20 September 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Sarasehan Seni TBJ 2023 Resmi Ditutup, Seniman Jambi Hasilkan Poin-poin Penting Untuk Pemajuan Seni Budaya

5 min read

Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan (Berdiri)

JAMBIDAILY SENI, Budaya – Sarasehan Seni 2023 bertema ‘Evaluasi, Implementasi, Kemitraan dan Arah Kebijakan Tata Kelola Kesenian’ yang berlangsung 16-17 Mei 2023 resmi ditutup oleh Kepala Taman Budaya Jambi, Ery Argawan (Rabu, 17/05/2023).

“Sarasehan seni yang berlangsung selama dua hari ini dimaksudkan untuk mengkaji permasalahan yang dihadapi untuk mengoptimalkan tata Kelola Taman Budaya Jambi ke depan, Dengan mengucapkan alhamdulillah, sarasehan seni tahun 2023 resmi saya,” Ungkap Eri Argawan.

TBJ menghadirkan seniman, budayawan, pelaku/penggiat budaya, pemerhati, pengamat, utusan dari organisasi terkait bahkan akademisi hingga 50 orang sebagai peserta dengan 4 narasumber yaitu Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan; Kepala Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko SS; Budayawan, Drs. Ja’far Rassuh; dan Pemerhati Tradisi, Nukman, S.S., M.Hum.

Kegiatan tersebut dari empat sesi berjalan alot, namun dipenuhi dengan semangat yang sama untuk membangun atmosfer berkesenian yang kondusif, terarah, terukur dan diharapkan mencapai sasaran jelas bagi kemajuan seni budaya di Jambi.

Sarasehan menghasilkan rumusan yang diputuskan bersama, yaitu:
Dihari pertama, 16 Mei 2023
TEMA: TATA KELOLA DAN KEMITRAAN

  1. Perlunya Petunjuk Pelaksanaan/ Sop/ Acuan Kerja Oleh Taman Budaya Jambi Yang Dapat Dibahas Bersama Pelaku/ Penggiat Seni Untuk Dipedomani.
  2. Taman Budaya Jambi Dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah v Jambi Membangun Kemitraan Dan Sinergisitas Untuk Menunjang Aktivitas Kebudayaan Yang Melibatkan Pelaku/ Penggiat Seni Budaya.
  3. Mengusulkan Peninjauan Kembali Pergub No.25 Tahun 2018 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi ( Tusi ) Taman Budaya Jambi.

Dihari kedua, 17 Mei 2023
TEMA: EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

  1. Taman Budaya Jambi menunjuk kurator untuk menjembatani karya seni, seniman dan masyarakat.
  2. Perlu pemahaman tentang penggunaan istilah eksperimentasi dan pengolahan
  3. Taman Budaya Jambi harus memperjelas program dan teknis pelaksanaan kegiatan
  4. Taman Budaya Jambi harus sering melaksanakan dialog dan forum diskusi
  5. Usulan program tahun depan dibedah dan didiskusikan pada tahun berjalan
  6. Taman Budaya Jambi tidak bisa sendiri melaksanakan tusinya
  7. Komitmen Taman Budaya Jambi sebagai fasilitator.
  8. Dalam pelaksanaan program kerja kesenian Taman budaya Jambi memfasilitasi pelaku dan penggiat budaya sesuai Tusi.
  9. Taman Budaya Jambi melibatkan pelaku/penggiat dalam penyusunan program kerja berdasarkan kepada peraturan pemerintah yang ada.
  10. Taman Budaya Jambi melalui laman resminya menyiapkan tautan yang berisikan petunjuk teknis dan pelaksanaan program kerja.
  11. Kurator yang ditunjuk oleh Taman Budaya bertanggung jawab penuh kepada semua materi dan konsepnya, istilah yang ada pada program taman budaya.
  12. Pelaku/Penggiat Budaya memberi usulan pergelaran menyertakan hasil kajian, dan dokumentasi visual.
  13. Bentuk tim penjabaran dari rumusan masalah sarasehan seni 2023 selambat-lambatnya 3 hari dari pelaksanaan saresahan seni.

