Ahli Ungkap 7 Tanda Terinfeksi Corona yang Kerap Tak Disadari
5 min readJAMBIDAILY PENDIDIKAN – Saat terinfeksi COVID-19, banyak keluhan gejala yang kerap dirasakan pasien. Salah satunya seperti gejala flu yang sulit dibedakan apakah kamu mengeluh gejala flu karena COVID-19 atau tidak.
“Seiring berjalannya waktu, menjadi bukti bahwa virus COVID-19 menyebar luas di seluruh negara kita, terutama di daerah yang lebih padat, lebih cepat dari yang kita duga,” kata William Schaffner, MD, spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School Kedokteran.
Lantas bisakah seseorang ternyata terinfeksi COVID-19 tanpa sadar?
“Kebanyakan orang yang mengidap virus Corona memiliki kasus infeksi yang tidak rumit, dan itu bisa dibedakan dari flu biasa atau flu karena COVID-19,” jelas pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, MD, peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
Para ahli mengatakan ada beberapa tanda yang bisa menjadi petunjuk bahwa seseorang mungkin sudah terjangkit COVID-19. Apa saja?
1. Mengidap flu berat
Wabah Corona pertama kali merebak di Wuhan, China akhir Desember tahun lalu. Sementara penelitian dari University of Texas menunjukkan ada dugaan COVID-19 mulai beredar sejak musim dingin lalu di Amerika Serikat.
Gejala yang kerap kali dikeluhkan pasien Corona adalah flu parah. Namun, gejala flu karena COVID-19 seringkali tidak disadari karena mirip dengan penyakit flu biasa.
Tetapi flu biasanya tidak menyebabkan sesak napas, sakit kepala parah, atau gejala gastrointestinal seperti yang dirasakan pada gejala COVID-19. Kamu perlu waspada jika mengidap flu disertai gejala seperti berikut:
– Demam atau kedinginan
– Batuk
– Sesak napas atau kesulitan bernapas
– Kelelahan
– Nyeri otot atau tubuh
– Sakit kepala
– Gangguan pada indra perasa dan penciuman
– Sakit tenggorokan
– Hidung tersumbat atau meler
– Mual atau muntah
– Diare
2. Gangguan pada indra penciuman dan perasa
Gejala COVID-19 lainnya yang sering tidak disadari adalah kehilangan kemampuan mencium atau merasakan sesuatu. Gejala ini cukup umum ditemukan pada pasien Corona, tetapi tidak semua orang mengalaminya.
“Hilangnya bau dan rasa telah menjadi ciri utama COVID-19. Meskipun gejala ini tidak terjadi pada semua orang,” kata Dr Adalja.
Data awal dari American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) menemukan bahwa, pada pasien COVID-19 yang kehilangan kemampuan mencium sesuatu, 27 persen sembuh dalam waktu tujuh hari, sementara sebagian besar membaik dalam waktu 10 hari.
Perlu diketahui, hal ini juga mungkin terjadi untuk sementara waktu kehilangan indra dengan kondisi pernapasan lainnya, seperti pilek, flu, infeksi sinus, atau bahkan dengan alergi musiman. Tetapi para ahli mengatakan bahwa gejala tersebut dapat bertahan pada beberapa orang dan berlangsung selama berbulan-bulan setelah pulih dari COVID-19.
3. Rambut rontok tanpa alasan yang jelas
Kondisi rambut rontok juga perlu diwaspadai menjadi tanda infeksi COVID-19. Pasalnya, beberapa pasien COVID-19 pasca sembuh mengalami hal ini.
Beberapa orang yang tergabung pada sebuah grup di Facebook, yang berisi pasien COVID-19, juga mengeluhkan rambut rontok. Kondisi ini lantas dikenal sebagai telogen effluvium.
“Dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kehamilan, stres ekstrem, penurunan berat badan, dan penyakit selain COVID-19,” kata Dr Adalja.
“Tidak mungkin Anda akan kehilangan lebih banyak rambut dari biasanya tanpa gejala COVID-19 lainnya, seperti batuk atau demam,” lanjut Dr Adalja.
4. Terkadang merasa sesak
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA menemukan bahwa pasien COVID-19 dapat mengalami sesak napas. Belum jelas berapa lama gejala COVID-19 ini bisa berlangsung, tetapi kemungkinan karena peradangan yang berlangsung lama di paru-paru.
“Ini adalah salah satu efek yang diketahui pada orang yang didiagnosis dengan COVID-19,” ungkap Dr Schaffner.
“Kalau sudah begini, mungkin penyakit yang Anda alami sebelumnya sebenarnya adalah COVID-19. Jika Anda mengalami sesak napas, hubungi dokter perawatan primer Anda untuk mendapatkan panduan atau minta rujukan ke ahli paru. Mereka sering dapat meresepkan obat dan perawatan, seperti inhaler, yang dapat membantu,” kata Dr Schaffner.
5. Batuk menetap dan tak kunjung sembuh
Batuk yang berkepanjangan adalah gejala lain yang dilaporkan oleh orang-orang yang mengidap gejala COVID-19, dalam penelitian JAMA.
“Batuknya kering, artinya tidak ada yang keluar, seperti dahak atau lendir,” jelas dr Adalja.
Data dari CDC menemukan bahwa 43 persen orang yang mengidap COVID-19 masih batuk 14 hingga 21 hari setelah dinyatakan positif COVID-19.
6. Merasa sangat lelah
“Ini adalah salah satu efek jangka panjang usai seseorang terkena COVID-19,” menurut studi JAMA.
Studi itu menemukan bahwa 53 persen pasien mengatakan mereka berjuang melawan kelelahan sekitar 60 hari setelah mereka pertama kali menunjukkan tanda-tanda virus.
“Kami melihat beberapa orang yang memiliki penyakit ringan yang mengalami kelelahan selama beberapa waktu,” kata Dr Adalja.
Namun, katanya, saat ini belum sepenuhnya jelas mengapa hal ini terjadi. Bisa jadi cara sistem kekebalan seseorang bereaksi terhadap virus, atau bisa juga cara virus bekerja di dalam tubuh.
Ingatlah bahwa kelelahan adalah masalah yang sangat umum dan dapat menjadi tanda berbagai masalah kesehatan termasuk, tentu saja, kurang tidur.
“Seperti rambut rontok, orang yang mengalami kelelahan akibat COVID-19 juga memiliki gejala virus lain sebelumnya,” sebut Dr Adalja.
7. Memiliki gejala yang tak kunjung sembuh
Para ahli menekankan bahwa COVID-19 merupakan virus baru, sehingga para dokter dan ilmuwan terus mempelajarinya lebih lanjut. “Penelitian tentang efek virus yang bertahan lama sedang berlangsung, dan saat ini sulit bagi dokter untuk mengatakan bahwa memiliki gejala tertentu dapat berarti Anda mengalami infeksi COVID-19, sementara yang lain tidak,” kata Dr Adalja. (detik.com)