya Allah husnul khotimah”. Yang dibantu bisa diselamatkan masuk surga, yang membantu juga masuk surga dan terus mendapatkan passive income.
Penandatanganan kesepakatan
Pada kesempatan peresmian pusat layanan retina dan glaukoma tersebut, dilakukan sejumlah kegiatan antara lain penandatanganan kesepahaman atau MoU pertama di Indonesia antara BWI dan Baznas Provinsi Jawa Barat dalam hal pendirian rumah sakit berbasis wakaf, kemudian penandatanganan MoU dengan UNDP, Komitmen Wakaf Yayasan Universitan Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dan komitmen Wakaf Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) senilai Rp 10 miliar. (*/)