Menariknya dalam sarasehan, dari berbagai pertanyaan dan rumusan yang telah disepakati adanya pandangan dan gagasan dari Ady Santoso (Dosen Program Studi Seni Drama Tari dan Musik Universitas Jambi)

“Pada saat sesi diskusi mencoba berurun rembuk, menyampaikan pandangan, gagasan, bisa juga pokok pikiran perihal menurutkan rumusan yang telah ditetapkan kepada strategi pencapaian kinerja UPTD TBJ dengan mengadopsi konsep pentahelix dalam menghadirkan ekosistem kebudayaan dalam hal konteks ketercapaian rumusan-rumusan kesenian yang telah ditetapkan UPTD TBJ,” Urainya.

“Konsep pentahelix sendiri merupakan model inovatif pengembangan untuk menciptakan ekosistem berdasarkan kreatifitas dan pengetahuan, yang mana harapannya adalah sebuah solusi untuk pengembangan kegiatan kreatifitas, inovasi, teknologi yang lazim diterapkan pada industri kreatif. Maka melalui mosel konsep pentahelix yang saya adopsi ini, setidaknya terdapat 5 pilar guna mewujudkan ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan dalam kontes kesenian yang akan dicapai berdasarkan rumusan-rumusan yang ditetapkan UPTD TBJ. Kelima unsur dalam pentahelix tersebut adalah: (1) Pemerintah; (2) Komunitas/ Masyarakat; (3) Swasta/Industri; (4) Akademisi; (5) Media Masa,” Tambahnya menjabarkan.

Sebelumnya saat membuka sarasehan (Selasa, 16/05/2023) Dalam sambutannya kepala Taman Budaya Jambi, yang disampaikan Ayu Rahmawati Oktavia,S.Ip, MM, Kepala Seksi penyajian dan penyebaran Informasi menuturkan keberadaan Taman Budaya Jambi memiliki peran penting dalam turut menyangga kehidupan berkesenian masyarakat, sehingga perlu dibangun fondasi yang kokoh bagi keberlangsungan keberadaannya.

“Sebagai sebuah ‘taman’ dan pusat keragaman aktivitas kesenian, Taman Budaya Jambi harus membuka diri seluas-luasnya. Relasi Taman Budaya Jambi dengan masyarakat perlu dibangun. Sebuah keterbukaan yang dianggap perlu, sehingga masyarakat dapat melihat berbagai bentuk dan ragam kesenian yang tengah berkembang. Meski keterbukaan itu sendiri menjadi tantangan tersendiri ketika berkaitan dengan sumber daya manusia, dana maupun fasilitas yang dimiliki,” Tuturnya.

Sekretaris Dinas, Olvi Oktina, S.Sos

Lalu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi yang diwakili Sekretaris Dinas, Olvi Oktina, S.Sos berharap sarasehan seni dapat menghasilkan pokok pikiran untuk kemajuan kebudayaan dan pariwisata provinsi khususnya.

“Saya ingin menyampaikan pesan pak kepala dinas, bahwa dia menginginkan acara sarasehan ini dapat menghasilkan pokok pikiran untuk kemajuan kebudayaan dan pariwisata provinsi khususnya dan berkaitan dengan visi misi bapak Gubernur, menuju Jambi Mantap 2024,” Tutur Olvi Oktina.

Sarasehan seni menjadi Sebuah keterbukaan yang dianggap perlu, sehingga masyarakat dapat melihat berbagai bentuk dan ragam kesenian yang tengah berkembang. Meski keterbukaan itu sendiri menjadi tantangan tersendiri ketika berkaitan dengan sumber daya manusia, dana maupun fasilitas yang dimiliki. Kenyataan yang selama ini dialami, rasio antara banyaknya seniman (kelompok seni) yang ingin difasilitasi dengan jumlah kegiatan yang terprogram, sumber daya manusia yang melayani, dana dukungan terhadap program kegiatan serta fasilitas yang ada di Taman Budaya Jambi, tidaklah seimbang.

Melalui pembiayaan yang bersumber dari dana APBD Provinsi Jambi dan DAK Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Taman Budaya bertujuan untuk mendorong terpenuhinya standar pelayanan taman budaya sebagai lembaga pelestari budaya dan media edukasi bagi masyarakat, serta untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. (*/HN)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

58 + = 66