25 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Perempuan Indonesia Bangkit Lawan Covid-19 & Segala Bentuk Kekerasan, Pemerasan dan Diskriminasi

4 min read

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – One Billion Rising Dalam bahasa Indonesia artinya “Kebangkitan Satu Miliar” ialah sebuah gerakan global untuk mengakhiri kekerasan dan segala bentuk penindasan terhadap perempuan melalui sebuah tarian yang serentak diadakan setiap tanggal 14 Februari di berbagai penjuru dunia. Kampanye tarian OBR pertama kali diluncurkan pada tahun 2012 dan kini sudah diikuti 200 negara di dunia.

Penindasan adalah tindakan yang memperlakukan seseorang atau komunitas secara tidak adil untuk mendapatkan keuntungan dari kerja atau sumber daya mereka, termasuk oleh perusahaan multinasional yang menghisap di dalam negeri atau lintas negeri.

Khususnya bagi warga perempuan, kehadiran perusahaan berskala besar telah menciptakan buruh murah yang bekerja diperkebunan berskala besar dengan upah yang rendah tanpa pemenuhan atas hak maternitas. Fenomena ini dapat kita temukan pada situasi buruh harian lepas diperkebunan sawit yang bekerja dibanyak daerah di indonesia.

Di sektor industri ekstraktif seperti kehutanan, perkebunan dan pertambangan, kepemilikan dikuasai oleh modal dan industri skala besar telah menguasai sumber daya alam dan tanah yang menjadi sumber penghidupan rakyat di Pedesaan.

Gejala ini semakin memperburuk situasi kemiskinan yang akan menurunkan kualitas hidup anak perempuan dan perempuan. Diantaranya pada pada kasus perkawinan usia anak dengan motif meyelamatkan ekonomi keluarga, diskriminasi akses pendidikan dan layanan kesehatan serta meningkatkan resiko terpapar kekerasan seksual.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2018. Ada sekitar 1,2 juta perkawinan anak yang memposisikan Indonesia di peringkat delapan angka perkawinan anak terbesar di dunia. Hasil studi dari perusahaan riset di Singapura, Value Champion, menemukan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua negara yang paling berbahaya untuk perempuan di wilayah Asia Pasifik.

Dalam kurun waktu 12 tahun kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat 79,2 persen ditahun 2019 dan melonjak drastis selama masa krisis pandemi. Angka kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena gunung es, artinya ada banyak kasus kekerasan seksual yang tidak terungkap dan tidak dilaporkan oleh korban.

Berdasarkan pengalaman pendampingan yang dilakukan Beranda Perempuandi Jambi. Korban enggan melaporkan peristiwa yang dialaminya, sebab berhadapan dengan sikap aparat hukum yang memojokkan korban. Bahkan,tidak sedikit proses hukum berujung pada vonis bebas pelaku pencabulan karena beberapa jenis kekerasan tidak bisa diproses hukum karena terbatasnya pengaturan dalam Kitab hukum Undang Undang Pidana (KUHP).

Di masa pandemi kehidupan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semakin suram. Anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah, menjebak korban hidup bersama pelaku kekerasan tanpa adanya jaminan untuk mengakses layanan perlindungan karena pembatasan layanan pemerintah.

Sementara itu, Bagi buruh migran Indonesia(BMI), pandemi Covid 19 membawa kesengsaraan yang mendalam karena telah merombak secara ekstrim kondisi migran dan memperburuk kondisi migran. Covid-19 menjadi alat bagi negara-negara penempatan untuk melakukan penangkapan dan deportasi massal terhadap migran tak berdokumen.

Mengkambinghitamkan buruh migran sebagai pembawa virus. Per 28 September 2020 buruh migran yang terinfeksi Covid-19 ada 1708 orang. Mereka terinfeksi dan mati karena Covid-19, rata-rata mereka ditulari oleh majikan.

Krisis pandemi ini akan menguji kekuatan solidaritas kita dan perubahan nasib perempuan saling bergantung dengan gerakan rakyat lainnya bahkan dibelahan planet kita yang jauh. Karena itu mari kita memupuk solidaritas lintas sektor dengan turut berpartisipasi melalui gerakan menanam dan Menari One Billion Rising( OBR) sebagai gerakan melawan segala bentuk penindasan terhadap perempuan.

Melalui tarian One Billion Rising kita menjadi bagian dari kampaye global untuk menggerakan dunia, mengaktifkan perempuan dan laki-laki di setiap negara.

Kegiatan dilaksanakan berupa:

Kampaye Menanam tanaman kehidupan
Kegiatan ini mengajak siapa saja untuk menanam tanaman pangan dan upload photo menanam dengan Hastag #RisingGardenResist #RiseAgainstViolence #RiseAgainstInJustice
dan upload fhoto menanam di media sosial

Kampaye Global “ One Billion Rising “
Kegiatan ini mengajak seluruh lembaga atau organisasi lintas sektoral hadir dalam Kampaye global pada 14 Februari 2021. Pukul 10.00-12.00 WIB Kegiatan ini Juga diisi pidato dari Koordinator OBR Internasional, Pidato dari Perwakilan Organisasi lintas sektor, pertunjukan seni dan Ajakan Menari OBR secara virtual.

Adapun tujuan kegiatan, ialah: membangun dan memperkuat solidaritas antara perempuan Pekerja, Perempuan migran, perempuan petani dan lainnya; Memberikan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk menjelaskan kekerasan berbasis gender yang dialaminya dan mengekspresikan perlawanannya melalui tarian; mendorong partisipasi semua elemen masyarakat agar terlibat dalam kampanye mengakhiri kekerasan terhadap perempuan demi mewujudkan perdamaian dan kesetaraan; Melawan kekerasan dan Diskriminasi ditengah pandemi COVID-19; dan Merayakan Hari Kasih Sayang pada 14 Februari dengan memberikan dukungan terhadap kelompok perempuan (*/Rilis)

 

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

39 + = 41