Malam Puisi Jambi di Kawan Sejalan, Ngobrolin Lemari Bersama Hendry Nursal
3 min readJAMBIDAILY SENI – Di malam ke 8 puasa Ramadhan 2022 dan besoknya hari ke 9 (Minggu (10/04/22), di tempat ngopi Kawan Sejalan, bangku-bangkunya mulai terisi keseluruhan oleh pengunjung, mulai dari sendirian, berpasangan hingga berkelompok.
Di depan rumah putih, dua Stand Mic sudah ditegakkan, Dua kursi berwarna putih dan Satu meja pun sudah disiapkan. Dua orang maju menuju lokasi tersebut, Risti Mutiara Aritonang dan Zander Subagja dari komunitas Malam Puisi Jambi. Kata-kata mulai diucapkan, pertanda acara dimulai.
Minggu (10/04/22) komunitas Malam Puisi Jambi bersama cafe Kawan Sejalan mengadakan kegiatan Berpuasa Berpuisi Dadakan dengan acara intinya iyalah ngobrolin Lemari bersama Teater Tonggak.
Sebelum ngobrolin Lemari, beberapa puisi di bacakan oleh beberapa orang secara bergantian. Seusai itu, Hendry Nursal salah satu anggota Teater Tonggak diminta untuk maju mengisi ngobrolin Lemari.
Saat ngobrolin Lemari, Zander atau kerap disapa Deden mulai menanyakan terkait Teater Tonggak kepada Hendry. Sebagai anggota yang bergabung di Teater tersebut sejak awal tahun 2000 lalu tepatnya masih duduk di bangku SMA, Hendry menceritakan sejarah teater Tonggak sejak berdirinya pada tahun 1999 silam hingga perjalanannya sampai kini.
Tak hanya itu, sebagai seseorang yang dipercaya menjadi Koordinator Daerah Pelaku Teater Indonesia (PTI) Provinsi Jambi, Hendry juga menceritakan eksistensi dan perkembangan teater di Jambi.
“Teater itu membosankan. Tapi, apa bedanya dengan menjalankan hidup. Teater itu seperti kembali menjadi bayi, kita diajarkan untuk bicara, melangkah, bergerak dan sebagainya. Itu dilakukan berulang kali dengan latihan. Namun apa hasilnya?, hasilnya itu adalah karya,” sebut Hendry.
Saat disinggung terkait pelaku teater apakah bisa untuk berpuisi, Hendry tersenyum. Menurutnya, semua pelaku teater itu seharusnya bisa berpuisi. “Teater itu tidak hanya gerak. Naskah teater itu juga sastra. Saat di panggung, semua itu diucapkan seperti puisi dengan emosi,” ujarnya.
Ngobrolin Lemari, Hendry mengatakan kenapa Lemari dan ada apa dengan Lemari. Pertunjukan Teater bertajuk “Lemari” yang direncanakan akan dilaksanakan pada Juni 2022 mendatang ini, menurutnya banyak rahasia.
Ia menceritakan, di kehidupan sosial kenapa berbeda-beda hingga muncul kasta sosial. Seperti handphone, beda merek dan tipe bisa membedakan golongan sosial, padahal handphone memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk komunikasi meskipun fiturnya berbeda.
Lemari pun demikian, antara pakaian harian dan pakaian kondangan pastinya dibeda-bedakan tempatnya. Tak hanya itu, lemari menjadi tempat penyimpanan paling utama.
“Lemari itu umpama hati, semuanya kita simpan di situ. Terjadinya rasa untuk membeda-bedakan juga dari hati,” sebutnya.
Sayangnya, Hendry tidak mau menceritakan secara detail bagaimana Teater Lemari yang saat ini belum dipertunjukkan. “Datang saja saat pertunjukan mendatang,” ujarnya.
Untuk pertunjukan teater Lemari karya Hendry Nursal tersebut, ia sampaikan akan dilaksanakan selama 2 malam. Banyak Pelaku Teater di Jambi yang dilibatkan, mulai dari mahasiswa, alumni SMA, Pekerja dan sebagainya untuk berperan dalam karyanya yang di garap sejak tahun 2018 dan rampung di tahun 2019.
“Tahun ini harus terselenggara, sebab teater ini sudah beberapa kali gagal di gelar akibat situasi Pandemi Covid-19,” kata Hendry.
Komunitas Malam Puisi Jambi di tempat ngopi Kawan Sejalan
Malam Puisi Jambi dengan hastag datang, dengar dan bukalah puisimu ini merupakan komunitas para anak muda yang bertujuan untuk membangkitkan kembali dunia sastra di Jambi.
“Setiap seminggu sekali kami rutin mengadakan kegiatan seperti ini. Di sini, jika ada pengunjung siapapun itu yang ingin berpuisi, kami persilakan. Untuk pembahasan, setiap minggunya kami berbeda pembahasan,” kata Deden.
Sementara itu, Zulkifli pemilik Kawan Sejalan mendukung setiap program anak muda terkait edukasi. “Sebenarnya siapa pun bisa menggunakan tempat kami selagi itu positif,” ujarnya.
Hendry sendiri menilai positif kegiatan yang dilakukan oleh para penggiat sastra dan penggiat kopi tersebut. Ia juga memberikan apresiasi. “Terus lakukan. Suarakan, suarakan dan terus suarakan,” pungkasnya.
Sumber: (katoe.id)