27 Juli 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

T A M U

10 min read

Ilustrasi/(dok. pexels.com/Pixabay)

Karya Hendry Nursal

 

 

Pemeran:

Akbar : Usia 40 tahun, Berwibawa dan Pekerja Kantoran

Istri Akbar: Usia 35 tahun, Ibu Rumah Tangga dan Sosialita

Putra : Usia 22 tahun, Anak Lelaki Akbar

Putri: Usia 15 tahun, Anak Perempuan Akbar

Tetangga, Pak RT, Teman Putra dan Tamu

 

PERTENGKARAN AKBAR DAN ISTRI, RUANGAN TERLIHAT GELAP KARENA PADAMNYA LISTRIK HANYA BERCAHAYA SENTER DARI TELEPON GENGGAM. SUAMI ISTRI ITU SALING MENYALAHKAN ATAS KESIBUKAN MASING-MASING. SEHINGGA DUA BUAH HATI MEREKA TIDAK DIPERHATIKAN DENGAN BAIK, LEBIH BANYAK DI LUAR RUMAH

Akbar : Dimana anak-anak, kenapa belum pulang? Ini sudah jam 7 malam

Istri : Biasa sedang bersama teman-temannya, di aktivitas masing-masing

Akbar : Aku bertanya mereka dimana?

Istri : (Diam saja)

Akbar : Dimana?

Istri : Tadi sudah aku jawab

Akbar : Dimana?

Istri : Apanya yang dimana?

Akbar : Otak kamu, (semakin marah) kamu saja tidak mengetahui anak-anak dimana. Jangan dibiarkan begitu saja mereka. Kamu terlalu sibuk sendiri bersama teman-teman mu nongkrong, kesibukan di luar kewajiban kamu.

Istri : Kecilkan suara kamu, di dengar tetangga

Akbar : Mana mungkin terdengar

Istri : Tetangga depan, kamarnya di lantai dua, suara kita bisa terdengar jelas jika kamu bicaranya berteriak seperti itu

 

LISTRIK MENYALA TETAPI PERTENGKARAN MEREKA TIDAK MEREDA, TERLIHAT RUANG TAMU SEDERHANA

FADE IN

Istri : Lantas apa bedanya dengan kamu! Kamu sibuk saja kerja, kerja, kerja, acuh tak acuh tumbuh kembangnya anak-anak

Akbar : Aku kerja juga untuk kalian

Istri : 24 jam sehari, 7 hari sepekan? Tanpa ada kata jeda. Memangnya kamu robot? Mustahil tidak ada satu hari pun bisa bersama anak-anak. Kamu pergi kerja jam 8 pagi, pulang jam 11 malam lalu tidur hingga 7 pagi kemudian bangun pergi kerja.

Akbar : tidak, ini aku sudah pulang

Istri : ya karena kamu kebetulan lewat dan ketinggalan kabel charge telepon, lalu sedikit lama karena listriknya padam. Kamu akan pergi kerja lagi bukan?

Akbar : Lalu aku?

Istri : ya harus! bagaimana

Akbar : bagaimana apanya?

Istri : Otak kamu!

Akbar : Kamu…(Telepon berdering) Iya siap, baik bapak, saya akan kerjakan seperti yang bapak tugaskan tadi siang. Iya bapak, saya sedang di rumah tadi kebetulan lewat karena saya ketinggalan kabel charge telepon. Iya bapak, siap (kepada Istri dengan sura keras) Apa kata kamu tadi? Berani kamu kasar dengan suami

Tetangga : Hey…kalian bisa tidak suaranya jangan keras-keras

Akbar : (menuju ke jendela) Apa salahnya, ini rumah saya! Kami sedang berbicara juga di dalam rumah

Istri : (Melihat telepon pintar miliknya)

Tetangga : Iya saya paham, tapi suara kalian sampai kesini. Kalian tegaskan itu sama suara supaya jangan keluar

Akbar : Kamu…(telepon berdering) Iya benar saya Akbar

Tetangga : (menjawab telepon) hallo sayang

Akbar : Oh ya ya, apa kabar kamu?

Tetangga : Baik kok sayang, nanti malam kita jalan ya

Akbar : Saya sedang di rumah, mungkin satu jam lagi menuju kesana

Tetangga : Kita berjumpa di tempat biasa ya sayang

Istri : (tertawa melihat yang ada di telepon pintar miliknya)

Akbar : Nanti saya telepon kalau andaikan sampai lebih dulu. Oh bukan-bukan saya, itu istri saya

Tetangga : Biasalah sayang, itu suara tetangga. Suaranya besar mungkin suka makan Toa (tertawa)

Istri : (tertawa lebih besar dan terpingkal-pingkal)

Akbar : Eh kamu tidak melihat saya sedang menjawab telepon, suara tertawa kamu mengganggu

Tetangga : Suka-suka saya, saya sedang duduk di kamar saya, sedang berbicara di telepon bersama pacar saya. Kenapa kamu yang berisik!

