8 September 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Ingin Latihan Teater Bersama Hendry Nursal,? Yuk Intip Ketentuan dan Otobiografinya

11 min read

HENDRY NURSAL – Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya tempat pertunjukan, ada yang mengartikan gedung pertunjukan, ada juga yang mengartikan panggung (stage).

Dalam arti luas seni teater adalah segala tontonan yang dipertunjukan di depan orang banyak. Sedangkan arti sempit teater adalah kisah hidup manusia yang ditampilkan di atas pentas, disaksikan oleh penonton.

Kelas akting, di sisi lain, sangat sulit untuk menentukan harga. Ada begitu banyak faktor yang berperan, sehingga hampir tidak mungkin untuk memberikan angka bulat sebagai pedoman.

Beberapa pelatih di pusat kota Jakarta mungkin bebas untuk mengenakan biaya jauh lebih banyak daripada mereka yang bekerja di kota kecil atau kota kecil, sementara guru privat yang memiliki banyak pengalaman dapat dimengerti akan mengenakan biaya lebih banyak untuk keahlian mereka.

Bahkan ketika mencari pelatih akting pribadi di google, harga sangat jarang diungkapkan. Ini untuk melindungi Anda seperti diri mereka sendiri, karena mereka tidak ingin memberikan perkiraan jumlah yang membuat orang takut padahal sebenarnya mereka bisa fleksibel dan melihat kursus ini di sekitar harga yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Adapun Jadwal Latihan
Kelas Hari:

  • Kelas Rabu, Jumat, Sabtu
  • Kelas Rabu dan Jumat
  • Kelas Rabu dan Sabtu
  • Kelas Jumat dan Sabtu

Kelas Jam:

  • Pukul: 15.30 wib s.d 17.30 wib
  • Pukul: 19.30 wib s.d 21.30 wib

Tempat Latihan:
Ruang Terbuka di Taman Budaya Jambi (Fleksibel)

Biaya Iuran Awal:
100 ribu

Uang Baju:
150 ribu

Bulanan:
300 ribu 4x Sebulan Per Orang
450 ribu 8x Sebulan Per Orang

Materi Latihan:
Olah Tubuh, Olah Vokal, Olah Nafas dan Olah rasa
(aktualisasi diri, konsentrasi, imajinasi & penghayatan, analisa naskah, analisa peran & observasi, dan menciptakan peran)

Keterangan Lainnya:

  • Latihan Minimal 6 Bulan
  • Sebelum 6 Bulan jika ada ruang pergelaran diberikan kesempatan ikut pemilihan peran
  • Setelah 6 Bulan dengan keuntungan mendapat kesempatan pergelaran di panggung

Ketentuan lainnya:
(Jika ada Permintaan Hari dan Jam berbeda, dapat dilakukan dengan minimal peserta 10 orang)
(Untuk Permintaan kelas Privat):

  • bisa per orangan
  • bisa latihan di rumah asalkan ada ruang terbuka dan tidak mengganggu lingkungan/bisa juga di dalam ruangan selagi memadai
  • bebas pilihan hari dan Jam kecuali Minggu/libur nasional
  • biaya 5 juta 8x sebulan (maksimal 3 bulan)

Catatan Penting:
Untuk biaya semua fleksibel dan dapat dibicarakan yang memberikan ruang kesepakatan bersama.

Informasi Lebih Lanjut Klik Disini: https://lnk.bio/hendry_noesae

Otobiografi Hendry Nursal

Terlahir dari keluarga sederhana di sebuah perkampungan, masa itu masih tercatat sebagai Impres Desa Tertinggal (IDT) yaitu Desa Kualadasal Kabupaten Tanjungjabung Barat Provinsi Jambi, Hendry Nursal begitu nama yang disematkan oleh orang tua saya sejak 30 Maret 1983.

