banner 120x600
banner 120x600
JURNAL PUBLIK

Merangin 76 Tahun: Antara Usia Daerah dan Ujian Kepemimpinan

×

Merangin 76 Tahun: Antara Usia Daerah dan Ujian Kepemimpinan

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nazarman


JAMBIDAILY.COM-Usia tujuh puluh enam tahun adalah usia yang seharusnya mapan,

Bagi Kabupaten Merangin, ini bukan lagi fase mencari bentuk, melainkan tahap memastikan arah. Ulang tahun ini hadir di tengah perjalanan kepemimpinan Bupati M. Syukur dan Wakil Bupati Khafid Moen sebuah momentum yang patut dibaca sebagai cermin awal, bukan sekadar perayaan seremonial.


Dalam rentang waktu kepemimpinan ini, wajah kota mulai berubah. Ruang publik ditata, taman-taman dibangun, trotoar dipercantik. Ada upaya menghadirkan kota yang lebih rapi dan nyaman. Namun pembangunan selalu menuntut pertanyaan lanjutan: apakah keindahan ini berdiri di atas mutu dan kejujuran, atau sekadar kemasan visual belaka?


Merangin bukan hanya pusat kota.
Ia adalah desa-desa di hulu, jalan penghubung antarwilayah, sungai yang menopang kehidupan, serta hutan yang menjaga keseimbangan. Ketika pembangunan lebih menonjol di etalase kota, sementara wilayah pinggiran masih bergulat dengan infrastruktur dasar, persoalan lingkungan, dan proyek yang tak kunjung tuntas, maka ketimpangan bukan lagi kemungkinan melainkan kenyataan.


Ujian kepemimpinan M. Syukur–Khafid Moen tidak diukur dari jumlah proyek yang dipamerkan, melainkan dari ketegasan memastikan setiap pekerjaan direncanakan matang, diawasi ketat, dan diselesaikan sesuai aturan. Pembangunan yang terburu-buru, pengawasan yang longgar, dan toleransi terhadap pelanggaran hanya akan melahirkan warisan rapuh.
Di titik inilah persoalan kualitas pekerjaan harus disebut secara terang.


Masih terdengar keluhan tentang proyek yang terlambat, hasil yang belum lama dinikmati tetapi sudah rusak, serta pekerjaan yang terkesan dikejar target anggaran tanpa kepatuhan penuh pada spesifikasi teknis. Jika praktik seperti ini dibiarkan, maka taman, trotoar, dan bangunan publik bukanlah simbol kemajuan, melainkan monumen pembiaran. Ini bukan sekadar soal estetika, tetapi soal tanggung jawab penggunaan uang rakyat.


Di usia ke-76, Merangin membutuhkan lebih dari sekadar wajah kota yang cantik. Ia membutuhkan kepemimpinan yang berani menghentikan pekerjaan bermutu rendah, menegur OPD yang lalai, dan memutus kebiasaan lama yang merugikan publik. Tanpa keberanian itu, pembangunan hanya akan menjadi rutinitas anggaran yang miskin makna.
Ulang tahun daerah semestinya menjadi jeda untuk bertanya dengan jujur:
apakah pembangunan masih diarahkan untuk memenuhi kepentingan rakyat, atau telah terlalu lama dikompromikan demi kenyamanan segelintir pihak?


Selamat ulang tahun ke-76 Kabupaten Merangin.Semoga usia yang kian matang melahirkan kepemimpinan yang tegas dan berpihak yang tidak hanya membangun yang tampak indah di permukaan, tetapi juga berani membenahi yang keliru. Sebab sejarah daerah tidak akan mengingat baliho dan seremoni, melainkan keputusan-keputusan berani yang menyelamatkan masa depan.***

Tinggalkan Balasan