Akbar : Saya sedang bicara dengan Istri saya (kembali ke telepon) maaf-maaf bapak, ini tetangga saya sedikit aneh

Tetangga : Bukan kamu sayang, ini tetangga ku super aneh

Akbar : Baik pak, terima kasih

Tetangga : Oke sayang

Akbar : (kepada tetangga) kamu jangan ikut campur urusan orang lain!

Tetangga : Kamu yang duluan mengganggu ketenangan saya (sembari menutup gorden)

Istri : (tertawa) makanya kecilkan itu suara

Akbar : Kamu juga ikut menyalahkan saya, saya…(telepon berdering) Iya baiklah, siap, baik-baik, oke tentu sesuai keinginan bapak, baik-baik…

 

AKBAR MASIH TERUS BERBICARA DI TELEPON. ISTRINYA MENYAMBUT KEDATANGAN PAK RT

Pak RT : Assalamualaikum, permisi

Istri : (mendengar ada yang mengucapkan salam) Waalaikumsalam, Eh pak RT. Mari pak masuk dulu

Pak RT : Maaf ibu, saya cuma sebentar saja ingin menyampaikan pesan ke Pak Akbar, pak Akbarnya ada?

Istri : Ada pak, sedang menjawab telepon. Masuk dulu pak RT

Pak RT : Saya tidak bisa lama, dan ini penting untuk Pak Akbar

Istri : Oh begitu, sebentar ya pak RT (menuju Akbar dan menyentuh pundaknya)

Akbar : (menoleh namun masih terus berbicara di telepon)

Istri : Ada pak RT (tanpa suara hanya gerak mulut)

Akbar : (dengan gerakan tangan, menyatakan sebentar)

Istri : (menunggu sesaat, lalu kembali menyentuh pundak Akbar) pak RT buru-buru, dan ada hal penting (tanpa suara hanya gerak mulut)

Akbar : (menjawab dengan ekspresi wajah)

Pak RT : (melihat jam tangan, terus pergi meninggalkan rumah Akbar)

Istri : (kesal karena pak RT menunggu terlalu lama, lalu memukul pundak Akbar)

Akbar : Kamu mengganggu saja (bersuara keras), Hallo pak, hallo (telepon terputus) gara-gara kamu, bisa berantakan program yang sedang aku ajukan

Istri : Pak RT ingin menyampaikan hal penting ke kamu, dia sudah menunggu lama

Akbar : (menuju pintu) mana Pak RT? Kamu menipu saya

Istri : Kamu terlalu lama, dia sudah pergi

Akbar :  Bikin pusing saja

Istri : terserah! (sembari masuk ke kamar)

 

AKBAR KEMBALI MENELPON, TAK LAMA KEMUDIAN DATANG TEMAN PUTRA

Akbar : hallo bapak, maaf bapak. Tadi saya dikejutkan istri, kata-kata tadi bukan ditujukan pada bapak. Mohon maaf bapak, sampai dimana tadi pembicaraan kita pak?…oh begitu baik pak.

Teman : Permisi, selamat malam

Akbar : (menuju pintu) iya, maaf siapa ya?

Teman : Saya temannya Putra, apakah putranya ada pak?

Akbar : (telepon berdering) Iya saya Akbar, Oh ibu apa kabarnya, lama sekali kita tidak berkomunikasi. Iya ibu, saya saat ini sedang mengajukan proposal untuk mengerjakan satu proyek. Baik ibu, nanti kita atur waktu yang tepat. Siap terima kasih ibu (kepada teman putra) kamu mencari siapa tadi?

Teman : Putranya ada pak?

Akbar : (Telepon berdering) Hallo, maaf saya Akbar bukan Joni. Saya Akbar, saya tidak sedang bercanda, saya bukan Joni. Hallo…hallo (menggerutu) dasar tidak sopan, dia yang salah sambung, dia yang marah-marah (kepada teman putra) maaf kamu siapa tadi?

Teman : Saya temannya putra, saya…

Akbar : (telepon berdering) Iya saya Akbar, betul.

Teman : Saya temannya putra

Akbar : Ingin bicara dengan siapa?

Teman : Putranya ada pak?

Akbar : Oh dia sedang keluar, apakah ada pesan?