Hanya menumpang lahir begitu kata-kata bagi mereka sedari kecil telah meninggalkan desa kelahirannya. Memang begitu yang terjadi, Ibu ku pekerja rumah tangga selayaknya ibu-ibu, sedangkan Ayah ku seorang karyawan swasta di Tebingtinggi atau lebih dekat dengan Desa Telukpengkah, di sebuah perusahaan berjarak 31 Kilometer dari Desa kelahiran ku. Dahulu perusahaan itu tersohor pada masa kejayaannya namun berjalan waktu kini sudah tak ada lagi.

Saya terlahir sebagai anak sulung dari 5 bersaudara, kami saat ini hanya bertiga lelaki karena dua saudara perempuan telah lebih dulu kembali kepangkuan ilahi. Cuma saya yang lahir di Desa asal Ibu ku, untuk 4 saudara yang lain di Desa Tebingtinggi dan kota Jambi.

Walaupun numpang lahir, saya sempat bersekolah dasar di SD Negeri 90/V Kualadasal hingga kelas 2, lalu berpindah dan menamatkan sekolah dasar di SD 45/V Tebingtinggi tahun 1996. Masih ingusan, apatis dan pendiam, saya pemalu juga penakut dalam segala hal.

Jejak saya dimulai melanjutkan Menengah pertama di SMP Negeri 10 Jambi, anak desa masuk kota. Ya…udik, ‘ndeso’ saya tak kenal apa-apa dengan perkotaan, pola gaul dan sebagainya. Saya orang yang acapkali kena mintai uang (atau bahasa saat itu dipajak’in) saat akan menuju sekolah bahkan saat berjalan di kawasan pasar, mungkin karena muka ndeso, lugu, pendiam saya sehingga menjadi sasaran. Itu berlangsung hingga kelas 2 SMP, setelahnya saya mulai memahami dan diajarkan cara untuk mengelak oleh mereka-mereka yang berhati baik dan peduli pada anak kampung ini (tapi selalu saya rahasiakan dari Ibu, biar jangan ada kecemasan).

Di sekolah, saya berusaha dapat dikenal oleh seribu lebih siswanya masa itu dengan cara mengikuti berbagai organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler. Mulai dari PMR, Pramuka, osis dan akhirnya bertahan di kelompok olahraga basket. Meskipun bukan tim utama dan sangat sulit menembusnya. Begitu banyak senior ataupun sama tingkatan yang merupakan pemain-pemain tangguh, senang rasanya minimal saat latihan rutin bersama dengan mereka-mereka yang hebat.

Belum pernah mewakili sekolah sebagai kontingen, cukup berbahagia minimal bisa mewakili kelas saat classmeeting ataupun perlombaan antar kelas ketika di peringatan hari-hari besar. Paling tidak harapan tercapai bisa dikenal oleh siswa lainnya di sekolah tersebut.

Disisi lain, saya nyaris tidak lulus di SMP Negeri 10 Jambi karena saya begitu berisik bahkan bersama rekan-rekan bikin ulah dengan cara menggerakkan unjuk rasa untuk menentang kepala sekolah yang arogansi. Tetapi saya menyadari Bukan itu juga penyebabnya, yang lebih utama saya terlena dengan kota, terlena dengan arena bermain tidak belajar dengan baik. Selalu mendapatkan warna terbakar alias merah di nilai raport, terburuk saya pernah meraih peringkat umum 10 besar terendah di cawu kedua saat kelas 3. Sungguh miris..!!

Namun bersyukur kala itu, nilai akhir dapat menyelamatkan saya tahun 1999. Tetapi tidak saat menengah atas, saya harus merasakan pil pahit resiko terlalu berisik mengkritis kebijakan-kebijakan sekolah, saya mendapati tidak lulus. Saya ulangi tidak lulus, dan saya yakin bukan karena nilai saya, itu diduga adalah ketegasan sekolah atas sikap saya yang berisik di SMU Unggul Sakti Jambi. Maaf saya bukan pelajar yang hanya protes tanpa memberikan prestasi, beberapa piala disumbangkan bersama rekan-rekan lewat kegiatan seni serta tak jelek-jelek amat kalau soal belajar, masih dalam 10 besar setiap catur wulan yang dilewati.

