14 November 2024

Jambi Daily

Media Online Publik Aksara Propinsi Jambi

Cerita Pasien Isolasi ‘212’ Terpenjara Ala Corona

4 min read

Pasien OTG Covid-19: “yang paling menyeramkan itu adalah kesepian, menahan rindu terhalang corona“

JAMBIDAILY PERISTIWA – Berpisah dari sanak keluarga dan kerabat tentulah tidak mengenakan bagi siapa saja, tapi keadaan mengharuskan untuk itu.

Berada ‘Dipenjara Corona’ bukan karena terlibat pidana, tapi diinggapi laknat corona musuh kita bersama

Hantaman bencana non alam asal Wuhan China itu disebut corona virus COVID-19, membuat gaduh dunia dan Indonesia. Siapa saja bisa diinggapinya, tidak peduli pejabat, kaya, miskin, tua maupun muda.

Di Jambi belakangan ini Kasus positif Covid-19 meningkat tajam…

BACA JUGA :Webinar bersama Mappilu PWI, KPU Jelaskan Ketentuan Pilkada di Masa Pandemi

Pengalaman menjalani isolasi di Balai penelitian kesehatan (Bapelkes) Pijoan, Jambi diceritakan JP pasien (423), dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 asal kota jambi.

Meski sarana yang disediakan pemerintah bisa dikatakan baik dan terbatas disini khsus pasien OTG, namun ia menyarankan agar orang-orang yang masih cikakak-cikikik diluar sana jangan sampai seperti dirinya.

Percayalah CORONA itu ada..!

Jangan abaikan protokol kesehatan dan menerapkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). “apapun alasannya, paling enak tinggal dirumah dan berkumpul dengan keluarga dan kerabat, bisa pergi kesan-kesini” kata JP, Sabtu, (3/10)

Awal dikabari positif Covid-19….

IKUTI JUGA :Pergizi Pangan Indonesia Melaunching Jingle dan Senam Gizi Seimbang

Diceritakannya, pada hari Sabtu, 26 September 2020 iya mendapatkan kabar dari salah satu tim gugus tugas Covid-19 Provinsi Jambi.

Melalui pesan whatsapp yang dikirim ke handphone pribadinya itu sekira pukul 15.00 wib, menyebutkan bahwa Iya dinyatakan positif covid-19

“Ass, sabar ya,, harus dilalui dengan tabah dan semangat agar cepat sembuh, dindo dinyatakan terkonfirmasi” begitu bunyi pesan dari jubir Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah, yang sontak membuat saya Schok

Lanjutnya, setelah mendapat kabar itu, iya langsung berkontek keluarga dirumah memberikan kabar itu.

BACA JUGA :Peduli Jurnalis, FJPI Jambi Bantu Wartawan Terpapar Covid

“Saya langsung telepon isteri saya, saya sampaikan dengan pelan-pelan, Ma kita harus tabah dan kuat ini semua ujian dari yang kauasa, papa dinyatakan positif Covid-19”

Mendengar kabar tersebut isteri saya terkejut, dan sempat tidak percaya.

“Papa sehat tidak ada gejala apa-apa, kok bisa”, ungkap isteri saya sambil menangis

Namun saya tetap menguatkan isteri saya, meskipun sebenarnya saya lah yang hampir ngedrop saat itu. “Tidak apa-apa, kita harus ikhlas dan kuat, percaya semua pasti pelalu.”kata saya ke isteri saya

LENGKAPI INFORMASI DENGAN :Anies Jadikan TMII dan Ragunan Jadi Tempat Isolasi Covid-19

Kamar 212,..Nomor cantik ‘Wiro Sableng’

Sepekan menjadi penghuni kamar ‘212’ lantai dua rumah Isolasi pasein OTG dan harus berdamai dengan keadaan dan realitas.

“harus membersihkan tempat tidur sendiri, ngepel sendiri, dan cuci pakain sendiri”, uangkap JP

Sementara, Untuk tim nakes yang bertugas disni iya hanya mengantar makannan dan ditaruh di depan pintu kamar.

“Untuk pelayanannya disini ngelayanin diri sendiri, berbenah sendiri, ketawa sendiri, bermain dan bercanda sendiri. “,jelasnya

Aktivitas fisik dikatakan JP ditempat isloasi, senam pagi bersama dibagi tiga sesi pada pukul 08.00 wib kurang lebih 30 menit setiap harinya. “Jadi selain senam pagi, kita mendap dikamar nonton, dari pagi ketemu pagi lagi, ya.. kurung lebih 22 jam kemudian”,jelasnya.

Suntuk…ya itu nyatanya.

Aturan yang ada disini tidak membolehkan keluar kamar/atau bertandang ke tentangga, apalagi berkatifitas diluar ruangan selain jam yang telah ditentukan.

“Wi-Fi tidak ada hanya sebagain gedung isloasi yang tercoper, Pasien OTG covid-19 harusnya banyak olahraga, namun jika hanya mengurung diri dikamar dikhawatirkan mengundang penyakit baru, ya stress..”

Andaikan diperbolehkan olahraga pagi dan sore..jenuh dan stress itu pasti teratasi, sembuh pun menanti.

JP yang masih harus menjalani isolasi  hingga sepekan ke depan ini mengaku masih dalam keadaan tanpa gejala. Meski tidak mendapat obat khusus yang diyakini menyembuhkan corona, ia tetap mengonsumsi vitamin yang diberikan nakes untuk meningkatkan imunitasnya.

“Mudah-mudahan swab kedua nanti hasilnya Negatif, mohon doa nya”, kata Jp

Pesannya, “yang paling menyeramkan itu adalah kesepian, menahan rindu terhalang corona”, kalian cerna sendiri.

 

Sumber : Ampar.id

 

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 + 2 =