JAMBIDAILY PERISTIWA-Alangkah kagetnya Adam ketika dinihari menjelang subuh itu membuka pintu seekor harimau sudah duduk di teras rumahnya.
Pria yang masih lajang di usia 40 itu buru-buru menarik lagi pintu karena takut harimau bertubuh besar itu masuk. Tapi sebelum pintu menutup si belang sudah lebih dulu ngeloyor pergi, sepertinya dia juga kaget dan takut melihat manusia.
Kejadian yang dialami Adam membuat keresahan warga di Desa Pangkalan Sulampi, Kecamatam Suro Makmur, Aceh Singkil memuncak. Sudah tiga hari itu warga ditakuti oleh harimau yang sama. Beberapa warga sudah ada yang tepergok harimau itu di kebun, sebagian besar mendengar cerita dari mulut ke mulut.
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Singkil sejak awal sudah berusaha mengamankan harimau itu dengan memasang perangkap berisi umpan satu ekor kambing. Tapi si harimau rupanya lebih senang berkeliaran di dalam desa ketimbang melirik kambing yang dipasang di pinggir desa.
Hingga akhirnya pada hari kelima usaha petugas BKSDA Aceh Singkil menangkap harimau itu berhasil. “Sang raja hutan kami dapati sekitar jam 7 pagi tadi sudah berada dalam jebakan, dan yang pertama menemukan adalah warga yang ikut berjaga dengan kami,” kata Kepala Resort Wilayah XVIII Singkil, Sutekno, kepada acehonline.co, grup Siberindo.co, Rabu (23/12/2020).
“Sejak awal kami pasang perangkap dengan umpan satu ekor kambing. Baru di hari kelima sang raja hutan masuk dalam jebakan,” kata Sutekno lagi bungah.Sutekno menambahkan, kucing besar yang diketahui dari jenis harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) itu akan dibawa ke balai untuk diperiksa terlebih dulu kondisi kesehatannya.
“Kemudian akan kami ambil tindakan sesuai arahan pimpinan dan aturan yang ada,” ujarnya.Sementara itu keresahan warga Pangkalan Sulampi belum sirna. Pasalnya, seperti disebutkan Sukisman, masih ada dua lagi harimau yang berkeliaran bahkan kerap memangsa ternak warga.
“Kami dari warga mengucapkan terima kasih kepada BKSDA Aceh Singkil yang telah berhasil, sebab keresahan kami selama ini sudah berkurang. Sekarang berhubung masih ada yang belum dapat ditangkap, kami mohon kepada BKSDA agar meningkatkan jebakannya, agar Kambing dan sapi kami terhindar dari binatang buas itu,” harapnya.
(*/sib)