Disini saya berkenalan dengan dunia seni tepatnya Teater, diperkenalkan oleh seorang guru Bahasa Indonesia dan Kesenian yaitu Pak Ide Bagus Putra yang saya rubah sapaannya menjadi Ayah, ketika terlahir putra pertamanya. Dia mengajarkan seperti apa dunia teater sebagai kegiatan ekstrakurikuler berdirilah Teater Tiang Tuo, sayangnya Ayah tak bertahan lama, kepergiannya juga seakan membawa roh dari Teater Tiang Tuo. Terlepas dari itu, Ayah menitipkan saya dan rekan-rekan lainnya ke suatu sanggar seni di luar sekolah. Sanggar bernama Teater Tonggak, kami masih bisa terus belajar teater dibawah asuhan Abah Didin Siroz.

  • Beberapa Pergelaran dan Prestasi dengan Teater Tiang Tuo:
  • Khotbah (1999)
  • Robohnya Surau Kami (2001) sebagai aktor dan sutradara
  • Nyanyian Bulan Sekarat (2001)
  • Juara Kedua Lomba Dramatisasi Puisi TBJ (1999)
  • Juara Harapan I Lomba Dongeng Bahasa Jambi FKIP-UNJA (2000)
  • Aktor dan Sutradara Terbaik Fajar Festival Teater (2001)
  • Sutradara Terbaik Oranye Teater Festival III (2001)
  • Juara Ketiga Oranye Teater Festival (2001)
  • Juara Umum Lomba Baca Puisi ASA Award I (2006)
(Bersama Slamet Rahardjo)

Saya akhirnya menamatkan menengah atas di SMU At-Taufiq tahun 2003, sekolah yang mau dengan sukarela dan berbaik hati menerima saya. Mau mengambil resiko menerima pelajar yang berisik, suka protes, unjuk rasa, tapi satu catatan penting saya bukan tipe arogansi atau semena-mena. Mengkritik karena ada kebijakan tidak benar, tidak masuk akal adalah kebenaran menurut hemat saya di masa itu.

Selain Teater Tonggak, Di sekolah yang baru saya berjumpa kembali dengan Ayah Ide. Saya bisa kembali berlanjut berkesenian dengannya dalam sanggar yang ada disitu bernama Teater Q, saya mendapatkan pengalaman selain menjadi aktor juga mengenal musikalisasi puisi. Tetapi kegiatan lainnya seperti Olahraga Basket, Pramuka serta OSIS terus saya ikuti.

Menilik aktivitas di dunia seni, bersama Teater Q meskipun hanya berada satu tahun di At-Taufiq. Saya di tahun berikutnya (Hingga 2004) masih terus terlibat bersama para junior Teater Q. Beberapa Pergelaran dan Prestasi dengan Teater Q:

  • Bulan Dimakan Raksasa (2002)
  • Musikalisasi Puisi “Kidung Matahari” (2003)
  • Semiotik Daging Dalam Sangkar Siku-siku (2003)
  • Musikalisasi Puisi “Senandung Anak Langit” (2004)
  • Sutradara Sandiwara Kedondong (2003) Bersama Teater Q

Belakangan saya mengetahui, ada guru yang berani menjamin saya dengan resiko dia bisa kehilangan pekerjaannya jika saya kembali berulah, dialah Ayah Ide Bagus Putra (Saya mengetahui itu tepat di hari pengumuman kelulusan) dari salah satu guru lainnya. Lebih kurang 365 hari saya tercatat di sekolah itu tidak mengetahui kalau ayah Ide Bagus Putra menjamin saya, tetapi selama itu juga saya berusaha membuktikan bahwa saya tidak lulus bukan karena faktor ‘kebodohan’ atau kemalasan belajar.

