24 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

BRG Mengintegrasikan Program Sekolah Pangan dengan Pembangunan Desa

4 min read

JAMBIDAILY EKONOMI – Inovasi dan daya lenting para petani gambut di Riau tidak diragukan. Mereka tidak melulu berharap atau menuntut bantuan. Sebaliknya, mereka tangguh menggalang keswadayaan. Ini menjadi modal sosial penting membangun gerakan petani yang akan menjadi pelindung ekosistem gambut di tingkat tapak.

Sekolah Lapang Petani Gambut dirintis BRG sejak akhir 2017. Pertimbangan utamanya adalah memberikan solusi kepada para petani gambut untuk dapat melanjutkan kegiatan pertanian tanpa merusak lingkungan. Secara khusus tanpa melakukan pembakaran.

Di lahan-lahan gambut tipis dengan fungsi budidaya, pertanian rakyat sudah lama dilakukan. Mereka menjadi pemasok bahan-bahan pangan bagi desa dan wilayah sekitar. Ketika bicara ketahanan pangan, maka desa-desa gambut ini sudah lama melakukannya.

Sekolah Lapang Petani Gambut BRG didedikasikan untuk mendorong gerakan petani yang mampu menjalankan pertanian bijak iklim di lahan gambut. BRG dan para mitra seperti LSM Kemitraan dan Proforest juga memfasilitasi para kader Sekolah Lapang membangun demplot atau kebun contoh Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) di desa masing-masing. “Khusus tahun 2019, ada 138 demplot yang tersebar di 130 desa/kelurahan. Membanggakannya, 59% atau 82 demplot itu dibangun secara swadaya oleh petani. BRG hanya memberi alat pertanian sederhana,” tambah Myrna.

Melihat pada keberhasilan demplot pertanian alami dan tanpa bakar ini, pemerintah desa-desa yang masuk ke dalam Program Desa Peduli Gambut mengalokasikan APBDes mereka untuk mengembangkan demplot-demplot ini.

Berdasarkan data BRG, sebanyak 143 Desa Peduli Gambut yang didampingi tahun 2019 di 7 provinsi, telah mengalokasikan sekitar Rp. 16,1 milyar untuk keberlanjutan Program DPG dalam APBDes. Peruntukan dana itu termasuk untuk pengembangan demplot PLTB sebesar Rp. 516 jutaan yang dilakukan oleh 18 desa.

Alokasi APBDes pada desa-desa DPG untuk Kegiatan Perencanaan Desa 2019
Peruntukan APBDes 143 DPG: Alokasi APBDes (Rp)
Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG): 3.191.103.000
Pemeliharaan IPG: 1.811.701.000
Peningkatan Kapasitas Pokmas: 2.245.488.700
Demplot PLTB: 516.500.000
Operasional MPA: 1.373.355.228
BUMDes: 4.479.667.830
Lain-lain: 2.514.194.000
Total: 16.132.009.758
(Sumber: BRG, 2020)

Petani Gambut Inovator dari Riau

Di Riau sendiri, ada 96 Desa Peduli Gambut yang didampingi sejak 2017. “Ada 96 demplot PLTB yang sudah dibangun. Lebih 20 desa berhasil mempertahankan dan mengembangkan demplot PLTB dan pertanian alami ini” kata Muslim Rasyid, Dinamisator Desa Peduli Gambut Riau. Dapat disebutkan sebagai contoh adalah demplot-demplot di Desa Bagan Sinembah, Bagan Sinembah Timur dan Tanjung Leban di Kabupaten Rokan Hilir. Desa Pedekik, Penampi, Tameran, Sungai Linau dan Bandar Jaya di Kabupaten Bengkalis, Desa Buantan Lestari, Temusai, Jati Baru dan lalang di Kabupaten Siak, Desa Rimbo Panjang di Kabupaten Kampar, Desa Rawa Asri, Rawa Bangun dan Kelurahan Sekip Hilir di Kabupaten Indragiri Hulu, serta Desa Karya Tani dan Sungai Rukam di Kabupaten Indragiri Hilir.

Di Desa Rawa Bangun, Kabupaten Indragiri Hulu, misalnya, ada Pak Sukamtono (49 tahun). Dia satu dari sekian kader petani yang aktif di Sekolah Lapang BRG. Kembali ke desa, Sukamtono juga membuat demplot secara swadaya. Ia menanami demplotnya dengan jagung. Beberapa kali gagal, tidak membuat Sukamtono putus asa. Kegagalan di fase awal membuka demplot dirasakan hampir semua petani. Ismail di Pedekik misalnya, juga mengaku tiga kali gagal.

Kini, Sukamtono melihat tanaman jagungnya tumbuh subur. Upayanya diikuti warga desa lain. Mereka bahkan mengganti tanaman sawit yang sulit diremajakan lagi dengan tanaman jagung. Ada sekitar 35 hektare lahan kebun sawit masyarakat di Rawa Bangun yang berubah menjadi tanaman jagung.

Sementara itu di Kabupaten Siak, Badri dari Desa Buantan Lestari, makin mantap mengembangkan demplot PLTB dan pertanian alami ini. Tanaman cabai menjadi favoritnya. Kesungguhan Badri menjadikan demplotnya sebagai laboratorium pertanian gambut ala petani, membawanya kini menjadi salah seorang guru Sekolah Lapang. Bersama BRG, Badri berkeliling ke berbagai tempat di Indonesia untuk mengajarkan PLTB dan pertanian alami.

Inovasi dan daya lenting para petani gambut di Riau tidak diragukan. Mereka bukan petani yang melulu berharap atau menuntut bantuan. Sebaliknya, mereka tangguh menggalang keswadayaan. Ini menjadi modal sosial penting membangun gerakan petani gambut yang akan menjadi pelindung ekosistem gambut di tingkat tapak.

BRG memberikan ruang yang lebar kepada para petani seperti ini untuk terus berinovasi dan berbagi cerita kepada banyak pihak. Desember 2018 lalu, misalnya, Kholil, petani gambut dari Desa Bagan Sinemba Kabupaten Rokan Hilir, memaparkan pengalamannya menjalankan pertanian tanpa bakar di hadapan dosen dan mahasiswa, wakil pemerintah dan LSM Singapura.

Pada acara bertajuk Practitioner Roundtable for Sustainable Peatland Governance yang diselenggarakan Asian Research Institute di National University of Singapore, Kholil dengan penampilannya yang sederhana, bercerita bagaimana transformasi yang dilakukan para petani di Riau untuk mengurangi kebakaran gambut. Penjelasan Kholil membuat publik Singapura mengerti bahwa Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan petani gambut di Indonesia serius mengatasi kebakaran. Karena semua tidak menginginkan bencana asap terjadi.

Tanpa disadarinya, Kholil saat itu sedang membantu pemerintah menjalankan diplomasi iklim. Tidak hanya Kholil, Sukamtono juga melakukan hal yang sama. Pada Desember 2019, ia tampil di salah satu sesi diskusi pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 25) di Madrid, Spanyol. Sukamtono juga bercerita tentang pengalamannya mempraktikkan PLTB. Lalu, hal serupa juga dilakukan Badri pada tahun 2018. BRG mengajaknya menghadiri sebuah pertemuan regional yang diselenggarakan sebuah organisasi nirlaba internasional, The Centre for People and Forests (RECOFTC) di Bangkok. (*/BRG)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 + 2 =