Produksi Ayam Potong Diproyeksi Surplus, KBI Sarankan Pengusaha Memanfaatkan Resi Gudang
3 min readJAMBIDAILY JAKARTA – Ketersediaan stok akhir daging ayam Indonesia di 2022 diperkirakan mengalami surplus sebesar 903.267 ton. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan, produksi daging ayam tahun 2022 diproyeksikan mencapai 4,098 juta ton, terdiri dari 20 rb ton stok awal tahun dan total produksi tahun 2022 diperkirakan mencapai 4,078 juta ton. Sementara untuk total kebutuhan secara nasional tahun 2022 diperkirakan mencapai 3,195 juta ton.
Terkait proyeksi surplus daging ayam tersebut, Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia mengatakan, “Ada baiknya para pengusaha ayam potong memanfaatkan resi gudang. Dengan instrument ini, para pengusaha dapat menyimpan ayam potongnya dalam bentuk ayam karkas beku. Selanjutnya pengusaha dapat menjaminkan resi gudang yang dimiliki untuk mendapatkan pembiayaan dari lembaga pembiayaan. Dengan mekanisme ini, pengusaha ayam potong dapat menjaga keberlangsungan usahanya, setelah memperoleh pembiayaan”.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, “Kedepan, Kami sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang bersama dengan para pemangku kepentingan di Sistem Resi Gudang, akan terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di perdagangan ayam potong, terkait manfaat pemanfaatan resi gudang. Dengan pemahaman yang baik tentang resi gudang dari para pelaku industri ayam potong, harapannya kedepan pemanfaatan resi gudang ayam karkas beku terus meningkat.”
Terkait Resi Gudang Ayam Karkas, Widiastuti Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengatakan, “BAPPEBTI menawarkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang ayam dalam bentuk ayam karkas sebagai jalan agar Integrator BUMN dalam hal ini PT. Berdikari, yang juga telah mendapatkan Persetujuan sebagai Pengelola Gudang mampu membangun ekosistem perunggasan yang mampu menyerap produk peternak mandiri dengan harga yang pantas”.
Widiastuti menambahkan, “Terdapat dua macam bisnis model yang ditawarkan melalui pemanfaatan SRG untuk meminimlaisir peliknya permasalahan tata niaga ayam potong. Yang pertama adalah pemanfaatan SRG disisi hulu, dimana untuk mengatasi mahalnya harga pakan ayam dapat memanfaatkan gudang SRG sebagai tempat penyimpanan bahan baku pakan yaitu jagung. Dengan adanya kepastian stok bahan baku maka diharapkan harga pakan ayam relatif lebih stabil. Model bisnis yang kedua adalah pemanfaatan di sisi hilir, integrator menyediakan gudang Cold Storage untuk penyimpanan ayam karkas beku milik peternak mandiri agar mereka dapat memanfaatkan Pembiayaan SSRG yang diberikan melalui Lembaga Keuangan non bank sesuai dengan PMK No. 187 Tahun 2021, dengan plafon sebesar maksimal 500 juta atau 70% atas komoditi yang disimpan di Gudang SRG, dengan bunga sama dengan bunga KUR. Dengan kepastian jumlah pasokan ayam karkas beku yang dimilikinya diharapkan integrator mampu membidik pasar yang dapat meningkatkan nilai jual ayam karkas beku milik peternak tersebut”.
Sebagai catatan, dalam catatan KBI yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyebutkan, sepanjang tahun 2022 sampai dengan Agustus, registrasi resi gudang ayam karkas beku mencapai 14 RG dalam 54.164 Kg, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 1,2 Miliar.