Sebelumnya saya berada di Sistem catur wulan, nahh di At-Attaufiq Saya berjumpa dengan Semester. Tengah semester Pertama, Ujian semester pertama dan Tengah semester kedua berhasil mendapatkan peringkat pertama di kelas hingga di ujian akhir saya bersyukur mendapatkan juara umum. Mengutip dari pidato kepala sekolah saat perpisahan “Andaikan dia telah berada di sekolah ini sejak kelas satu maka dia berhak mendapat gelar siswa terbaik karena berhasil meraih juara umum pada ujian akhir tahun ini, sayangnya hanya satu tahun”

Jadilah saya pelajar yang menamatkan menengah atas selama 4 tahun, kemudian berlanjut ke perguruan tinggi di Jurusan bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah, program studi keguruan dan ilmu pengetahuan, Universitas Batanghari-Jambi tahun 2008.

Di kampus saya tidak berminat bergabung dengan komunitas teater yang ada atau UKM Seni, karena saya tidak sepaham dengan pola perekrutan atau cara penerimaan anggota baru. Maka saya lebih ke politik kampus, berkecimpung di badan eksekutif mahasiswa baik itu area fakultas maupun Universitas.

Sebagai warga yang baik karena tercatat di kampus Universitas Batanghari, saya tetap berupaya memberikan sumbangsih membawa nama kampus di berbagai kegiatan seni. Beberapa Pergelaran dan Prestasi di Kampus:

  • Mengikuti Lomba Baca Puisi Sutardji Calzoum Bachri-Jakarta (2007)
  • Aktor dan Sutradara Otak Dalam Botol (2006)karya Muhammad Husyairi Bersama Mata Teater, FKIP Unbari

Disamping itu, aktif bersama Teater Tonggak memberikan pelatihan Teater di sekolah yaitu Inisiasi terbentuknya Teater Pasca (SMU Adhyaksa) dan Teater Kasfer (SMU Ferdy Ferry Putra). Adapun beberapa pergelaran dan prestasi yang diraih ialah:

  • Sutradara Jante Arkidam (2003) Bersama Teater Pasca
  • Juara Terbaik MAL Teater Festival (2003) bersama Teater Pasca
  • Karya/Sutradara Luka Encon (2008) Bersama Teater Kasfer

Sementara itu, sejak diantarkan oleh Ayah Ide ke Teater Tonggak. Saya sudah terlibat dalam berbagai kegiatan sejak dari pertama datang misalkan Tahun 1999 tampil Happening Art Tembang Anak Sialang di momen pembukaan Festival Magat Sari. Lalu:

  • Bersama Taman Budaya Jambi dan HSRI Jambi dalam kegiatan Forum Teater Se-Sumatera I dan Pameran Seni Rupa VIII Se- Sumatera (2000).
  • Dalam kegiatan One Day School With Honda Competition dan Launching Gedung PD Sinar Sentosa Sipin (2003).
  • Dalam kegiatan Pameran dan Pergelaran Seni Se-Sumatera VII (2003, 2006,2008), Pekan Pesona Budaya Jambi (HUT Jambi) (2006, 2007, 2008, 2009, 2011), Temu Sastrawan Se-Indonesia tahun (2007) serta berbagai kegiatan lainnya.
(Bersama Slamet Rahardjo dan Gubernur Jambi, Al Haris)

Selain happening art selebihnya ialah berlatih, membantu pergelaran, berkecimpung di area produksi dan artistik saja tanpa memerankan tokoh. Lantas kesempatan untuk berada di panggung memerankan suatu tokoh mulai dipercaya pada pergelaran ruwatan bumi (2001) dan:

