Tetap Ketat Prokes Covid-19, Taman Budaya Jambi Sukses Gelar Temu Teater Se-Sumatera
2 min readJAMBIDAILY SENI, Budaya – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) sukses menggelar Temu Teater Se-Sumatera 23 s.d 25 November 2020 di Gedung Teater Arena, Jalan Sei Arbai I, Sungaikambang, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
Agenda tahunan tersebut kali ini dihadiri Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung. Lalu kabupaten Batanghari, Merangin, Tanjungjabung Timur, dan kota Jambi yaitu Teater Tonggak, Teater AiR serta Sanggar Seni RASI.
Ada penurunan peserta yang berasal dari luar provinsi Jambi, karena terkait covid-19 “Ada penurunan peserta, tidak bisa kita pungkiri akibat dari pandemi covid-19 sangat penuh menjadi perhatian kita. Jangan sampai kegiatan ini menimbulkan penyebaran baru, kita mempertimbangkan keamanan peserta dan penonton. Walaupun kita batasi hanya setengah dari kapasitas gedung, dengan protokol kesehatan ketat,” Ujar Didin Sirojudin S.Sn Kepala TBJ (Selasa, 1/12/2020).
Penerapan prokes sangat ketat selama Temu Teater Se-Sumatera 2020, penonton tidak dizinkan memasuki gedung jika tanpa masker dan menutup gedung saat kapasitas sudah memenuhi batas maksimal.
“Tidak ada satupun penonton bisa memasuki gedung tanpa masker, kami cek suhu tubuh, wajib cuci tangan. Selain itu, saat sudah memenuhi batas maksimal, dengan berat hati kami tutup gedung. Kami harap penonton yang lalu saat ditolak masuk dapat mengerti keadaan yang kita hadapi,” Jelas Didin.
Didin saat dijumpai diruang kerjanya (Selasa, 1/12/2020) kepada jambidaily.com menjelaskan bahwa kegiatan yang sama juga berlangsung di kota Padang, provinsi Sumatera Barat pada 26 s.d 29 November 2020. “Setelah di Jambi, juga ada Pekan Teater Sumatera 2020 di kota Padang provinsi Sumatera Barat. Disana juga sama menerapkan protokol ketat, baik untuk peserta maupun penonton,” Tutur Didin.
“Upaya pencegahan tidak akan kendor dalam setiap kegiatan yang berlangsung di TBJ, kami tidak ingin menjadi titik penyebaran. Pada akhirnya akan berakibat terhenti semua aktivitas seni serta proses kreatif rekan-rekan seniman,” Pungkasnya.
(Hendry Noesae)