Fiorenza Peraih Emas Sosiologi Nasional dari SMANSA

JAMBIDAILY PENDIDIKAN – “Jangan Takut Mencoba Hal Baru, Takutlah di Masa Depan Menyesal karena Dahulu Tak Sempat Berbuat Sesuatu”. Menurut Fiorenza nama panggillan akrabnya menyukai motto hidup itu, karena selagi muda berkarya, belajar, berprestasilah agar masa muda tidak terbuang sia-sia.

“Tantangan zaman saat ini semakin kompetitif, kalau kita terlena serta berhura-hura di masa muda maka akan menyesal di masa tua,” jelas Fiorenza.

Lanjutnya di zaman digitalisasi saat ini, kita harus dapat memanfaatkan teknologi. Tapi teknologi yang ada harus kita manfaatkan untuk hal-hal positif. Gunakan untuk menambah ilmu pengetahuan, melalui HP misalnya, kita dapat berselancar di dunia maya.

“Teknologi itu bagai pisau bermata dua, salah-salah menggunakan diri kitalah jadi binasa,” ungkapnya.

Awal mula mengikuti olimpiade untuk pertamanya, ia memutuskan segera mendaftarkan diri pada mata pelajaran Sosiologi. Ia mempersiapkan diri dengan mengerjakan soal-soal yang didapat dari berbagai teman dan mengambil melalui google.

“Haru berani mencoba,” kata anak dari pasangan Dianrita Novaria S.H. dan Sulhan Iskandar S.Kom.

8 Oktober 2023 lomba dilaksanakan oleh panitia penyelenggara. Saat diumumkan, ternyata ia masuk grand final. Ia pun semakin semangat sembari meminjam beberapa buku dari perpustakaan Smansa untuk belajar lebih giat dan bertanya kepada guru mapel Sosiologi.

“Alhamdulillah ketika pengumuman, saya dinyatakan sebagai juara 1 mapel Olimpiade sosiologi kelas 10 tingkat nasional. Prestasi yang diraih berkat kerja keras dan anugerah dari Allah SWT. Tentunya berkat dukungan dari orang tua,” ungkap Fiorenza.

Gadis berparas cantik ini bernama Fiorenza Putri Sulhan, lahir di Jambi 29 April 2008 lalu. Saat ini sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Kota Jambi, tepatnya duduk di kelas X E – 4.

Ketika ditanya cita-citanya, ia mengatakan ingin menjadi Public Relations. Karena pekerjaan di bidang ini memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan perusahaan kepada publik. Dan juga tidak akan merasa bosan akibat bekerja di kantor terus.

“Sebab, orang yang biasanya bekerja di kantor lima hari dalam seminggu tentu merasa bosan dengan rutinitas yang monoton. Kalau PR, kan kerjanya ada keluar ,” pungkas Fiorenza yang mendapat piagam Tahfidz quran Jus 30. (SB)