Teman : Saya pulang saja, nanti saya kembali lagi (meninggalkan Akbar)

Akbar : Baik, Nanti kalau sudah pulang saya sampaikan kepadanya, baik terima kasih (melihat-lihat) Nah, kemana anak tadi, dasar tidak sopan dengan orang tua, langsung pergi saja tanpa mengucapkan pamit.

 

AKBAR MENUJU RUANG TAMU DAN MEMANGGIL ISTRI

Akbar : Ibu, tolong bikin saya segelas kopi

Istri : Iya

Akbar : tolong bikin saya segelas kopi

Istri : (mengeluarkan kepalanya dari dalam) Iya, saya sudah menjawab tadi

Akbar : (tanpa menoleh ke Istri) Segelas kopi bu

Istri : (kesal, tanpa menjawab langsung masuk)

Akbar : (telepon berdering) Siap, iya bapak, sebentar lagi saya akan menuju kesana

Istri : (mengantarkan segelas kopi)

Akbar : (tidak melihat dan terus bicara di telpon) benar bapak, karena proposal itu menjadi kunci. Semoga perusahaan bapak menerima tawaran yang kami ajukan, iya bapak, baik terima kasih (langsung memanggil Istri) Ibu mana kopi saya, kamu ini katanya dengar saya panggil. Kopinya mana!

Istri : (tanpa menjawab masuk dan berdiri di dekat kopi yang telah diletakkannya di meja)

Akbar : Mana kopi, kan saya sudah bilang tolong buatkan saya segelas kopi

Istri : (hanya menunjuk ke arah kopi)

Akbar : oh sudah ya

Istri : (langsung masuk kembali)

Akbar : (telepon berdering) hallo (mati), (berdering lagi) ya hallo (mati), berdering lagi) hallo hallo (mati), (kesal langsung meletakkan saja telepon genggam lalu berdering dan dijawab tanpa melihat nama) Hei kamu mau main-main dengan saya, dari tadi dijawab. Bikin pusing saja, mengganggu saja! (melihat nama telepon) waduh, maaf bapak, mohon maaf dari tadi ada telepon saat dijawab lantas dimatikan. Saya pikir masih orang yang sama, maaf bapak (mati) duh gawat, bisa berantakan pengajuan saya

 

PUTRA PULANG, TANPA SALAM DAN MENGETUK PINTU LANGSUNG MASUK KE DALAM RUMAH DENGAN WAJAH SEDIKIT MURAM

Akbar : Darimana saja kamu, jam segini baru pulang?

Putra : Luar

Akbar : Iya kemana?

Putra : Sama teman-teman

Akbar : Duduk sini kamu, kamu itu ingat jam tidak, ini udah malam (telepon berdering) iya bapak, siap pak, siap akan saya laksanakan (ke putra) kamu boleh saja bermain di luar namun harus ada batasan, kalau waktunya…(telepon berdering) iya benar saya Akbar, oke saya akan teruskan pesannya (ke putra) kalau sudah waktunya…(telepon berdering) iya bagaimana? Okok, terima kasih

 

PUTRI PULANG, DENGAN SENYUM-SENYUM CERIA MEMASUKI RUMAH TANPA SALAM DAN MENGETUK PINTU

Akbar : Ini satu lagi, darimana kamu? Anak perempuan keluyuran saja

Putri : (langsung hilang cerianya seketika dan diam)

Akbar : Duduk sini kamu, kamu itu ingat jam tidak, ini udah malam (telepon berdering) iya bapak, siap pak, siap akan saya laksanakan

 

ISTRI KELUAR DARI KAMARNYA DAN MELIHAT DUA ANAKNYA SUDAH PULANG

Istri   : Apakah kalian sudah pada makan?

Akbar : (ke putri) kamu boleh saja bermain di luar namun harus ada batasan, kalau waktunya…(telepon berdering)  iya benar saya Akbar, oke saya akan teruskan pesannya

Istri : Mau ibu siapkan makan?

Akbar : (ke putri) kalau sudah waktunya…(telepon berdering) iya bagaimana? Okok, terima kasih (kepada putra dan putri) kalian paham!