  1. Menggugat Jalan Setapak (2013)Pergelaran di Jambi dan Bandung, karya/sutradara Didin Siroz
  2. Setan Blabla Diatas kursi Goyang (tahun 2000)Pergelaran di Jambi dan Bengkulu, karya Arthur S Nalan / sutradara Didin Siroz
  3. Tembang Anak Sialang & Ikrar (tahun 2000)Pergelaran di Jambi, karya/sutradara Didin Siroz
  4. Ruwatan Bumi (tahun 2001)Pergelaran di Jambi, karya/sutradara Didin Siroz
  5. Hajar Aswad (tahun 2002)Pergelaran di Jambi, karya/sutradara Didin Siroz
  6. Terdampar (tahun 2002, 2007)Pergelaran di Jambi; karya Slawomir Mrozek / sutradara Didin Siroz
  7. Bujang Bulan Singarincing (tahun 2003)Pergelaran di Jambi dan Palembang, karya/sutradara Didin Siroz
  8. Tabib Jagoan (2004)Pergelaran di Jambi bersama Laskar Panggung Asal Bandung, karya/Sutradara Yusef Muldiyana
  9. Kepompong (tahun 2005, 2007)Pergelaran di Jambi, karya/sutradara Didin Siroz
  10. Kampung Pembauran (tahun 2007) Pergelaran di Jambi, karya/sutrdara Didin Siroz
  11. Lear Asia (tahun 2013)Pergelaran di Jambi, karya William Shakespeare / Adaptasi Rio Kishida /Sutradara Didin Siroz
  12. Suluk Bambu (tahun 2017),Pameran Instalasi dan Kolaborasi Bersama Komunitas Seni di Jambi
  13. Tak Tik Senja Menjemput (tahun 2019)Pergelaran di Jambi, Sutradara Hendry Nursal
  14. Lawan Catur (tahun 2021)Pergelaran di Jambi dan Padang, karya Kenneth Sawyer Goodman / Terjemahan WS Rendra / sutradara Didin Siroz
  15. Tanda Silang (tahun 2021) Pergelaran di Jambi, karya Eugene O`neill / Terjemahan WS Rendra / sutradara Didin Siroz
  16. Ipoh (tahun 2022)Pergelaran di Jambi, karya Arthur S Nalan / sutradara Hendry Nursal
  17. Lemari (tahun 2022) Pergelaran di Jambi, karya/sutradara Hendry Nursal
  18. Puluhan Happening Art/Teater Tubuh, karya/sutrdara Didin Siroz.

Pendidikan tinggi selesai pada rentang waktu 4,5 tahun dan sudah pasti sesuai dengan keilmuan yang digali maka menjadi seorang pengajar ialah jalurnya. Sempat berprofesi sebagai guru selama dua tahun (2008-pertengahan 2010), di dua sekolah menengah atas. Saya akhirnya terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 2010 hingga saat ini.

Di dunia jurnalistik, pertama kali belajar sebagai wartawan dari Mursyid Sonsang. Saya juga rajin mengorek-ngorek ilmu tentang mengemas berita melalui Doddi Irawan di media online www.infojambi.com, lebih kurang 1 tahun lantas bergabung ke Tribun Jambi. Di Tribun Jambi Hanya saja tidak dibagian redaksi, saya memilih bagian promosi hingga akhir 2011. Saya sempat hengkang dan meninggalkan dunia jurnalistik, bekerja di salah satu perusahaan provider hingga September 2011.

(Bersama Slamet Rahardjo)

Saya kembali lagi ke dunia jurnalistik tahun 2012 bergabung bersama www.jambidaily.com menaiki jenjang sebagai redaktur tahun 2014-2015, aktif di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) provinsi Jambi sejak tahun 2010 sempat juga menjadi pengurus di masa periode kepemimpinan Mursyid Sonsang. Dalam perkembangannya PWI juga berdiri di wilayah kota Jambi, saya mengemban tugas sebagai Bendahara pada 2017-2019 di kepemimpinan Renold Isra Putra, kemudian kepengurusan 2020-hingga saat ini memangku jabatan sebagai ketua PWI Kota Jambi.

Disisi lain, tahun 2015 saya pernah mencoba mendirikan media online sendiri bernama www.jambstyle.com, hanya bertahan satu tahun lalu saya berhenti dan menyepi hingga tahun 2017 dan kembali ke www.jambidaily.com. Sang pemimpinnya Hery FR memberikan saya kepercayaan sebagai redaktur pelaksana hingga Februari 2020 dan kini sebagai pemimpin redaksi.

Selain di dunia media, Hendry juga kini mendapatkan kepercayaan sebagai Sekretaris Teater Tonggak periode 2019-2024 dan tidak hanya skala komunitas bahkan mendapat Amanah dalam memimpin Yayasan Pelaku Teater Indonesia (PTI) Korda Provinsi Jambi, periode 2021-2025. (*/)

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

35 + = 44