Saat Pandemi, Sudjiwo Tejo: Seniman Butuh Ekspresi bukan BLT, Ngerti Gak Pemerintah!
3 min readJAMBIDAILY SENI, Budaya – Sudjiwo Tejo, seniman Indonesia meluapkan kegelisahannya kepada pemerintah selama pandemi covid-19, karena Krisis ekonomi melanda sektor informal. Banyak Seniman dan artis yang kehilangan pekerjaan serta kesempatan berkarya, bukan hanya sekedar Bantuan Langusng Tunai (BLT).
“Seniman butuh ekpresi bukan BLT, misalkan berikan bantuan dan ruang untuk melakukan pergelaran seni itu jauh lebih berarti, ngerti gak itu pemerintah,” Tegas Sudjiwo Tejo, sebagaimana dikutip jambidaily.com (Jum’at, 04/12/2020).
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tejo kepada lebih dari 200 wartawan se-Indonesia, dalam webinar bertajuk ‘Tetap kreatif dan produktif di kala Pandemi, Bagaimana kita mensiasati keadaan?’ diselenggarakan BBC Media Action dan Dewan Pers.
Menurut Sudjiwo Tejo, terpenting bagaimana seniman dapat bertahan pemerintah jangan hanya memberikan bantuan langsung, tetapi memberikan ruang ekspresi atau membeli karya karena dengan begitu seniman dapat terus produktif.
“Sampaikan kepada pemerintah, kenapa tak menghidupi seniman lewat membeli karyanya seperti lukisan, dipasar seni itu banyak karya dibeli dan bisa di pajang-pajang gedung-gedung pemerintah itu, atau kuda lumping dipentaskan. Soal makan kami bisa tapi seniman butuh tempat ekspresi,” Ungkap Sudjiwo Tejo.
Tidak hanya kepada pemerintah, seniman nyentrik ini juga berpesan untuk para seniman di Nusantara agar saling bantu, saling mendukung satu sama lainnya. “Kepada seniman khususnya, agar bertahan di masa pandemi yaitu berpikir tidak hanya untuk dirinya namun dapat membantu pekerja seni yang lain,” Tambahnya.
Semua tak terlepas dari peran media massa, sudah saatnya mulai memberikan ruang kepada seniman, pers wajib mendorong untuk itu. “Misalkan radio, putarkan lagu-lagu daerah itu akan membuatnya jadi punya tempat. Jangan hanya lagu-lagu moderen, mengapa pers harusnya mendorong itu, marilah kita terus suarakan kekayaan kita,” Ujarnya.
Sudjiwo Tejo pada kesempatan ini berpesan sangat besar harapan, agar media dapat membuat duit berputar sehingga ekonomi sedikit banyak mampu bergerak. “Kalau dalam konteks kesenian, mengajak masyarakat menonton tetapi dijaga protokol kesehatan. Kalau berkerumun gak boleh jadi gimana? sudah sangat jelas kita harus tetap menjaga ruang publik dengan protokol kesehatan covid-19. Ada beberapa kesenian memang harus istirahat dulu, jadi ya harus bagaimana lagi,” Tandasnya.
Dalam webinar yang dipandu oleh Ferdinandus Setu (Kominfo) tersebut, selain Sudjiwo Tejo hadir juga selaku narasumber Garin Nugroho, Sutradara kondang Indonesia di dunia film; Jacky Mussry (MarkPlus); Maria Y Bennyamin (Pemred Bisnis Indonesia); dan Agus Sudibyo, Anggota Dewan Pers.
Garin Nugroho berharap adanya kebersamaan untuk membangun ruang publik, untuk juga bersama-sama patuh dan menjaga protokol kesehatan.
“Membangun ruang publik dan perlu dibangun kembali dengan protokol kesehatan covid-19. Ruang ekpresi dan ruang produktivitas akan terbangun jika kita bisa berani melakukannya, sehingga seniman dapat mampu bertahan,” Tuturnya.
Sementara itu Maria Y Benyamin mengakui bahwa Sektor seni memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia, sudah seharusnya didorong agar terjadi perputaran uang disana.
“Sektor seni memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia, maka kami pun juga ingin mendorong pemerintah untuk memperhatikan hal tersebut. Dan kami akui bahwa bisnis Indonesia belum mendorong bagaimana duit mampu berputar di sektor seni,” Ungkap Maria Y Benyamin, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia.
Pada webinar ini, para narasumber mengajak seluruh pihak khususnya media supaya dapat meningkatkan optimisme masyarakat. “Mari rekan media, kita bangkitkan rasa optimisme tersebut,” Tutup Agus Sudibyo.
(Hendry Noesae)