Habib Rizieq Ditahan, Wamenag: Berdoa, Semoga Kasus Ini Selesai
2 min readJAMBIDAILY NASIONAL-Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi turut angkat bicara mengenai proses penahanan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Zainut meminta agar masyarakat tidak merespons berlebihan dan dapat mempercayakan pada proses hukum yang sedang berjalan.
“Ikuti saja prosesnya, berdoa semoga kasus ini selesai dan semua pihak mendapat keadilan,” kata Zainut kepada wartawan yang dikutip Senin, 14 Desember 2020.
Zainut meminta masyarakat tidak berlebihan menanggapi penahanan Rizieq dengan ajakan-ajakan berdalih jihad. Kekerasan dengan embel-embel agama dan jihad, tidak dibenarkan.
“Arti Jihad itu sendiri bukanlah perang, apapun dan di manapun yang dilakukan muslim untuk mendapatkan kekuasaan, ketenaran, harta dan kekayaan. Jihad adalah abstract noun atau masdar dalam bahasa Arab yang asal katanya “jahada” yang berarti ‘berjuang dan berusaha keras’. Jihad dalam konteks keislaman adalah melawan kecenderungan jahat dalam diri sendiri, seperti malas dan dengki,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro DPP PKB Maman Imanulhaq meminta masyarakat agar tidak termakan hoax di medsos. Terlebih lagi dengan ajakan-ajakan yang bersifat memprovokasi. “Tindakan provokasi dan intimidasi sudah barang tentu menyalahi aturan dan tidak etis pada konteks penegakan hukum itu yang harus kita hindari,” ujarnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini juga meminta semua orang taat terhadap hukum. Sebab, negara Indonesia adalah negara hukum. “Jadi tidak perlu ada orang yang melakukan intervensi kepada urusan hukum,” ujarnya.
Selain itu, Maman berbicara mengenai konteks jihad dalam sudut pandang agama Islam, jihad seharusnya diarahkan pada upaya melawan kemiskinan hingga kebodohan. Jihad yang relevan dengan situasi di Indonesia saat ini adalah melawan pandemi COVID-19, sehingga jihad bisa dilakukan dengan memakai masker hingga menjaga jarak.
“Jihad yang hari ini kontekstual adalah melawan penyebaran COVID-19. Jihad kita adalah disiplin, jihad kita adalah menjaga jarak, jihad kita mengikuti protokol kesehatan, jihad kita menjaga, apa namanya, memakai masker, dan lain sebagainya. Itu jihad yang terbaik,” ujarnya.
Maman menegaskan seharusnya masyarakat memahami ajakan jihad secara kontekstual. Bukannya justru memprovokasi aparat negara yang sedang bertugas.
“Sekali lagi, kita harus memahami ajakan jihad pada konteks Islam. Bukan memprovokasi aparat negara yang menjalankan tugas menegakkan hukum,” ujarnya.(*)
ft: pripos.id/google.co.id