16 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Hj. Hesti: Kenyang tidak Harus Nasi, Enam Sumber Karbohidrat Selain Beras

3 min read

JAMBIDAILY ADV – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jambi sekaligus Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris SE (Hesti) mengemukakan, Kenyang tidak hanya dengan beras/nasi.

Berbagai pangan lokal juga bisa menjadi pilihan dan bagian yang harus kita ketahui, demikian dikemukaknnya Saat Pembukaan Gerakan Diversifikasi dan Talkshow Pangan Lokal, bertempat di halaman depan Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Selasa (16/11/2021)

Adapun Tema ” Sehat Bahagia Dengan Pangan Lokal. ” Hj. Hesti mengatakan, jika mulai hari ini kita harus bekerja sama untuk mengkampanyekan mengurangi konsumsi nasi dengan beralih ke pangan lokal yang beragam dan bergizi. “Sumber karbohidrat bukan hanya dari nasi, bisa beralih ke kentang, Singkong/ubi, jagung, pisang, sagu dan talas”, Kata Hj. Hesti.

“Keenam komoditas tersebut dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Sebagai perbandingan, satu porsi nasi berukuran 100 gram setara dengan 1,5 potong singkong seberat 120 gram. Kemudian satu buah talas besar dengan berat 125 gram sebanding dengan satu porsi nasi.” Sambung Hj. Hesti.

Hj. Hesti juga menjelaskan, Sedangkan untuk jagung membutuhkan tiga buah jagung ukuran sedang agar setara dengan satu porsi nasi.” Setelah itu kentang. Satu porsi nasi setara dengan dua buah kentang (210 gram). Lalu, dua buah pisang (117 gram) setara dengan seporsi nasi. Terakhir, seporsi nasi sebanding dengan 50 gram sagu. Beragam pangan lokal sumber karbohidrat non beras ini selain mengenyangkan juga menyehatkan, sehingga bagi yang ingin melakukan diet juga sangat baik untuk mengkonsumsi pangan lokal tersebut. Tentu disertai dengan olahraga yang teratur dan gaya hidup sehat.” Jelas Hj. Hesti

Hesti mengatakan, Pola hidup sehat, bukan hal yang mudah diterapkan ditengah masyarakat yang mayoritas nya menkonsumsi nasi sebagai makanan pokok.“Orang kita Jambi kalau belum makan nasi belum kenyang, itu fakta. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kita semua untuk mulai merubah itu bahwa sumber karbohidrat tidak hanya dari nasi masih ada yang lainnya”, katanya lagi.

“Sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi perilaku makanan masyarakat yang terkait erat dengan gaya hidup, terlihat adanya kecenderungan makanan tradisional makin tergeser oleh makanan modern, namun makanan tradisional masih dapat bertahan, karena masih adanya keterkaitan dengan adat dan budaya masyarakat. ” Sambung Hesti.

Lebih lanjut Hesti memaparkan, guna memotivasi masyarakat agar mau mengkonsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal sesuai dengan salah satu program PKK yaitu menciptakan Sumber Daya Manusia yang sehat dan cerdas melalui penerapan konsumsi pangan lokal.

“Maka setiap unit kerja yang terkait dengan ketahanan pangan dan kelompok masyarakat, perlu melakukan sosialisasi maupun gerakan secara terus menerus untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. “pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi Ir. H. Amir Hasbi, ME menyampaikan, tujuan dilaksanakan gerakan diversifikasi pangan lokal yaitu, sebagai antisipasi krisis pangan global dan ancaman kekeringan. Penyedia pangan alternatif sumber karbohidrat lokal non beras. Menggerakan sektor ekonomi masyarakat. Serta mewujudkan sumber daya manusia yang sehat aktif dan produktif melalui cakupan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.

” Diversifikasi pangan atau modifikasi pangan lokal sangat di perlukan untuk mengurangi stunting, karena pangan lokal sarat akan kaya gizi, umbi umbian sebagai sumber prebiotik untuk meningkatkan imunitas. ” sambungnya.

Kegiatan ini dihadiri 183 peserta yang terdiri dari para OPD se Provinsi Jambi, TP PKK Provinsi Jambi, Kepala Dinas Ketahanan pangan Kabupaten/kota se Provinsi Jambi, UMKM pangan lokal, KWT P2L kota jambi jiga diikuti secara online TP PKK Kabupaten/kota (Sapra Wintani, Photo/Vidio Harun/DISKOMINFO)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

24 − 15 =