26 Oktober 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

‘Interpolasi’ Pentas Apresiasi Musik dari Komunitas Belum Bangun

3 min read

(Foto: Wildan-Jambidaily.com)

JAMBIDAILY SENI, Budaya – Komunitas Belum Bangun dalam karya musik berjudul Interpolasi (Jikat 1) di gedung Teater Arena Taman Budaya Jambi (Rabu, 26/10/2022).

Interpolasi dikomposeri Gen Dekti bersama Ari (Violin 1), Yogi (Violin 2), Reynol (Viola), Anggi (Cello), Dirham (Contrabass), Rido (Flute), Danil (Clarinet) dan, Joko (Piano).

Karya tersebut berangkat dari ritual ‘Asyeik’ asal kabupaten Kerinci yang terkait erat dengan kepercayaan masyarakat dalam menjaga nilai turunan tentang permohonan dan pemujaan terhadap leluhur. Dan banyak ragam ritual ‘Asyeik’ tepatnya di kecamatan Siulak serta Siulakmukai.

Saat ini, beberapa ritual ‘Asyeik’ sudah jarang ditemukan bahkan hampir tidak pernah dilakukan lagi oleh masyarakat, namun keberadaan ritual ini masih dapat dilihat pada kalangan-kalangan tertentu yang memiliki gelar Balian Salih (Pemimpin Ritual) dan sifatnya sangat individual. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Irmalina yang memiliki gelar Salih Bujang Imam Buruji.

Meskipun pelaksanaan ritual dengan masyarakat sudah jarang dilakukannya rutinitas ritual individu masih dilakukan dengan maksud dari bentuk tanggung jawabnya dalam menjaga warisan tradisi leluhur.

(Foto: Mario-Jambidaily.com)

Dari referensi tertulis Komunitas Belum Bangun yang diterima jambidaily.com, Irmalina dalam suatu wawancara menyebutkan ritual ‘Asyeik’ yang dilakukannya bertujuan untuk mensucikan tempat atau ruang penyimpanan benda-benda sakral, yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya roh-roh leluhur yang sebutnya sebagai ritual ‘Asyeik’ pemburu Jikat.

Ritual dilaksanakan apabila salah satu dari komponen Jikat (wujud dari niat dan maksud berbentuk sesajian) telah mengalami kerusakan, kemudian diganti dengan yang baru melalui pelaksanaan ritual.

Menariknya karena ritual individu, terasa lebih unik dan berbeda sebab nyanyian mantra yang dilantunkan terdengar natural tanpa adanya pengaruh alat musik pengiring. Mantra dinamakan sebagai mantra Nyaru, tidak hanya berisikan puji-pujian terhadap roh leluhur, mantra ini terkait erat dengan pemahaman dan gejala praktik musikal leluhur masyarakat Kerinci pada masa lampau.

Dalam proses itu terlihat adanya aspek interpolasi yang terjadi, interpolasi dalam budaya musik tonal telah lama dikenal dan menjadi kesimpulan yang dirasakan pendengar dalam menyimpulkan gerak harmonik yang disimpulkan melalui sintaksis musik.

Umumnya, interpolasi dikaitkan deegan analisis yang berlawan dengan kecenderungan sintaksis tonal dengan cara menunda resolusi dominan ke tonik. Keunikan ini menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis, mengingat sintaksis musikal yang digunakan dalam kebiasaan praktik musikal leluhur Kerinci, masih menyimpan nilai-nilai otentik.

Penulis melihat kemungkinan cara dalam menerapkan konsep interpolasi berdasarkan praktik musikal masa lampau menjadi ide dan gagasan yang dipadukan dengan budaya musik kekinian. Maka lahirlah karya yang digarap berjudul “Interpolasi (JIKAT 1) yang menggunakan metode elaborasi hierarki berbentuk spiral.

(Foto: Hendra-Jambidaily.com)

Pentas ini diselenggarakan Pemerintah provinsi Jambi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi UPTD Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK).

Konsep upacara dalam pameran ini menurut Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan Sesuai kesepakatan seniman, bahwa tahun 2022 semua karya eksperimentasi, pengolahan dan Apresiasi di Taman Budaya Jambi wajib bertema Upacara.

“Inilah program pengembangan seni tradisional, kegiatan pembinaan kesenian yang masyarakatnya pelaku lintas daerah kabupaten/kota pada sub kegiatan peningkatan kapasitas tata kelola lembaga kesenian tradisional dan sub kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan SDM kesenian tradisional,” Tandas Eri Argawan. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 − 12 =