Di Balik Seragam Gagah, Ada Derita yang Terabaikan

1 Juli 2025 Nazarman

Oleh : Nazarman

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) kerap tampil tegas di garis depan, menertibkan pasar, mengamankan aset negara, dan menjaga ketertiban umum. Namun di balik seragam gagah dan tugas berat itu, nasib ratusan personel honorer Satpol-PP Merangin justru semakin memprihatinkan—terpinggirkan secara sistematis, terintimidasi oleh realitas kebijakan yang tidak berpihak.

Lebih dari 290 anggota honorer kini bekerja dalam ketidakpastian. Gaji mereka kerap molor, tunjangan dasar seperti jatah makan bagi petugas jaga 1×24 jam dihilangkan, dan yang lebih menyakitkan, mereka merasa diabaikan di tengah masuknya 60 pamong praja pemula berstatus ASN. Bukankah ini bentuk ketimpangan yang nyata?

Ini bukan sekadar persoalan anggaran defisit. Ini soal keberpihakan. Soal pengakuan terhadap jasa para tenaga non-ASN yang selama ini menjaga wajah pemerintah di lapangan. Mereka bertugas dalam sunyi, tanpa jaminan sosial yang layak, tanpa penghargaan yang setimpal, dan kini bahkan tanpa makan siang saat bertugas semalam suntuk.

Jika negara melalui Undang-Undang Ketenagakerjaan menjamin hak dasar pekerja, bagaimana mungkin Pemerintah Daerah justru mencabut hak paling elementer: makan untuk yang bekerja seharian penuh? Ini bukan lagi soal teknis belanja pegawai. Ini soal martabat kemanusiaan.

Maka kita pantas bertanya: Di mana kepala satuan? Di mana Bupati? Di mana solusi?

Apakah keberadaan ASN baru harus dibayar dengan terpinggirkannya honorer lama? Apakah efisiensi anggaran selalu harus bermuara pada pengorbanan mereka yang paling lemah dalam struktur birokrasi?

Sudah saatnya pemerintah daerah bersikap adil. Jika memang belum bisa mengangkat mereka menjadi ASN, setidaknya perlakukanlah mereka sebagai manusia yang telah berkontribusi nyata. Jangan biarkan mereka hanya jadi angka dalam lembar absen, namun tak pernah diperhitungkan dalam kebijakan.

Karena negara yang adil tidak hanya hadir saat pelantikan ASN, tapi juga saat gaji honorer molor dan nasi penjagaan tak lagi diantar.