PT IIS Dukung KUD Karya Jaya Merlung Garap Replanting 800 Ha Kelapa Sawit di Bukit Harapan Tanjabbar
3 min readBagi pengurus dan anggota KUD Karya Jaya, kemitraan dengan perusahaan bukanlah hal baru. Selama lebih dari 25 tahun terakhir, para petani anggotanya melangkah bersama PT Inti Indosawit Subur (Asian Agri) dalam kemitraan formal sebagai petani plasma yang membangun dan mengelola kebun sawit dengan budidaya yang memenuhi standar keberlanjutan.
Ketua KUD Karya Jaya, H. Ruhiyat, mengakui bahwa kemitraan telah membawa petani sawit yang bernaung dalam KUD yang dipimpinnya mencapai kemajuan yang pesat. Bukan saja mengenai taraf hidup dan penghasilan masing –masing keluarga yang meningkat, kemitraan menurutnya mampu membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih bertanggung jawab sebagai mahluk sosial.
Produktivitas menjadi elemen penting bagi KUD Karya Jaya dalam menetapkan target kebun anggotanya. “Kami mendidik dan membekali anak-anak agar belajar secara serius, agar mereka bisa mandiri ataupun meneruskan memelihara kebun kami agar produktif dan mencapai kemakmuran,” kata Ruhiyat.
Head Kemitraan Asian Agri, Rudy Rismanto, menggarisbawahi pentingnya mengadopsi budi daya pertanian berkelanjutan, demi generasi sekarang dan masa depan, agar para petani tetap mampu mencukupi permintaan pangan yang meningkat seiring dengan pertambahan jumlah populasi global.
Industri kelapa sawit dan para pihak yang berada di dalamnya menghadapi tantangan terkait pengelolaan kebun sawit yang berorientasi pembangunan global jangka panjang. Sebagaimana tertuang dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (UNSDGs), kemitraan petani dan Asian Agri akan bersama-sama mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan yang relevan.
Rudy menjelaskan, “Bersama petani mitra, Asian Agri mendukung terwujudnya pengentasan kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan edukasi masyarakat di lingkungan petani mitranya, memberikan kesempatan yang sama bagi kaum pria dan perempuan, menjaga ketersediaan energi dengan pemanfaatan limbah menjadi energi baru terbarukan, serta memastikan pengelolaan kebun yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.”
Ruhiyat menyebutkan, jumlah anggota KUD sebanyak 559 orang dengan luas lahan 800 hektar akan turut berperan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan peremajaan kebun sawit yang dilaksanakan dalam dua tahap yakni tahun 2020 seluas 440 hektar dan tahun 2021 seluas 360 hektar, para petani optimis kemitraan antara KUD Karya Jaya dengan PT. Inti Indosawit Subur akan melanjutkan silaturahmi dan bekerja sama dalam pengelolaan kebun selama 1 siklus tanaman ke depan.
Kemitraan dalam meremajakan kebun sawit petani merupakan keputusan bersama yang didasari pengalaman puluhan tahun sebelumnya saat mereka memulai kebun sawit di Jambi. Kesepakatan bermitra dengan perusahaan pun dicapai dengan pertimbangan profesionalisme, kemampuan teknis, komitmen pendampingan, penyediaan benih unggul serta fasilitas lain yang dapat menekan biaya lingkungan dan sosial selama masa tunggu panen.
KUD Karya Jaya menerima bantuan CSR sapi bergulir sebanyak 40 ekor dari Asian Agri di tahun 2008 yang dikembangkan hingga sekarang masih terdapat 200 ekor sapi. Dalam rangka menyiapkan peremajaan kebun, Rudy mengungkapkan bahwa petani mitra dibina untuk menyiapkan tabungan dan mengembangkan sektor di luar sawit sebagai sumber pendapatan alternatif.
Ruhiyat menyebutkan tabungan replanting KUD yang dipimpinnya sebesar Rp. 13.003.385.921 atau Rp. 34.955.388 per kavling. “Selain itu petani juga telah mempersiapkan pendapatan alternatif dari beternak kambing, beternak sapi, budidaya ikan dan sarang wallet,” lanjutnya.
“Kami memiliki kebun yang sangat produktif, dan karena itu tidak ingin berspekulasi dengan pihak lain yang menawarkan program peremajaan dengan harga yang lebih murah ataupun fasilitas pendukung lainnya, namun kinerja perusahaan tersebut belum terbukti hasilnya,” kata Ruhiyat.
Sebagai mahluk sosial, ujar Ruhiyat, anggota dan pengurus KUD diminta untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menerapkan prinsip keberlanjutan, rajin, disiplin dan tekun dalam pengelolaan kebun, sehingga mereka dapat menjadi pelopor dalam menanggulangi akar penyebab kemiskinan dan kelaparan. “Kita hidup bersama, maju bersama dan tidak akan meninggalkan siapa pun saat peremajaan berlangsung,” tegasnya.(*)