25 Desember 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Bangkitkan Rasa Nasionalisme, Buang Stigma Negatif terhadap Penderita Covid-19 dan Tenaga Medis

4 min read

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – Wartawan atau Jurnalis diharapkan terus menerus tiada henti mendorong dan memupuk motivasi kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan, tidak sekedar itu saja namun juga membangkitkan rasa nasionalisme dalam memerangi covid-19 agar segera berakhir.

Kunci terbaik memerangi covid-19 menurut Lula Kamal selaku praktisi kesehatan, ialah bersama menumbuhkan rasa kebangsaan, rasa nasionalisme bagi masyarakat dengan begitu besar harapan protokol kesehatan dapat dijalankan dengan penuh kesadaran bukan karena terpaksa, atau karena adanya sanksi dilapangan.

Penumbuhan rasa itu ada diperannya wartawan, misalkan dengan cara berhati-hati memberikan judul tulisan, berita, atau artikel tentang covid-19. “Tidak ada pil terbaik dalam menyembuhkan ini, namun media punya cara terbaik lewat tulisan-tulisannya. Hati-hati memberikan judul, terkadang masyarakat kita belum membaca isinya baru judul saja lantas disebar kemana-mana sehingga menimbulkan keresahan dan stigma negatif bermunculan. Judul jika multitafsir akan menimbulkan arti yang berbeda-beda, kini sudah seharusnya kita membangkitkan rasa kebangsaan, kita semua punya peran untuk Indonesia. Teruslah mengajak masyarakat patuh protokol kesehatan, terus mengingatkan tanpa marah-marah, tanpa harus memaksa, berikan kesadaran dengan lembut dan bangkitkan rasa nasionalisme,” Ungkap Lula Kamal.

Pemilik senyum khas ini, juga berpesan bagaimana caranya media harus dapat mengedukasi masyarakat secara luas sehingga mengetahui beratnya perjuangan tenaga medis, dan tidak lagi ada stigma-stigma negatif.

“Rekan medis itu bekerja 8 jam kadang tidak makan karena khawatir saat pakaian pelindungnya dibuka akan tertular, itupun masih sangat banyak tenaga medis tertular. Tentu stigma-stigma negatif jika tidak diperbaiki atau disampaikan terus menerus oleh media agar masyarakat dapat memahaminya, stigma itu tetap ada. Kita butuh bersama-sama dalam menghadapi wabah ini,” Tutur Lula.

“Saya ingin mengingatkan masyarakat bahwa, tidak ada tempat paling aman saat ini dari covid-19. Bahkan pasien positif kebanyakan ialah mereka yang tidak kemana-mana atau di rumah saja, artinya mereka tertular dari keluarga yang berada di luar rumah. Jadi jangan pernah lelah sampaikan kepada masyarakat untuk terus gunakan masker, jaga jarak aman dan sesering mungkin cuci tangan,” Tambah Lula, mengakhiri.

Pada rapat virtual, bertajuk ‘Stigmatisasi terhadap penderita covid-19 dan tenaga medis, bagaimana mengatasinya?’ diselenggarakan oleh Dewan Pers dan BBC Media Action (Jum’at, 23/10/2020).

Selain jambidaily.com, juga diikuti lebih dari 400 wartawan Se-Indonesia, dipandu oleh Prita Laura, dengan menghadirkan narasumber: Doni Monardo (Kepala Satgas Nasional Penanganan Covid-19), Asep Setiawan dan Agus Sudibyo (Dewan Pers), Jerome Wirawan (Jurnalis BBC Indonesia), Lula Kamal (Praktisi Kesehatan), dan penyintas covid-19 pasien 03 di Indonesia yaitu Ratri Anindyajati.

Ratri Anindyajati, penyintas covid-19 yang tercatat sebagai pasien 03 di Indonesia bercerita bagaimana dirinya merasakan tekanan hebat akibat besarnya pemberitaan media karena Kerahasiaan pribadi atau keleluasaan pribadi (privasi) terbuka secara umum.

“Saya merasa semua terbuka, rumah saya sampai dikepung wartawan. Saya merasa tertekan disana, dan melihat banyak sekali pemberitaan media itu tidak benar, itu salah karena tanpa konfirmasi atau mendapatkan keterangan langsung dari saya. Timbul pertanyaan saya, mengapa media yang berafiliasi internasional malah lebih tepat dan mereka juga bertemu langsung mendengarkan cerita saya. Disini saya ingin berpesan bahwa bukan hanya tenaga medis dan lainnya, tetapi kita semua menjaga tanggung jawab bersama, kita semua adalah garda terdepan dalam covid-19 ini,” Cerita Ratri Anindyajati.

Kepala BNPB sekaligus Kepala Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, Dia turut berpesan kepada media bahwa wartawan itu juga pahlawan kemanusiaan, wartawan garda terdepan untuk penanganan covid-19 dengan cara memberikan informasi edukasi.

“Perlu diperhatikan bahwa wartawan itu adalah juga garda terdepan turut menyelamatkan masyarakat luas, karena tenaga medis justru adalah benteng terakhir untuk menyelamatkan masyarakat kita, warga bangsa dan negara kita. Artinya wartawan juga sebagai pahlawan kemanusiaan, mengajak masyarakat untuk patuh protokol kesehatan itu sangat membantu masyarakat memahami untuk tidak tertular covid-19, termasuk para artis yang turut mengajak masyarakat patuh protokol kesehatan,” Tegas Doni Monardo.

“Sampaikanlah pemberitaan yang benar, yang benar-benar tepat, bukan yang mengada-ngada. Sangat berbahaya ketika banyak sekali informasi yang tidak tepat di media sosial lalu dipercaya oleh masyarakat tentunya ini akan berbahaya. Sampaikan juga pemberitaan dan apresiasi terhadap perjuangan pemerintah hingga hari ini, bukan untuk pemerintah tapi untuk bangsa dan negara kita. Kita sudah pernah mengalami wabah di masa Hindia Belanda yaitu Flu Spanyol, dari dokumen-dokumen cara terbaik ialah melakukan pendekatan melalui kearifan lokal. Covid-19 bukan hanya di negara kita namun ini permasalahan global, maka kita harus bersama menyelesaikannya,” Tandas Doni.

Disisi lain, Asep Setiawan dan Agus Sudibyo mengingatkan media agar mematuhi kode etik sehingga berita lebih berimbang di masyarakat.

“Mengutip dari ketua dewan pers Pak Nuh. Wartawan setiap hari menghasilkan karya jurnalistik, jurnalistik itu informasi, masyarakat butuh informasi setiap harinya. Jika informasi itu adalah oksigen yang dibutuhkan setiap hari, saat oksigennya baik pasti kita sehat,” Ucap Asep Setiawan.

“Media adalah untuk melayani kepentingan publik, kita mengedukasi ataupun mengkritik bukan benci pemerintah, namun kita mengontrol bersama agar covid-19 ini cepat selesai,” Harap Jerome Wirawan, Jurnalis BBC Indonesia.

 

 

(Hendry Noesae)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

86 + = 87