Categories JURNAL PUBLIK

Diamnya Zulhifni Jadi Tanda Tanya: Layakkah Calon Sekda Ini Dipercaya?

Editorial : Nazarman

Editorial ini merupakan lanjutan dari laporan sebelumnya berjudul “Dana Swakelola PUPR Merangin Diduga Mengalir ke Dua Pejabat Tinggi”.
Dalam laporan itu, sumber dan dokumen resmi mencantumkan inisial ZHF, yang berdasarkan posisi dan konteks waktu pelaksanaan proyek, dapat dipastikan mengarah kepada Zulhifni pejabat yang kini menjabat Pj Sekda Merangin sekaligus Asisten II Setda, dan tengah digadang-gadang menjadi calon kuat Sekda definitif.

Menariknya, ketika mantan Pj Bupati Mukti Said sudah memberikan bantahan terbuka, Zulhifni justru memilih diam.
Sikap bungkam itu kini menjadi tanda tanya besar di tengah publik yang haus akan transparansi.

Saat proyek swakelola senilai Rp2,8 miliar itu digulirkan, Zulhifni masih menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR, dinas yang menjadi leading sector pelaksanaan kegiatan.
Artinya, posisi dan tanggung jawabnya tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Namun hingga kini, tak ada pernyataan resmi darinya untuk mengklarifikasi atau meluruskan dugaan yang mencuat.

Diam dalam dunia birokrasi bisa diartikan sebagai kehati-hatian, namun dalam kasus ini, diam justru memupuk prasangka dan ketidakpercayaan publik.
Terlebih, Zulhifni sedang meniti jalan menuju jabatan tertinggi ASN posisi Sekretaris Daerah definitif, yang semestinya menjadi teladan integritas dan keberanian moral.

Publik tentu tidak menuntut banyak.
Mereka hanya ingin kejelasan, bukan kebisuan.
Sebab dalam era keterbukaan informasi, pejabat yang berdiam diri di tengah isu besar bukanlah tanda bijak, melainkan bentuk penghindaran.

Merangin membutuhkan pemimpin birokrasi yang bersih, terbuka, dan berani menjawab langsung setiap tudingan yang menyentuh integritasnya.
Zulhifni masih punya kesempatan untuk membuktikan itu dengan satu langkah sederhana: bicara jujur di depan publik.

Sebab dalam politik kekuasaan, diam mungkin aman,
tapi dalam politik moral, diam adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat.

Hari ini, pertanyaannya tinggal satu:
Layakkah calon Sekda ini dipercaya dengan keheningan yang justru mencurigakan?..***