Oleh :Nazarman
JAMBIDAILY. COM— Mobil dinas Bupati Merangin, H. M. Syukur, S.H., M.H., berhenti di halaman Dinas Kesehatan menjelang siang. Para pegawai yang semula santai langsung bergegas: ada yang merapikan meja, ada yang menyiapkan senyum, dan tentu saja ada yang menyiapkan kamera. Sidak pun dimulai seperti biasa, penuh instruksi dan dokumentasi.
Bupati menilai kebersihan kantor baru 50 persen dan memerintahkan setiap ASN membawa satu pot bunga. Pesan sederhana tentang disiplin dan keindahan, yang diakhiri dengan foto bersama di halaman kantor. Namun di luar jepretan kamera, muncul pertanyaan yang lebih mendasar: apa makna semua ini bagi masyarakat Merangin?
Rakyat tidak butuh foto-foto layaknya seorang artis. Mereka tidak menunggu unggahan kegiatan bupati di media sosial; mereka menunggu hasil nyata di lapangan. Air bersih yang tak kunjung mengalir, jalan rusak yang belum diperbaiki, gaji honorer yang menunggak berbulan-bulan itulah “kebersihan” yang seharusnya lebih dulu dibenahi.
Yang dibutuhkan Merangin hari ini bukan pot bunga di halaman kantor, tapi strategi besar bagaimana dana pusat bisa dibawa pulang ke daerah. Bagaimana bupati mampu melobi kementerian, mengunci dukungan politik, dan memastikan Merangin tidak hanya menjadi penonton dalam pembagian anggaran nasional. Karena tanpa lobi kuat, Merangin akan terus tertinggal hanya menambal lubang tanpa pernah membangun jalan baru.
Bang Syukur boleh rajin turun ke kantor dinas, tapi sidak tanpa diplomasi hanyalah seremonial tanpa substansi. Kepemimpinan sejati bukan tentang seringnya tampil di kamera, melainkan kemampuan membuka pintu anggaran, memperjuangkan proyek strategis, dan menegakkan keberpihakan pada rakyat kecil.
Sudah saatnya Bupati Merangin mengubah arah dari pemimpin yang sibuk disorot menjadi pemimpin yang benar-benar bekerja.
Rakyat tidak menunggu foto. Rakyat menunggu perubahan dan aliran dana pembangunan yang benar-benar sampai ke daerah.***