Istri : Ditanya anak-anaknya sudah makan apa belum, jangan marah-marah saja tanpa menanyakan dengan baik-baik

Akbar : Kamu terlalu memanjakan mereka, mau jadi apa mereka besar nanti

Istri : (telepon berdering) Hallo ibu, iya ibu

Akbar : Saya ini sedang bicara

Istri : Siap, nanti kita kumpul di tempat biasa membahas rencana kita

Akbar : kamu malah menjawab telepon (telepon berdering) Iya bapak, baik pak, siap sesuai rencana kita pak

 

AKBAR DAN ISTRINYA SIBUK MENJAWAB TELEPON MASING-MASING, SEMENTARA PUTRA DAN PUTRI HANYA BENGONG MELIHAT KELAKUAN ORANG TUANYA. TAK LAMA TERDENGAR SALAM DI DEPAN PINTU

Teman : Permisi

Putra : (menuju pintu) ehh kamu

Teman : Ayo kita tempat biasa

Putra : Oke, ehh sebentar saya ajak putri ya

Teman : Oke

 

PUTRA MENGAJAK PUTRI PERGI BERSAMA TEMANNYA KELUAR RUMAH, SEMENTARA AKBAR DAN ISTRINYA TIDAK MENYADARI KALAU ANAK MEREKA KEMBALI PERGI BERMAIN.

Akbar : baik, terima kasih bapak (melihat ruangan tidak ada putra dan putri) Ibu kemana anak-anak

Istri : Iya ibu, terima kasih, Sampai jumpa disana ya besok

Akbar : Kemana anak-anak?

Istri : Tadi disini bersama kamu, kamu sibuk saja menjawab telepon

Akbar : Kamu juga menjawab telepon, sibuk dengan ibu-ibu sosialita

Istri : Kamu yang mulai!

Akbar : Kamu juga…(telepon berdering) iya bapak, siap pak….Iya saya sudah dekat pak, sudah hampir sampai ke lokasi pertemuan. Tolong pertimbangkan proposal saya

 

AKBAR MASIH DENGAN TELEPONNYA. ISTRINYA MENYAMBUT KEDATANGAN TAMU DENGAN TAMPILAN RAPI BAGAI PEJABAT PENTING ATAU PENGUSAHA KAYA RAYA

Tamu : Selamat malam, permisi

Istri : Iya, sebentar…Maaf mencari siapa ya pak?

Tamu : Saya mencari lokasi yang tepat untuk membangun Hotel atau Apartemen, apakah saya bisa berbicara bisnis dengan suami ibu?

Istri : Baik pak, silahkan masuk pak

Akbar : (Melihat ada yang datang langsung mematikan telepon) sebentar ada tamu, nanti saya telepon kembali pak.

Istri : pak ini ada tamu, katanya ingin berbicara bisnis

Akbar : Salam kenal pak, saya Akbar

Tamu : Saya langsung saja, saya sedang mencari lokasi untuk dibangun hotel atau apartemen. Saya lihat lokasi rumah bapak ini cocok…

Akbar : (telepon berdering) nanti saya telepon kembali

Tamu : Jadi saya ingin memberikan penawaran, mungkin saja…

Akbar : (telepon berdering namun dimatikan Akbar) Lanjutkan pak

Tamu : Mungkin saja bapak tertarik dan mau menjual rumah…

Akbar : (telepon berdering) maaf lanjutkan pak

Tamu : Jawab saja dulu pak teleponnya, mana tau itu sesuatu yang sangat penting

Akbar : Oh tidak pak, lanjutkan

Tamu : Saya akan membeli rumah bapak seharga…

Akbar : (telepon berdering)

Tamu : Rasanya saya tidak bisa berbisnis dengan Anda

Akbar : Maaf pak, saya tidak bermaksud

Tamu : Saya sudah utus pak RT kesini tapi anda malah tidak menemuinya, Anda juga menyepelekan anak saya ketika berkunjung kesini (menuju keluar rumah)

Akbar : Tapi pak?

Tamu : (berbalik kepada Akbar) Telepon yang masuk barusan, itu dari sekretaris saya, saya yang memintanya (berlalu pergi)

Akbar : (telepon berdering) Tamu? Iya ya, tadi barusan dari sini (kaget dan kebingungan) Apa? mengapa dibatalkan pak, proposal saya bukankah sudah memenuhi kriteria.  pak, pak hallo, pak hallo…pak (kepada Istri) semua berantakan!

 

FADE OUT

LISTRIK KEMBALI PADAM, AKBAR DAN ISTRI BERGEGAS MENGHIDUPKAN SENTER DARI TELEPON GENGGAMNYA

Akbar : Mengapa listrik di rumah kita kembali padam, tetangga tidak? Dimana anak-anak, kenapa belum pulang

Istri : tadi sudah pulang, tapi kamu cuekin mereka. Ya pergi lagi dia bermain bersama temannya

Akbar : Aku bertanya mereka dimana?

Istri : (Diam saja)

Akbar : Dimana?

Istri : Tadi sudah aku jawab

Akbar : Dimana?

Istri : Apanya yang dimana?

Tetangga : Woy…………………………Berisik

 

                                                                                                                                                               T A M A T

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − = 15